Menyusul Anjing Laika, Rusia Jadikan Tikus sebagai Astronout Penelitian

- 25 Februari 2021, 00:54 WIB
ASTRONOUT ANJING - Seekor anjing betina bernama Laika tercatat sebagai hewan pertama yang berhasil dikirim ke luar angkasa pada 1964. Kini, Rusia mencoba mengirim tikus untuk menguji dampak radiasi kosmik dan gravitasi nol pada organisme hidup yang diwakili hewan./HISTORY/
ASTRONOUT ANJING - Seekor anjing betina bernama Laika tercatat sebagai hewan pertama yang berhasil dikirim ke luar angkasa pada 1964. Kini, Rusia mencoba mengirim tikus untuk menguji dampak radiasi kosmik dan gravitasi nol pada organisme hidup yang diwakili hewan./HISTORY/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

MOSKOW, KALBAR TERKINI - Pada 12 April 1964, Uni Soviet sukses mengirim hewan ke luar angkasa yakni seekor aning betina bernama Laika. Kini, paska bubarnya Soviet, Rusia mencoba mengirim tikus terkait  proyek Bion-M atau Biosatelite Bion.

Berbeda dengan pengiriman Laika yang untuk menguji coba kemampuan hewan bertahan di luar angkasa, maka untuk tikus, akan lebih spesifik. Dilansir Kalbar-Terkini.com dari TASS, Rabu, 24 Februari 2021, para ilmuwan ingin mempelajari dampak radiasi kosmik dan gravitasi nol pada organisme hidup yang diwakili tikus.

Tikus adalah objek utama penelitian di bawah proyek Biosatelite Bion disusul rencana pengiriman  lalat, tumbuhan, dan mikroorganisme ke orbit. Secara khusus, para ilmuwan ingin mempelajari dampak radiasi kosmik dan gravitasi nol pada organisme hidup.

Baca Juga: Gagal, Upaya Ratusan Intelijen Asing Curi Data Rusia

Tikus ini akan dimuat di dalam satelit Bion-M II yang proyeknya  dikerjakan di Pusat Roket Luar Angkasa Roscosmos. Pekerjaan telah dimulai di unit produksi perusahaan untuk membuat lambung pesawat ruang angkasa. Perusahaan luar angkasa ini juga telah membeli komponen yang diperlukan untuk merakit kendaraan luar angkasa.

"Tinggal menyelesaikan desain dan pengujian bagian integral pesawat ruang angkasa dan juga satelit Bion-M No.2 secara keseluruhan," jelas kantor pers.

Pusat Roket Luar Angkasa Progress saat ini tidak melakukan pekerjaan pada satelit Bion-M berikutnya, karena program ilmiah dan perlengkapan satelit dengan onboard dan peralatan penelitian, belum ditentukan.

Pada saat yang sama, perusahaan antariksa ini mempertimbangkan untuk merancang pesawat ruang angkasa Bion-M, dengan opsi operasinya di orbit yang sangat elips (17.000-20.000 kilometer). 

Baca Juga: Ancaman Virus Nipah, Pemkab Sanggau Perketat Jalur Perbatasan Malaysia

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x