Memperingati Hari Batik Nasional : 18 Fakta Menarik dan Nomor 10 Bikin Kamu Kagum

1 Oktober 2021, 22:21 WIB
Memperingati Hari Batik Nasional : 12 Fakta Menarik, Nomor 10 Bikin Kamu Kagum /Kemenparekraf.ri



KALBAR TERKINI - Batik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Mulai dari anak kecil hingga orangtua, bahkan dari berbagai latarbelakang profesi telah mengenal kain khas bangsa ini.

Setiap tanggal 2 Oktober, bangsa Indonesia memperingati hari batik nasional. Apa dan kenapa batik menjadi hal yang penting di negeri ini? Yuk, simak 12 fakta menarik tentang batik, dan nomor 5 akan bikin kamu kagum.

Baca Juga: 6 Budaya Indonesia yang Terkenal di Mancanegara, Dua Diantaranya Tercatat Warisan UNESCO

KalbarTerkini.com merangkum 12 fakta menarik tentang batik dari bebagai sumber, diantaranya :

1) Asal muasal nama batik

Fakta batik yang pertama adalah arti dari nama batik itu sendiri. Batik berasal dari perpaduan antara kata "amba" dan "titik" dalam bahasa Jawa.

Amba berarti menulis dan titik adalah titik. Kedua kata ini dikombinasikan sehingga memiliki definisi 'menulis titik' yang proses pembuatannya dengan menitik-nitikkan perintang malam (lilin tradisional) di atas kain mori.

Dikarenakan dialek dan tata bahasa lokal pada saat itu, masyarakat kerap menggunakan kata mbatik untuk menggambarkan proses pembuatan kain tersebut. Lambat laun, perlahan orang-orang mulai menyebut kain yang dihasilkan oleh kegiatan mbatik tersebut dengan nama kain batik.

2) Ada tiga teknik dalam pembuatan batik yaitu teknik cap, teknik tulis dan teknik lukis.

3) Batik = Uang

Karena pada masa lalu belum ada sistem uang seperti saat ini, masyarakat menggunakan sistem barter untuk bertransaksi.

Dan salah satu yang pada saat itu dianggap memiliki nilai sebagai alat tukar adalah kain batik. Jadi, bisa dikatakan batik adalah uang pada masa itu.

Baca Juga: Patung Putri Diana di Taman Kensington Palace Diresmikan, Pangeran William dan Harry Buka Kain Penutup

4) Dikutip Facts of Indonesia, Batik Tulis adalah jenis batik yang memiliki harga paling tinggi. Alasannya, proses pembuatannya dibuat secara manual dan membutuhkan waktu yang lama.

Masing-masing batik memiliki arti dan makna tersendiri sehingga, terdapat beberapa batik yang tidak boleh dikenakan pada acara-acara tertentu. Misalnya, motif batik seperti sidamukti, sidaluhur, dan kawung, yang biasa dipakai untuk menutup jenazah.

5) Batik dengan motif 'parang rusak' dari model batik motif parang dilarang dikenakan dalam acara pernikahan.

Motif ini dipercaya bisa membawa sial pada pernikahan tersebut seperti membuat rumah tangga pengantin yang memakainya menjadi rusak dan penuh dengan perselisihan. Kemudian ada motif Truntum dan Sido Asih, yang hanya boleh dipakai oleh pengantin.

6) Proses pembuatan batik didominasi dengan awalan huruf N

Terdapat 12 proses membatik, yang 11 di antaranya diawali dengan huruf N. Sebut saja, mulai dari Nyungging, Njaplak, Nglowong, Ngiseni, Nyolet, Nopok, Ngelir, Nglorod, Ngrentesi, Nyumri, Nyoja, Nglorod.

Baca Juga: Forum Budaya Merah Putih Kubu Raya Bagikan Masker dan Ajak Masyarakat Tidak Bakar Lahan

7) Membatik pekerjaan wanita Jawa zaman dulu. Banyak wanita Jawa di zaman dulu yang bekerja sebagai pembatik. Pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif.

8) Batik melambangkan status penggunanya

Fakta batik yang mungkin nggak banyak diketahui masyarakat Indonesia yang bukan keturunan Jawa adalah setiap motif batik melambangkan status dari pengguna busana batik tersebut.

Meski sudah nggak sepenuhnya berlaku, jika memasuki lingkungan Keraton-Keraton yang masih ada di Jawa, kamu pasti akan menemukan motif-motif seperti parang yang memang diperuntukkan untuk para keluarga bangsawan pada masa itu. Untuk rakyat-rakyat jelata sendiri juga akan mengenakan motif batik yang berbeda.

Baca Juga: Ini Harapan Gubernur Kalbar Saat Kukuhkan Pengurus DPP Majelis Adat Budaya Tionghoa

9) Batik Kental akan Tradisi dan Budaya Jawa

Mungkin sekarang kain batik lebih dipandang sebagai bagian dari dunia fashion. Padahal, pada awal kemunculannya kain batik merupakan bagian dari kebudayaan Jawa yang sangat kental.

Sebut saja pada saat perkawinan adat Jawa. Batik memiliki peranan pentik dalam pernikahan adat Jawa. Lihat saja berbagai kain batik yang dikenakan oleh mempelai pada saat penikahan, yaitu:

Batik Sido Mulyo, dikenakan kedua mempelai pada saat pernikahan. Motif batik ini memiliki makna “kedua mempelai hidup bahagia, sejahtera, mulia, dan dilimpahkan rejeki yang cukup”.

Batik Sido luhur (Keraton Surakarta), dikenakan mempelai wanita di malam pernikahan. Motif batik ini memiliki makna ” baik dari segi materi dan non materi di mana kedua mempelai dapat hidup berkecukupan dan keluhuran budi, tindakan, serta ucapan”.

Batik Sido Asih, dikenakan mempelai wanita pada saat malam pesta pernikahan. Motif batik ini memiliki makna “hidup rumah tangga kedua mempelai senantiasa dipenuhi kasih sayang”.

Batik Sido Mukti, dikenakan kedua mempelai saat pesta pernikahan. Motif batik ini memiliki makna “tercapai kemakmuran dalam kehidupan kedua mempelai serta masa depan yang baik”.

Masih banyak berbagai jenis kain batik yang memegang peranan pada tradisi dan budaya . Seperti Batik Slobok yang digunakan saat upacara kematian, batik tambal yang digunakan jika seseorang sedang sakit dan pemakaian berbagai motif batik pada saat proses “nujuh bulanan”.

Baca Juga: Bansos Tunai Sudah Bisa Diambil di Kantor Pos Indonesia, Semua Karyawan Kantor Pos Sudah Divaksin Covid-19

10) Berpuasa sebelum mbatik?

Fakta batik selanjutnya berasal dari tradisi di masa lampau dimana batik masih dikerjakan secara sangat manual dan tradisional.

Masyarakat Jawa pada masa itu percaya bahwa doa bisa dihantarkan melalui goresan malam diatas kain. Maka, sebelum mulai membatik, banyak yang berpuasa terlebih dahulu dan melanturkan doa-doa dan harapan tertentu.

11) Batik dikenalkan pada dunia pertama kali oleh Presiden Soeharto. Saat itu Beliau memakai batik ketika menghadiri Konferensi PBB.

12) Batik digemari juga oleh tokoh-tokoh dunia

Populernya batik nggak lepas dari peran insan seni tanah air dalam mengenalkan busana batik. Beberapa selebritis Indonesia memang selalu mencoba menggunakan busana Indonesia ini pada kesempatan-kesempatan tertentu.

Tapi siapa sangka, selebriti internasional juga turut menyukai busana tradisional Indonesia ini. Sebut saja Jessica Alba, Nelson Mandela, dan top model Heidi Klum yang pernah tertangkap kamera menggunakan busana dengan motif batik Indonesia.

Bahkan, beberapa bintang Korea K-POP yang tengah digadigandrungi di seluruh dunia-pun banyak yang tertangkap kamera menggunakan busana batik.

Baca Juga: 8 Ide Lomba Memeriahkan 17 Agustus Secara Online, Membuat Karya Kreatif Yang Unik dan Tetap Menerapkan Prokes

13) Indonesia membutuhkan tiga tahun untuk bisa mendapatkan pengakuan dari dunia internasional, sampai akhirnya ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).

14) Batik sudah ada sejak abad ke-13

Berbicara sejarah batik, ada banyak sekali versi mengenai hal ini. Namun yang paling detail dan paling akurat adalah keberadaanya pada abad ke-13, tepatnya zaman Majapahit.

Hal ini diperkuat dengan ditemukannya motif batik pada arca-arca peninggalan zaman Majapahit. Seperti motif batik kawung pada arca Kertajasa dan motif batik pada arca Prajnaparamita yang berada di Candi Gumpung. Arca-arca ini diperkirakan berasal dari abad ke-13. Sudah tua sekali bukan sejarah batik, warisan budaya Jawa satu ini.

15) Batik bukanlah Benda, melainkan Proses

Batik sendiri sebenarnya merupakan sebuah proses pembuatan motif pada selembar kain menggunakan lilin atau perintang “malam” dalam bahasa Jawa.

Jadi, jika Toppers menemukan sebuah kain batik namun dalam proses pembuatannya sama sekali tidak menggunakan perintang “malam”, maka kain itu tidak bisa disebut batik, melainkan kain bermotif batik.

Baca Juga: Timnas Wanita Indonesia Lolos Piala Asia 2022, Iriawan: Terima Kasih Presiden Jokowi, Menpora dan Pendukung

16) Selembar batik tulis bisa dibuat dalam waktu bertahun-tahun

Proses pembuatan batik tradisional menggunakan perintang “malam” juga berkembang seiring waktu. Mulai dari batik tulis menggunakan canting, batik cap, hingga batik printing.

Untuk batik tradisional yang proses pengerjaannya menggunakan cantik, selembar kain dengan motif yang detail bisa saja memakan waktu bertahun-tahun dalam proses pengerjaannya.

17) Penetapan Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober berlandaskan dari keputusan UNESCO yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.

18) Batik termahal di dunia

Mengetahui betapa lama proses dan sulitnya pembuatan batik tradisional, nggak heran jika harga Batik tradisional bisa sangat tinggi.

Untuk batik yang dibuat dengan canting secara manual dan menggunakan proses pewarnaan alami harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Contohnya adalah batik “Tiga Negeri” yang proses pewarnaannya dilakukan di tiga daerah berbeda, yaitu Lasem, Pekalongan, dan juga Solo.

Asal mula dan sejarah “Hari Batik Nasional” dan pengakuan UNESCO

Pada 2 Oktober 2009, setelah melalui proses panjang bahkan sempat dicatut oleh negara lain, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) akhirnya menetapkan budaya batik sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi” (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) dari Indonesia.

Hal ini berawal diikutsertakan batik ke dalam nominasi UNESCO pada tanggal 3 September 2009 dan kemudian diakui sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi” (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

UNESCO menilai batik Indonesia memiliki banyak simbol yang berkaitan erat dengan kebudayaan lokal, status sosial, alam dan sejarah. Batik merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia yang telah ada sejak jaman nenek moyang. Sehingga batik tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Indonesia.

Sejak itulah, setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.***

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler