WHO Evaluasi Vaksin China, Sinopharm: Kami Lebih Ampuh

- 6 Mei 2021, 23:53 WIB
VAKSIN -  Sars-Cov2 dan Vaksin Coronavirus/GAMBAR OLEH PEARSON0612 DARI PIXABAY/
VAKSIN - Sars-Cov2 dan Vaksin Coronavirus/GAMBAR OLEH PEARSON0612 DARI PIXABAY/ /PEARSON0612 DARI PIXABAY

KALBAR TERKINI - Vaksin-vaksin buatan China diyakini ampuh dibandingkan dengan buatan negara-negara lainnya. Pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan keyakinan atas keampuhannya secara keseluruhan,  dan rendahnya efek samping bagi pasien berusia lebih tua.

Karena itu pihak WHO dijadwalkan segera mengumumkan hasil evaluasi vaksin dari produsen China,  yakni Sinopharm dan Sinovac Biotech, terkait otorisasi darurat pekan ini.

Dokumen terbaru yang diunggah oleh WHO tentang penilaian vaksin Sinopharm, menunjukkan keampuhan vaksin-vaksin ini,  dan rendahnya efek bagi penerima berusia lebih tua.

Baca Juga: Vaksin China tak Ampuh? Kenapa Join dengan mRNA BioNTech? Simak Wawancaranya!

Dokumen tersebut, dikutip Kalbar-Terkini.com dari Global Times, Kamis, 6 Mei 2021,  ditafsirkan oleh beberapa media luar negeri, seperti Reuters, sebagai 'bukti' baru untuk mempertanyakan kemanjuran vaksin.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu, 5 Mei 2021,  Reuters -sebagaimana dilansir Global Times-  menyatakan dalam tajuk utama bahwa para ahli WHO menyuarakan 'kepercayaan yang sangat rendah' ​​untuk beberapa data vaksin Covid-19 yakni Sinopharm'.

Juga dijelaskan  bahwa data tersebut berkaitan dengan risiko efek samping yang serius pada beberapa pasien. Pakar vaksin China menunjukkan bahwa laporan Reuters memperkuat sebagian dari hasil dokumen WHO, karena 'beberapa pasien' yang dirujuknya adalah pasien yang lebih tua alias di atas 60 tahun.

Baca Juga: Sidang Kasus Surat Waris Pastor Petrus Rostandy, Ordo Kapusin Ajukan 11 Tuntutan

Alasan rendahnya kepercayaan diri ini, karena jumlah lansia yang mengikuti uji coba,  sangat terbatas. Itu sebabnya ditekankan bahwa vaksin Sinopharm masih terbukti efektif pada kelompok usia 18-59 tahun, yang artinya,  sangat mungkin mendapat persetujuan WHO.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x