Selanjutnya Daerah Kalimantan Timur menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah, Aji Sultan Parikesit dari Kesultanan Kutai dengan pangkat Kolonel.
Daerah Banjar yang sudah terjepit daerah federal akhirnya dibentuk Dewan Banjar tanggal 14 Januari 1948.
Gubernur Borneo (dinamakan Kalimantan tahun 1950) dalam pemerintahan Pemerintah RI di Yogyakarta, yaitu Pangeran Muhammad Noor, mengirim Cilik Riwut dan Hasan Basry dalam misi perjuangan mempertahankan kemerdekaan untuk menghadapi kekuatan NICA.
Pada tanggal 17 Mei 1949, Letkol Hasan Basry selaku Gubernur Tentara ALRI Wilayah IV Pertahanan Kalimantan memproklamirkan sebuah Proklamasi Kalimantan.
Isinya menyebut bahwa "Daerah Kalimantan Selatan" (daerah-daerah di luar Daerah Istimewa Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Kalimantan Timur) tetap sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Republik Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Baca Juga: Sejarah 15 April, 7.000 Orang Tewas Dalam Pembantaian Lapangan Tiananmen Tiongkok
Baca Juga: Sejarah 14 April, Kecelakaan RMS Titanic Dimulai Tewaskan 1,514 Orang
Pemerintah Gubernur Militer ini merupakan upaya tandingan terhadap terbentuknya Dewan Banjar yang didirikan Belanda.
Pada masa Republik Indonesia Serikat, Kalimantan menjadi beberapa daerah yaitu:
- Daerah Istimewa Kalimantan Barat
- Daerah Istimewa Kalimantan Timur
- Daerah Dayak Besar
- Daerah Banjar
- Federasi Kalimantan Tenggara
Selain sejarah tersebut, berikut catatan sejarah yang terjadi 18 April