Facebook Meta Diprediksi Terseok-seok pasca Mundurnya Sheryl Sandberg: Manusia paling Berdosa di Dunia

- 3 Juni 2022, 19:49 WIB
Mark Zulkenberg dan Sandberg
Mark Zulkenberg dan Sandberg /Istimewa/The Verge

SAN FRANCISCO, KALBAR TERKINI – Pengunduran diri Sheryl Sandberg (52), eksekutif nomor dua dalam kepemilikan saham Facebook Meta, masih menjadi tanda tanya besar di banyak kalangan.

Ada yang menyebut, janda ini mundur secara sukarela, atau mundur karena ada ekskeutif lain yang membayangi jabatannya.

Pilihan ini dianggap tak masuk akal untuk seorang eksekutif wanita paling terkemuka di industri teknologi sekelas Sandberg.

Baca Juga: Pasangan Gay Datang ke Podcastnya Deddy Corbuzier, Banjir Kecaman di Facebook

Masalahnya, Sandberg sangat memiliki andil dalam 14 tahun terakhir ini dalam mengubah bisnis Facebook, dari suatu startup menjadi kerajaan periklanan digital.

Selama membesarkan Facebook, Sandberg juga menjadi orang yang paling disalahkan jika perusahaan teknologi media sosial ini mengalami masalah.

Selain itu, wanita berusia paruh abad lebuh, yang menjanda sejak 2015 ini, telah menjabat sebagai chief operating officer di raksasa media sosial itu selama 14 tahun.

Sandberg bergabung begitu hengkang dari Google pada 2008, empat tahun sebelum Facebook go public.

Baca Juga: Inggris Resah Konten Negatif Google, TikTok, Facebook dan Twitter Cs! Ancaman Penutupan Kian Serius

“Ketika saya mengambil pekerjaan ini pada 2008, saya berharap saya akan berada dalam peran ini selama lima tahun.

(Namun) empat belas tahun kemudian, inilah saatnya bagi saya untuk menulis bab selanjutnya dalam hidup saya,” tulis Sandberg di halaman Facebook-nya, Rabu, 1 Juni 2022, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press.

Sandberg telah memimpin Facebook — sekarang Meta — dan juga khusus di bisnis periklanan.

Ia juga bertanggung jawab untuk memeliharanya, dari masa pertumbuhannya sehingga menghasilkan keuntungan bagi Facebook hingga lebih dari100 miliar doilar AS per tahun.

Baca Juga: Google, TikTok, Facebook dan Twitter Cs Terancam di Inggris, Ada Apa?

Sebagai wajah kedua di perusahaan yang paling dikenal - setelah CEO Mark Zuckerberg - Sandberg juga telah menjadi sosok yang terpolarisasi.

Terlebih di tengah pengungkapan tentang bagaimana dari beberapa keputusan bisnisnya untuk Facebook, membantu menyebarkan informasi yang salah, dan ujaran kebencian.

Facebook sendiri kerap dituding sebagai biang kerok perceraian dalam rumah tangga atau medium perselingkuhan yang merugikan pria dan wanita.

Sandberg adalah sosok yang selalu pasang badan atas keluhan-keluhan semacam itu yang langsung masuk ke Facebook.

Keahliannya berbicara di depan umum, kemampuannya yang tampaknya mudah untuk menjembatani dunia teknologi, bisnis, dan politik, sangat kontras dengan Zuckerberg, terutama di tahun-tahun awal Facebook.

Tapi, Zuckerberg sejak itu mengejar ketertinggalannya, sebagian dilatih lewat beberapa acara dengar pendapat di Kongres AS, di mana dia beberapa kali dipanggil untuk bersaksi untuk membela praktik Facebook.

Baik Sandberg maupun Zuckerberg, tidak memberikan indikasi bahwa pengunduran diri itu bukanlah keputusan Sandberg sendiri.

Tetapi Sandberg diduga tampak agak tersingkir dalam beberapa tahun terakhir, dengan kedekatan eksekutif lain dengan Zuckerberg, seperti Chris Cox, yang kian menonjol.

Cox kembali pada 2020 sebagai chief product officer, setelah istirahat selama setahun dari perusahaan.

“Sheryl Sandberg memiliki dampak besar di Facebook, Meta, dan dunia bisnis yang lebih luas.

Dia membantu Facebook membangun platform pembelian iklan kelas dunia, dan mengembangkan format iklan yang inovatif,” kata Debra Aho Williamson, seorang analis di Insider Intelligence.

Namun dia menambahkan bahwa Facebook menghadapi ‘skandal besar’ di bawah pengawasan Sandberg, termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2016.

Juga bencana privasi Cambridge Analytica pada 2018, dan kerusuhan 2021 di Capitol AS, pasca kemenangan Joe Bidreen mengalahkan Donald Trump di Pilpres AS pada Desember 2020.

Dan sekarang, Meta ‘menghadapi perlambatan pertumbuhan pengguna dan pendapatan iklan, yang menguji fondasi bisnis tempat perusahaan dibangun,” katanya.

“Perusahaan perlu menemukan cara baru ke depan, dan mungkin ini adalah waktu terbaik bagi Sandberg untuk pergi.”

Sandberg akan meninggalkan Meta pada musim gugur, dan akan terus melayani di dewan perusahaan.

Menurut Zuckerberg dalam posting Facebook-nya, Javier Olivan, yang saat ini mengawasi fungsi-fungsi utama di empat aplikasi utama Meta - Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger - akan berfungsi sebagai COO baru Meta.

Tapi, itu akan menjadi pekerjaan yang berbeda dari yang dilakukan Sandberg selama 14 tahun terakhir.

"Ini akan menjadi peran CEO yang lebih tradisional, di mana Javi akan fokus secara internal dan operasional, membangun rekam jejaknya yang kuat, untuk membuat eksekusi kami lebih efisien dan ketat," tulis Zuckerberg.

Sementara Sandberg telah lama menjadi ‘Zuckerberg Nomor 2’, bahkan duduk di sebelahnya - pra-pandemi, setidaknya - di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California.

Sandberg juga memiliki pekerjaan yang sangat terbuka, bertemu dengan anggota parlemen, mengadakan kelompok fokus, dan berbicara tentang berbagai isu. seperti perempuan di tempat kerja, dan yang terbaru, aborsi.

"Saya pikir, Meta telah mencapai titik di mana masuk akal untuk produk dan grup bisnis kami untuk lebih terintegrasi, daripada memiliki semua fungsi bisnis dan operasi yang diatur secara terpisah dari produk kami," tulis Zuckerberg.

Sandberg, yang kehilangan suaminya, Dave Goldberg secara tiba-tiba pada 2015, mengatakan bahwa dia “’tidak sepenuhnya yakin apa yang akan terjadi di masa depan’.

"Tapi saya tahu, itu akan mencakup lebih fokus pada yayasan dan pekerjaan filantropi saya, yang lebih penting bagi saya daripada sebelumnya.

Ini mengingat betapa pentingnya momen ini bagi wanita," tulisnya.

Dia menambahkan bahwa dia juga akan menikah musim panas ini, dan mengasuh anak mereka. keluarga besar dengan lima anak, yang juga akan menjadi bagian dari masa depan.

ORANG DEWASA DI RUANGAN

Sandberg, sekarang berusia 52 tahun, pertama kali membantu Google membangun apa yang dengan cepat menjadi jaringan periklanan terbesar -- dan paling menguntungkan -- di internet.

Tapi dia meninggalkan jabatan itu untuk menerima tantangan mengubah jejaring sosial Facebook yang bebas menjadi bisnis penghasil uang.

Sambil juga membantu membimbing Zuckerberg, yang saat itu berusia 23 tahun hingga 38 tahun.

Sementara Sandberg telah lama menjadi Zuckerberg No. 2, bahkan duduk di sebelahnya - pra-pandemi.

Setidaknya - di kantor pusat perusahaan Menlo Park, California, dia juga memiliki pekerjaan yang sangat terbuka.

Bertemu dengan anggota parlemen, mengadakan kelompok fokus dan berbicara tentang isu -isu seperti perempuan di tempat kerja dan, yang terbaru, aborsi.

"Saya pikir Meta telah mencapai titik di mana masuk akal untuk produk dan grup bisnis kami untuk lebih terintegrasi, daripada memiliki semua fungsi bisnis dan operasi yang diatur secara terpisah dari produk kami," tulis Zuckerberg.

Sandberg, yang kehilangan suaminya, Dave Goldberg secara tiba-tiba pada tahun 2015, mengatakan bahwa dia ‘tidak sepenuhnya yakin apa yang akan terjadi di masa depan’.

Dia juga menambahkan akan menikah musim panas ini, mengasuh lima anak dalam suatu keluarga besar juga akan menjadi bagian dari masa depannya.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Sandberg tumbuh menjadi sosok yang terpolarisasi di tengah pengungkapan tentang bagaimana beberapa keputusan bisnisnya untuk Facebook telah membantu menyebarkan informasi yang salah, dan ujaran kebencian.

Kritikus dan pelapor perusahaan berpendapat bahwa konsekuensinya telah merusak demokrasi, dan menyebabkan masalah emosional yang parah bagi remaja, terutama anak perempuan.

Penulis ‘The Age of Surveillance Capitalism, Shoshana Zuboff’, mengatakan bahwa Sandberg bertanggung jawab seperti siapa pun atas apa yang dianggap sebagai salah satu penemuan paling berbahaya dari Big Tech:

Pengumpulan dan pengaturan data tentang perilaku dan preferensi pengguna media sosial.

Selama bertahun-tahun, Facebook berbagi data pengguna, tidak hanya dengan pengiklan, tetapi juga dengan mitra bisnis.

“Sandberg melakukan ini, melalui manipulasi seni budaya keintiman dan berbagi Facebook,” tulisnya.

Zuboff menyebut Sandberg sebagai ‘Typhoid Mary’ dari kapitalisme pengawasan, istilah untuk mengambil keuntungan dari pengumpulan data, dari perilaku online, preferensi, data bersama, dan hubungan pengguna media sosial.

“Sheryl Sandberg mungkin menganggap dirinya seorang feminis, tetapi keputusannya di Meta membuat platform media sosial kurang aman bagi perempuan, orang kulit berwarna,” kata Shaunna Thomas, salah satu pendiri UltraViolet, sebuah organisasi advokasi keadilan gender, yang telah menyerukan

“Dia bahkan mengancam sistem pemilihan di Amerika. Sandberg memiliki kekuatan untuk mengambil tindakan selama empat belas tahun, namun secara konsisten memilih untuk tidak melakukannya, ” lanjutnya.

Sandberg telah melakukan beberapa kesalahan langkah publik di perusahaan tersebut, termasuk upayanya untuk mengalihkan kesalahan dari Facebook atas pemberontakan pada 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS.

Dalam sebuah wawancara pada akhir Mei 2022 yang disiarkan oleh Reuters, dia mengatakan:

“Saya pikir peristiwa hari itu sebagian besar diselenggarakan di platform yang tidak memiliki kemampuan untuk menghentikan kebencian, tidak memiliki standar kita, dan tidak memiliki transparansi.”

Namun, dokumen internal yang diungkapkan oleh whistleblower Frances Haugen pada akhir 2021, menunjukkan bahwa karyawan Facebook sendiri khawatir tentang penghentian perusahaan, dan sering membalikkan tanggapan terhadap meningkatnya ekstremisme di AS yang memuncak dalam peristiwa 6 Januari 2021.

“Apakah kita tidak punya cukup waktu untuk memikirkan bagaimana mengelola wacana, tanpa memungkinkan kekerasan?” tanya seorang karyawan dalam tulisannya di papan pesan internal pada puncak kekacauan 6 Januari.

“Kami telah menyalakan api ini, untuk waktu yang lama, dan kami seharusnya tidak terkejut bahwa itu sekarang di luar kendali.”***

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah