Ransomware Rusia Sukses Peras Colonial, FBI Kalang-kabut!

- 9 Juni 2021, 01:46 WIB
Ransomeware./ILUSTRASI: KATIE WHITE DARI PIXABAY/
Ransomeware./ILUSTRASI: KATIE WHITE DARI PIXABAY/ /KATIE WHITE

Di hadapan Senat AS, Blount menyatakan, pembayaran tersebut merupakan keputusan tepat. "Ini untuk mengakhiri kekurangan bahan bakar yang mempengaruhi sebagian besar negara AS bagian timur, meskipun pihak berwenang telah melarang pembayaran semacam itu," tegasnya.

Ditanya seberapa buruk dampaknya jika Colonial Pipeline tidak membayar ke pihak peretas untuk mendapatkan datanya kembali, Blount berkata: “Itu hal yang tidak diketahui,  yang mungkin tidak ingin kami ketahui, dan tidak ingin kami sampaikan di forum publik.”

Baca Juga: Fastly Diduga Diretas, Website-website Raksasa Dunia Padam!

Blount menyatakan bahwa keputusan membayar uang tebusan  karena pihaknya mempertimbangkan tentang pentingnya peran pihaknya terkait transportasi bahan bakar, dan guna mencegah potensi 'kekacauan' akibat bekepanjangannya penutupan pipa bahan bakar.

Pihaknya kemudian mendapatkan alat enkripsi dari pihak peretas, sebagai imbalan atas pembayaran uang tebusan, namun hasilnya hanya  'sampai tingkat tertentu',  alias belum sempurna. "Kami masih dalam proses memulihkan sistem sepenuhnya," kata Blount.

Kesaksian Blount menandai penampilan pertamanya di hadapan Kongres AS sejak serangan ransomware pada 7 Mei 2021. Serangan itu telah dikaitkan dengan geng penjahat dunia maya yang berbasis di Rusia,  yang menggunakan varian ransomware DarkSide, satu di antara lebih dari 100 varian yang saat ini sedang diselidiki FBI. 

Baca Juga: Hacker Menggila Nyolong Data, Bamsoet: Rampungkan RUU PDP!

Colonial Pipeline mulai bernegosiasi dengan pihak pihak peretas pada malam penyerangan disusul hari berikutnya, kemudian membayar tebusan sekalipun FBI secara historis telah melarang pembayaran ransomware, karena takut mendorong serangan siber,    

“Itu adalah salah satu keputusan terberat yang harus saya buat dalam hidup saya,” kata Blount dalam sambutannya.

“Pada saat itu, saya menyimpan informasi ini,  karena kami khawatir tentang keamanan operasional,  dan meminimalkan publisitas aktor pengancam. Tetapi,  saya percaya bahwa memulihkan infrastruktur kritis secepat mungkin, dalam situasi ini, adalah hal yang benar untuk dilakukan bagi negara," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah