Manusia tidak memiliki banyak predator untuk dilawan, tetapi manusia rentan terhadap kecelakaan fatal, dan rentan terhadap peristiwa lingkungan yang ekstrem, seperti dampak perubahan iklim.
Manusia akan membutuhkan wadah yang lebih kuat dari tubuhnya saat ini untuk memastikan kelangsungan hidup jauh di masa depan.
Teknologi nano juga dapat memberikan solusi untuk ini.
Seiring kemajuan teknologi, para futuris mengantisipasi dua tonggak penting.
Tonggak pertama adalah singularitas, di mana manusia akan merancang kecerdasan buatan (AI) yang cukup pintar untuk mendesain ulang dirinya sendiri.
Dengan demikian, manusia akan menjadi semakin pintar hingga jauh lebih unggul dari kecerdasan manusia itu sendiri.
Tonggak kedua adalah keabadian virtual, di mana manusia akan dapat memindai otaknya, dan mentransfer dirinya ke media non-biologis, seperti komputer.
Para peneliti telah memetakan koneksi saraf cacing gelang (Caenorhabditis elegans). Sebagai bagian dari apa yang disebut proyek OpenWorm.
Otak cacing ini kemudian disimulasikan dalam perangkat lunak, yang mereplikasi koneksi saraf, dan memprogram perangkat lunak itu untuk mengarahkan robot Lego, menurut Majalah Smithsonian.
Robot itu kemudian tampak mulai bertingkah seperti cacing gelang.