Misteri Janin di Mumi Uskup Swedia: Ternyata Kisahnya Mengharukan

- 25 April 2021, 22:33 WIB
MUMI  USKUP & BAYI - Penelitian menunjukkan bahwa mumi Uskup dari Gereja Swedia-Denmark,  Peder Winstrup,  dimakamkan bersama jenazah cucunya, janin yang lahir dalam kondisi mati dalam usia  kehamilan lima atau enam bulan./KRZEWIŃSKA ET AL/JURNAL ILMU ARKEOLOGI VIA SCIENCE ALERT/
MUMI USKUP & BAYI - Penelitian menunjukkan bahwa mumi Uskup dari Gereja Swedia-Denmark, Peder Winstrup, dimakamkan bersama jenazah cucunya, janin yang lahir dalam kondisi mati dalam usia kehamilan lima atau enam bulan./KRZEWIŃSKA ET AL/JURNAL ILMU ARKEOLOGI VIA SCIENCE ALERT/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Setelah wafat pada 1679, mumi Uskup  Lund Peder Pedersen Winstrup dari Gereja Swedia-Denmark, dikeluarkan dari dalam pemakamannya di lemari besi keluarga di Katedral Lund pada 2021.

Terlepas dari pengawetan jenazahnya yang luar biasa untuk diteliti, tidak ada yang aneh tentang kematian atau penguburannya.

Setelah dikeluarkan dari dalam lemari besi, peti mati kemudian dibuka.  

Para ilmuwan pun terkejut.

Mereka menemukan kerangka seorang janin, yang wafat dalam usia kehamilan yang tidak lebih dari lima atau enam bulan. Janin ini terselip di antara betis Uskup Winstrup.

Baca Juga: NASA Temukan Bintang Proxima Centauri: Planetnya Dihuni Alien?

Menemukan janin atau bayi dengan jenazah seorang wanita, yang biasanya dianggap  ibu, bukanlah hal yang aneh dalam arkeologi. Catatan menunjukkan bahwa jenazah anak-anak juga dimakamkan di Katedral Lund, walaupun  terkadang tidak ada hubungannya dengan jenazah lain yang ditempatkan bersama jenazah.

Apalagi, makam itu kadang-kadang digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara jenazah walaupun kelamaan hingga berabad-abad sepeti jenazah Uskup  Winstrup.

Tapi,  ditempatkan di dalam peti mati seorang uskup? Seorang uskup penting dan terhormat, yang meninggal pada usia 74 tahun? Dan,  janin itu tidak hanya ditempatkan, tetapi disembunyikan di lapisan peti mati, seolah-olah disimpan dengan tergesa-gesa dan diam-diam. 

Ini adalah teka-teki yang harus dipecahkan para arkeolog. 

Baca Juga: Google Luncurkan Aplikasi Rekam Medis

"Tidak jarang anak-anak kecil ditempatkan di peti mati bersama orang dewasa. Janin mungkin telah ditempatkan di peti mati setelah pemakaman, ketika berada di dalam kuburan berkubah di Katedral Lund, sehingga dapat diakses," kata arkeolog Torbjorn Ahlstrom dari Universitas Lund, Swedia. 

"Menempatkan peti mati di lemari besi adalah satu hal biasa. Tetapi menempatkan janin di peti mati uskup adalah hal lain. Itu membuat kami bertanya-tanya apa hubungan antara anak itu dan uskup," lanjut  Ahlstrom, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari Science Alert,  Kamis, 8 April 2021. 

Kecocokan Gen Kedua Mumi

Tim arkeologi kemudian mengambil sampel dari kedua mumi, dan melakukan urutan genetik lengkap dari DNA yang diekstraksi. 

Jawabannya: Sekitar 25 persen gen mereka cocok!  

Ini menunjukkan adanya hubungan sekunder antara kedua mumi,  seperti antara paman dan keponakan, saudara tiri, sepupu ganda , atau lebih mungkin -mengingat usia relatif kedua mumi- adalah kakek dan cucu.

Temuan ini juga didukung oleh bukti kromosom. Mumi Uskup Winstrup dan janin tidak berbagi DNA mitokondria, yang diturunkan dari ibu. Ini berarti,  ibunya bukanlah putri Winstrup. Selain itu, kedua mumi berbagi kromosom Y, yang hanya dapat diturunkan dari ayahnya. 

Ini menunjukkan bahwa ayah dari anak tersebut adalah putra Winstrup.

Baca Juga: Sejarah 25 April, Wahana Antariksa Pioneer 10 Berhasil Melewati Orbit Pluto Pertama Kali

 

Dari pernikahan pertamanya,  uskup memiliki seorang putra yang bertahan hingga dewasa, yang juga bernama Peder Pedersen Winstrup. Menurut catatan sejarah,  Winstrup yang lebih muda,  belajar tentang benteng, bukan teologi, ketika kuliah di Universitas Leiden di Belanda saat masih muda.  

Winstrup  kemudian  menikah, selambat-lambatnya tahun pada 1679 dengan seorang wanita bangsawan muda bernama Dorothea Sparre, yang membawa serta Sodertou miliknya, nama kawasan tanah warisan mendiang ayahnya. 

Pada 1680, Kerajaan Swedia merebut kembali tanah yang diberikan kepada kaum aristokrat. Winstrup muda pun kehilangan tanah miliknya, termasuk pula Winstrup yang lebih tua di tanah Lundagard.

Dia menghabiskan sisa hidupnya dalam kemiskinan, tidak pernah menjadi ayah dari seorang anak laki-laki. 

Garis keturunan laki-laki meninggal bersamanya pada sekitar awal abad ke-18.

Karena itu, klaim para peneliti, mumi janin tersebut adalah bagian dari kisah sedih pria itu: ditempatkan di peti mati ayahnya,  sebagai tindakan simbolis: pewaris Winstrup laki-laki terakhir yang dimakamkan dengan kakeknya. 

"Dengan hasil dari analisis (DNA kuno)  silsilah, satu-satunya orang yang dapat memberikan kerabat tingkat kedua kepada Peder Winstrup,  melalui garis keturunan ayah, adalah putranya, Peder. Janin dari seorang anak laki-laki yang ditempatkan di peti mati ini, bisa jadi adalah cucu dari uskup, " demikian tulisan di makalah penelitian para arkeolog yang juga dipublikasikan di Journal of Archaeological Science.  

"Ada kemungkinan,  bahwa kerabat memiliki akses ke ruang bawah tanah,  tempat peti mati Winstrup disimpan, dan mungkin menyimpan janin di salah satu peti mati, dalam hal ini di Peder Winstrup," lanjut tulisan itu. 

Seseorang diduga ingin memastikan bahwa anak yang tak sempat menjalani kehidupan,  bisa tetap bersama keluarganya walaupun di alam kematian.*** 

 

Sumber: Science Alert

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah