Mahfud: Sulit karena KKB Jadikan Sandera dan Warga Sebagai Tameng Vs Dugaan TNI: Penyandera Sudah Terjepit

- 23 April 2023, 22:52 WIB
Pilot Susi Air Philips Mark Methrtens (jaket biru) di tengah anggota KKB di Papua.
Pilot Susi Air Philips Mark Methrtens (jaket biru) di tengah anggota KKB di Papua. /

KALBAR TERKINI - Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sejak 7 Februari lalu sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Menkopolhukam, Mahfud Md membeberkan sebab pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Merthens hingga saat ini masih terkendala.

Menurut Mahfud MD, ada 2 kesulitan yang dialami pemerintah untuk membebaskan sandera.

Pertama, KKB jadikan sandera sebagai tameng hidup.

Jadi kalau pihak pemerintah melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI) bergerak, KKB mengancam akan membunuh sandera.

Baca Juga: Profil dan Rekam Jejak Ganjar Pranowo, calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP

Kedua, KKB juga menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai tameng.

Ketika TNI menyerang, maka KKB akan menjadikan perempuan dan anak-anak di garis depan untuk menghadapi TNI, sehingga memberikan kesempatan pihak KKB untuk lari.

"Padahal kita harus menyelamatkan Warga Negara Asing sebagai negara yang beradab.

Kalau kita hanya sekadar menumpas itu tidak sulit, karena sejatinya TNI siap," jelas Mahfud usai berdialog bersama para ulama dan umaro di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu 22 April 2023.

Kesulitan-kesulitan yang disampaikan Mahfud Md itulah yang membuat pemerintah harus menyiapkan strategi khusus agar bisa segera membebaskan sandera dengan selamat.

Baca Juga: Harry Warganegara Buka Suara dan Meminta Maaf Atas Insiden Pistol Miliknya yang Meletus di Bandara

"Kita harus bersabar, pemerintah sedang menyusun langkah-langkah, agar dapat menjamin keselamatan sandera dan masyarakat," ungkap Mahfud.

Berbeda dengan Mahfud, Puspen TNI mengungkapkan kondisi KKB kini sudah terjepit.

"Kita tidak lagi bisa percaya mereka (KKB).

Mereka yang menyerang loh, yang mendahului mereka bukan kita.

Dan sekarang kondisinya terjepit," ungkap Kapuspen TNI, Laksda Julius Widjojono kepada wartawan, Minggu 23 April 2023.

Julius menduga saat ini ada beberapa anggota KKB yang tewas saat baku tembak di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, dengan pihak TNI.

"Iya, bayangkan 36 orang (prajurit TNI) itu kira-kira, menembak nggak dari ratusan peluru yang dibawa. Kan pasti menembak.

Baca Juga: Profil dan Daftar Kekayaan Kadinkes Lampung, Reihana. Pernah Beberapa Kali Terseret Kasus Korupsi

Nah, dari mereka pasti ada yang mati, tetapi mereka tidak menyebutkan itu, KST tidak menyebutkan," jelasnya.

Selain itu, saat proses evakuasi Pratu F yang diangkat dari jurang sedalam 140 meter tidak ada lagi potensi serangan.

Masifnya propaganda dan hoax yang disebarkan KKB pun jadi indikasi mereka mulai terjepit.

"Nah, ini tim bisa mengevakuasi yang kedalaman jurang 140 kalau situasi tidak aman kan tidak mungkin.

Baca Juga: Ternyata Segini Harta Kekayaan Dirut BUMN, Harry Warganegara yang Pistolnya Meletus di Bandara Hasanuddin

Pasti diserang kan. Iya kan benar, jadi mereka sudah terjepit sudah bubar kocar-kacir," tambahnya.

Julius menambahkan, indikator lain adalah KKB sebar hoax sebanyak-banyaknya dan semakin masif, serta meminta dukungan galangan pihak dalam atau luar yang menandakan pihak penyandera sekarang dalam keadaan panik.

Julius juga meminta KKB menurunkan senjata dan segera menyerahkan pilot Susi Air dan juga meminta masyarakat tidak terhasut propaganda dan memisahkan diri dari KKB.***


Editor: Yulia Ramadhiyanti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah