KALBAR TERKINI - Komnas HAM memeriksa sejumlah ajudan dari Irjen Ferdy Sambo terkait penembakan yang menewaskan Brigadir J.
Dari hasil pemeriksaan, Komnas HAM mendapat keterangan dari ajudan dan asisten rumah tangga, namun keterangan yang diperoleh tidak utuh dan kurang kaya infomasi.
Salah satu keterangan yang diperoleh Komnas HAM dari salah satu ajudan Irjen Ferdy, Bripka Ricky yang mengaku melihat adu tembak antara Brigadir J dan Bharada E, namun tidak secara utuh.
Baca Juga: Video Viral Foto Jenazah Brigadir J dan Cewek Jilbab TikTok dan Twitter, Inilah Kronologi dan Penjelasannya
"Ricky sendiri itu hanya menyaksikan sebagian. Tidak menyaksikan secara keseluruhan," ujar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik kepada wartawan, Rabu 3 Agustus 2022.
Diberitakan sebelumnya, pihak Komnas HAM telah memeriksa satu ajudan Irjen Ferdy Sambo yang tidak hadir dalam pemeriksaan pada Selasa 26 Juli 2022 lalu, dan asisten rumah tangga (ART) Kadiv Propam nonaktif itu pada Senin 1 Agustus 2022.
Maka, artinya seluruh ajudan Ferdy Sambo termasuk Bharada E telah diperiksa Komnas HAM.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan, pemeriksaan tersebut juga mendalami soal hubungan antar ajudan dengan ajudan hingga hubungannya dengan pihak istri Ferdy Sambo.
Menkopolhukam Mahfud MD memberikan komentar terkait pernyataan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, meminta petir yang menyambar CCTV di lokasi penembakan diperiksa.
Mahfud mengatakan bahwa logika publik sudah cerdas.
Baca Juga: Benarkah Brigadir J Ditembak dari Belakang? Kamaruddin Simanjuntak: Tidak Ditemukan Otaknya
Dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, Mahfud menuliskan senyum kecutnya mengenai permintaan Kamaruddin tersebut.
"Polemik di media tentang tragedi tewasnya Brigadir J menegangkan.
Tapi disela ketegangan tersungging juga senyum kecut saat pengacara keluarga Brigadir J bilang 'Kemarin katanya CCTV disambar petir, sekarang bilang CCTV ada.
Seharusnya petirnya diperiksa juga,” tulis Mahfud di akun Twitternya, dikutip Rabu 3 Agustus 2022.
Mahfud menambahkan bahwa logika publik cerdas terkait hal tersebut.
“Logika publik cerdas,” tambahnya.
Sebelumnya, Kamaruddin mengatakan hal tersebut sebelum diperiksa di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 2 Agustus 2022.
Dia menyebut data CCTV terkait kasus adu tembak yang telah didapat Polri harus diuji, lantaran awalnya disebut menghilang lalu akhirnya ditemukan.
"CCTV harus diuji. Kenapa harus diuji? Pertama CCTV sudah disambar petir. Kedua dekordernya diturunkan oleh orang lain yang bukan Polri.
Maka kalau tiba-tiba CCTV ketemu kembali, harus dibikin acara dengan petir, kapan petir mengembalikan CCTV itu," kata Kamaruddin.***