Korea Utara Ancam AS: Inilah Hwasong-14 yang Jangkau Benua Amerika

7 Mei 2021, 02:30 WIB
RUDAL HWASONG-14 - Jika ditembakkan di lintasan datar yang lebih konvensional, rudal Hwasong-14 memiliki jangkauan maksimum sekitar 13 ribu kilometer sehingga mampu mencapai semua wilayah di Benua Amerika, jadi bukan hanya AS.//PHOTO: KANTOR BERITA PUSAT KOREA UTARA (KCNA)/CAPTION: OKTAVIANUS C/ /KANTOR BERITA PUSAT KOREA UTARA (KCNA)

KALBAR TERKINI - Presiden Korea Utara (Korut)  Kim Jong-un mengancam, jika AS tetap memaksakan kehendaknya ke Korut, maka tak mustahil pihaknya akan meluncurkan rudal-rudal nuklir balistik antarbenua ke daratan AS. 

Kemarahan  Kim Jong-un ini,  sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com pekan lalu dari The Associated Press, terkait dengan pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa Korut merupakan ancaman bagi AS dan sekutunya.

Ini karena Korut berkeras hati untuk berunding terkait masalah nuklirnya,  disusul berulangkali uji coba rudal Korut tak lama setelah Biden terpilih memimpin AS. 

Adapun mengawali tahun 2021 alias tak lama pasca terpilihnya Biden, sebagaimana dikutip dari BBC News,  Rabu, 14 April 2021, Korut mengawalinya dengan parade kekuatan militer di Pyongyang, Ibu Kota Korut, dengan memamerkan persenjataannya yang diklaim sebagai  'senjata paling kuat di dunia'. 

Baca Juga: AS makin Ditantang: China Gelar Latihan Kapal Induk, Kapal Amifibinya pun Raksasa!

Klaim ini untuk menyebut rudal-rudal balistiknya, yang diluncurkan lewat uji coba dari kapal selam dalam parade yang diawasi langsung oleh Kim, beberapa hari sebelum pelantikan Biden.

Walaupun kemampuan sebenarnya dari rudal tersebut masih belum jelas, Korut mengklaim bahwa salah satu rudal inilah yang bisa menghancurkan daratan AS. Kim juga berjanji untuk memperluas persenjataan nuklir dan potensi militernya, dengan menguraikan daftar senjata yang diinginkan.

Rudal Korut yang  Capai AS

Sepanjang 2017, Korut menguji beberapa rudal,  yang menunjukkan kemajuan pesat teknologi militernya. Hwasong-12 misalnya, diperkirakan mampu mencapai sejauh 4.500 kilometer ke arah pangkalan militer AS di Pulau Guam, Pasifik, dalam jarak yang sangat dekat.

Baca Juga: WHO Evaluasi Vaksin China, Sinopharm: Kami Lebih Ampuh

Belakangan, Hwasong-14 menunjukkan potensi yang lebih besar. Beberapa penelitian menunjukkan, rudal ini dapat melakukan perjalanan sejauh 10 ribu kilometer,  jika ditembakkan di lintasan maksimum.

Ini akan memberi Pyongyang rudal balistik antarbenua pertama yang benar-benar mampu mencapai Kota New York, AS.

Jika ditembakkan di lintasan datar yang lebih konvensional, rudal itu bisa memiliki jangkauan maksimum sekitar 13 ribu kilometer, sehingga mampu mencapai semua wilayah di Benua Amerika, jadi bukan hanya wilayah negara AS.

Pada Oktober 2020, Korut meluncurkan rudal balistik barunya. Seperti Hwasong-15, ini adalah rudal berbahan bakar cair dua tahap, tetapi dengan panjang dan diameter yang lebih besar sehingga memungkinkan  memiliki beberapa hulu ledak.

Senjata pembunuh kolosal itu diyakini dapat mengirimkan hulu ledak nuklir ke mana saja di AS,  karena ukurannya yang mengejutkan.  

Baca Juga: Diciptakan Untuk Gamers Mobile Legend, Ini Spesifikasi Infinix HOT 10S

Pada Januari 2021, hanya beberapa bulan kemudian, Korut meluncurkan jenis baru rudal balistik dari kapal selam di sebuah pameran militer, yang dinyatakan sebagai 'senjata paling kuat di dunia'. Peralatan militer ini terlihat selama parade militer untuk memperingati Kongres VIII Partai Buruh di Pyongyang, Korut, 14 Januari 2021.  

Rudal itu memulai debutnya pada parade militer yang terjadi di akhir pertemuan politik yang penting,  dan jarang terjadi. "Peluncuran rudal baru itu tampaknya menjadi pesan bagi pemerintahan Biden tentang kekuatan militer yang semakin meningkat,"  kata para ahli. 

Kemudian pada Maret 2021,  Korut melakukan peluncuran apa yang disebut sebagai 'proyektil taktis tipe baru'. Rudal baru itu mampu membawa muatan 2,5 ton, yang akan membuatnya mampu membawa hulu ledak nuklir. 

Senjata itu belum secara resmi diidentifikasi,  tetapi analis di James Martin Center for Nonproliferation Studies menyatakan kepada Reuters,  bahwa rudal itu tampaknya merupakan 'varian yang lebih baik'  dari rudal yang telah diuji sebelumnya, yakni KN-2.

Kim sebelumnya menyatakan bahwa AS addmzalah 'musuh terbesarnya' saat ia menguraikan daftar senjata yang diinginkan, termasuk rudal balistik jarak jauh,  yang mampu diluncurkan dari darat atau laut, dan hulu ledak super besar. 

Korut telah berhasil meningkatkan persenjataannya secara signifikan meskipun dikenai sanksi ekonomi yang ketat.

Bom Termonuklir Korut

Pada 3 September 2017, Korut melakukan uji coba nuklir terbesarnya di lokasi uji coba Punggye-ri. Perkiraan daya ledak, atau hasil dari perangkat tersebut berkisar antara 100-370 kiloton.

Hasil 100 kiloton memiliki enam kali daya hancur yang lebih kuat dibandingkan bom atom yang dijatuhkan AS di Pulau Hiroshima dan Pulau Nagazaki di Jepang pada 1945. 

Korut  mengklaim tes ini adalah senjata termonuklir pertamanya, berbentuk ledakan nuklir paling kuat,  di mana ledakan atom didorong oleh proses fusi sekunder untuk menghasilkan ledakan yang jauh lebih besar.

Intelijen militer AS yakin, Korut telah berhasil membuat miniatur hulu ledak nuklir agar muat di dalam rudal. Pada April 2018, Korut mengumumkan akan menangguhkan uji coba nuklir lebih lanjut karena kemampuannya telah 'diverifikasi'.

Korut kemudian juga berjanji untuk membongkar situs Punggye-ri, dan pada Mei 2021 akan meledakkan beberapa terowongan di hadapan wartawan asing,  tetapi tanpa pakar internasional. Pyongyang juga menyatakan akan menghancurkan semua fasilitas pengayaan bahan nuklirnya. 

Jutaan Tentara

Korut tercatat memiliki salah satu pasukan terbesar di dunia: lebih dari satu juta tentara,  dan perkiraan cadangan sekitar lima juta.

Sebagian besar peralatannya sudah tua dan usang, tetapi pasukan konvensionalnya masih dapat menimbulkan kerusakan besar di Korea Selatan (Korsel), jika terjadi perang.

Korut juga memiliki sekitar 200 ribu pasukan khusus,  yang diperkirakan akan menyusup ke Korsel jika terjadi konflik. Pasukan khusus ini berpotensi mengeksploitasi jaringan semi-rahasia 20-25, terowongan besar,  yang menjangkau Zona Demiliterisasi (DMZ) - daerah perbatasan - muncul di belakang garis depan Korsel dan AS. 

Ancaman lebih lanjut datang dari ribuan artileri Korut,  dan peluncur roket yang ditempatkan di sepanjang perbatasan. Daya tembaknya bisa menghancurkan Korsel termasuk Ibu Kota  Seoul, yang pada jarak kurang dari 60 kilometer berada di jangkauan yang baik. 

Senjata kimia juga bisa digunakan. Pada 2012, pemerintah Korsel menilai, Korut dapat memiliki antara 2.500 dan 5.000 ton senjata kimia, berpotensi menjadi salah satu cadangan terbesar di bumi.

Saat ini, Korsel  memiliki penempatan pasukan AS tertinggi ketiga di mana pun di dunia dengan sekitar 28.500 tentara ditempatkan di seluruh negeri. 

Di wilayah yang lebih luas, Jepang,  menampung lebih banyak pasukan AS daripada negara lain, dengan sekitar 50 ribu personel, yang sebagian besar adalah personel angkatan laut, dan juga memiliki kapal induk yang berbasis di Jepang. 

Ada juga pasukan AS yang signifikan di Pulau Guam di Pasifik, yang kadang-kadang digambarkan sebagai 'kapal induk permanen'.

Korut sebelumnya mengancam akan menembakkan rudal ke perairan sekitar Guam.*** 

 

Sumber: AP, BBC News

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler