Ilmuwan Jepang Buat Beras Mengandung Vaksin Kolera

- 27 Juni 2021, 23:08 WIB
Ilmuwan Jepang Buat Beras Mengandung Vaksin Kolera. Sudah melewati tahap uji fase satu. Bisa mengaktifkan dua antibodi.
Ilmuwan Jepang Buat Beras Mengandung Vaksin Kolera. Sudah melewati tahap uji fase satu. Bisa mengaktifkan dua antibodi. /anekamesinpengemas/

KALBAR TERKINI – Penelitian muthakir sering dilakukan oleh para peneliti asal Jepang. Sebagai negara yang berkembang akan teknologinya.

Baru-baru ini, para ilmuwan Jepang melakukan penelitian yang berkaitan dengan penyakit kolera.

Hebatnya, pengembangan yang dilakukan adalah membuat beras mengandung vaksin kolera. Jadi, bisa dikonsumsi, guna tingkatkan respon kekebalan tubuh.

Baca Juga: Apple Inc Buka Tower Theatre di Los Angeles, Pugar Bangunan Bersejarah

Seperti yang dilansir dari laman slashgear, Minggu, 27 Juni 2021, nasi dari beras tersebut selain bisa dimakan, juga bisa mengatasi penyakit yang mengakibatkan diare dan dehidrasi itu.

Beras megandung vaksin kolera itu merupakan beras hasil pengembangan rekayasa genetika.

Peneliti yang melakukan riset itu berasal dari Universitas Tokyo, dan sudah masuk dalam tahap uji coba fase satu pada manusia.

Baca Juga: Hyundai Akuisisi Boston Dynamics, Buat Teknologi Robotik Bergerak

Hasil uji tersebut adalah efektif dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh terhadap penyakit kolera.

Guna mengatasi sakit kolera, tenaga medis biasanya memberikan vaksin dalam bentuk suntikan. Ada juga menggunakan semprotan hidung, maupun media non invasi lainnya.

Adapula hanya berupa vaksin tetes pada lidah pasien.

Baca Juga: 5 Mobil Spesial Pakai Mesin Eksklusif, Mewah dan Kecepatan Tinggi

Kelemahan vaksin tetes ini adalah, sel kolera sebagai bahan dasar pembuatan vaksin, membutuhkan tempat penyimpanan bersuhu dingin agar tidak rusak.

Bila tidak, vaksin kemungkinan berbahaya karena terjadinya perubahan struktur sel dalam cairan tersebut.

Beras yang mengandung vaksin ini berbeda. Vaksin ini dirancang untuk menghasilkan bagian toksin kolera B yang tidak beracun.

Baca Juga: Facebook Shop Tempel WhatsApp untuk Belanja Online, Instagram Kembangkan Pencarian Visual

Bila orang mengkonsumsi nasi dari beras tersebut, sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi terhadap kolera toksin (CTB), yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput anus.

Reaksi ini merangsang sistem kekebalan tubuh, untuk menghasilkan dua antibodi yang berbeda terhadap agen penyakit yang menyerang.

Cara mengkonsumsi nasi dengan vaksin ini lebih menguntungkan, bila dibandingkan dengan vaksin suntik.

Baca Juga: 8 Aplikasi Google Play Store Bisa Curi Data dan Uang Anda, Mengandung Joker Malware

Biasanya, vaksin suntik hanya memicu tubuh untuk memproduksi satu jenis antibodi saja.

Pengembangan beras mengandung vaksin kolera ini, berada di bawah proyek Universitas Tokyo dengan nama proyek riset MucoRice.

Beras hanya dikeringkan dan dihaluskan, kemudian dikemas dalam dosis kecil.

Baca Juga: Chelsea, Toko Ritel Google Pertama Di New York : Jual Nest dan Fitbit 

Ketika seseorang akan diberi vaksin, beras dicampur air dan dikonsumsi.

Uji coba manusia fase 1 terbukti menjanjikan.

Menurut peneliti, sebagian besar peserta mengalami “respons imun yang baik” terhadap vaksin, tanpa mengalami efek samping.

Baca Juga: Video Toko Ritel Google Pertama di New York

Riset dilakukan terhadap 30 sukarelawan, dimana 11 orang di antaranya, hanya mengalami sedikit respon imun.

Analisis lanjutan menemukan, hal itu mungkin disebabkan oleh jumlah mikrobia usus mereka.

Peserta yang merespon vaksin dengan baik, memiliki bakteri usus yang lebih beragam.

Baca Juga: Toyota Supra 1994 Di Film Fast and Furious Laku Rp 7 Milyar, Pernah Dipakai Paul Walker

Sementara, mereka yang tidak merespons dengan baik, memiliki keragaman bakteri usus yang lebih buruk.

Temuan ini menggarisbawahi pentingnya bakteri usus dalam kesehatan manusia, yang didukung oleh hal-hal seperti mengkonsumsi makanan probiotik dan serat.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah