Marketplace Guru, Bantu Perbaiki Nasib atau Rendahkan Profesi Tenaga Pendidik? Ternyata Ini Alasan Nadiem

- 6 Juni 2023, 20:48 WIB
Sistem Marketplace Guru,  benarkan bisa membantu perekrutan guru honor?
Sistem Marketplace Guru, benarkan bisa membantu perekrutan guru honor? /Nurfadhilah/chanelsulsel

KLABAR TERKINI - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim tuai kritikan usai mencetuskan ide barunya terkait penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia.

Ide baru tersebut berupa gagasan pembentukan platform bernama Marketplace guru atau lokapasar. 

Pencetusan gagasan marketplace guru ini diklaim Nadiem sebagai upaya dalam mengatasi masalah tenaga guru honorer yang terjadi selama bertahun-tahun.

Marketplace Guru adalah suatu wadah bagi para guru untuk menemukan maupun ditemukan sekolah yang butuh talenta, nantinya database guru dapat dibuka oleh sekolah mana pun yang sedang merekrut talenta melalui lokapasar yang di sediakan Kemendikbud.

Baca Juga: Live Score Singapura Open 2023: Jonatan Christie Tumbang dalam Waktu 44 Menit, Hanya Dua Wakil ke 16 Besar

Nadiem sebutkan tiga alasan utama masalah guru honorer yang menjadi alasan utamanya membuat platform tersebut, antara lain:

- Guru bisa pindah, berhenti, pensiun atau meninggal sewaktu-waktu, tapi sekolah tidak bisa mengganti karena harus menunggu perekrutan guru ASN secara terpusat.

- Perekrutan guru ASN dilakukan terpusat karena adanya kekhawatiran bahwa jumlah dan kompetensi guru yang diangkat sekolah tidak sesuai kebutuhan.

- Pemerintah daerah tidak mengajukan formasi guru ASN sesuai kebutuhan sekolah.

Namun, banyak yang berpendapat Marketplace guru yang dicetuskan Nadiem tersebut tidak menyelesaikan masalah banyaknya jumlah guru honor yang bergaji ratusan ribu.

Baca Juga: War Tiket Argetina vs Indonesia di FIFA Matchday 2023, Berikut Cara Pembelian, Link dan Jadwal Penukaran Tiket

Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Cecep Darmawan menganggap marketplace guru menambah kontroversi baru yang muncul dari banyak aspek.

Mulai dari istilah nama yang digunakan yang mencerminkan guru sebagai barang dagangan hingga prosedur perekrutan guru yang tidak jelas seperti apa implementasinya.

Nama marketplace cenderung menunjukkan istilah di dunia bisnis, seakan-akan guru komoditi dan barang dagangan.

Cecep juga meminta Nadiem untuk fokus pada penyelesaian program rekrutmen 1 juta guru yang sampai hari ini masih terbengkalai dan menurutnya pembenahan rekrutmen guru dengan sistem marketplace tersebut bukan solusi yang tepat.

Baca Juga: Medsos untuk Kampanye, Kpu Izinkan 20 Akun Tiap Platform. Sudah Tegaskah Aturan Mainnya?

Marketplace guru dinilai hanya menjawab isu distribusi guru saja, hanya akan memudahkan sekolah yang membutuhkan tenaga pendidik sesuai formasi yang dibutuhkan dan tidak menjawab bagaimana tenaga guru honorer bisa secepatnya diangkat menjadi ASN sehingga mereka mendapatkan kelayakan penghidupan.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai platform marketplace guru bisa dikatakan merendahkan profesi guru karena program ini seakan-akan murni bisnis.

Ia menambahkan, profesi guru membutuhkan peran aktif yang tak cuma dipahami secara logika, tetapi juga harus bermakna.

Baca Juga: Daftar Harga iPhone Dibulan Juni 2023, Besutan Apple yang Terus Mumpuni dari Tahun ke Tahun

Guru pun tak hanya menyampaikan pesan yang bersifat keilmuan, tetapi juga budi pekerti yang mengandung nilai kebangsaan, Pancasila, toleransi, dan lain sebagainya.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Eksekutif Center for Education Regulation and Developments Analysis (CERDAS), Indra Charismiadji yang menyebut gagasan pemerintah soal marketplace guru tidak memiliki tujuan dan konsep yang jelas.

Menurutnya, gagasan soal marketplace ini tidak tepat untuk menjadi solusi masalah guru yang ada, terlebih saat ini banyak guru honorer di daerah yang masih mendapatkan gaji Rp 100 ribu per tiga bulan.***

Editor: Yulia Ramadhiyanti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah