Olimpiade Tokyo 2020: Mengenal Doping di Dunia Olahraga, Zat Penguat Terlarang Bagi Atlet, Berikut Jenisnya

- 29 Juli 2021, 15:26 WIB
Ilustrasi Doping
Ilustrasi Doping /Istimewa/@Doktersehat.com

Efeknya, dapat meningkatkan kecepatan atlet. Obat steroid juga dapat meningkatkan jumlah protein yang membantu melindungi sel-sel otot selama latihan intens, sebelum olimpiade dimulai.

Baca Juga: Lifter Cantik Ini Lolos ke Olimpiade Tokyo, Windy Cantika Bertekad Harumkan Nama Bangsa

Hormon pertumbuhan dan peptida

Hormon pertumbuhan merupakan zat untuk pembentukan tulang dan otot. Zat yang termasuk hormon pertumbuhan, yaitu erythropoietin atau dikenal EPO.

EPO akan memberikan sinyal pada tubuh untuk memproduksi sel darah merah.

Menurut WADA, sel darah merah dapat membawa lebih banyak oksigen ke otot sehingga bisa meningkatkan kinerja atlet. EPO ini juga sering disebut "doping darah".

WADA juga melarang metode "doping gen" dengan modifikasi genetik menggunakan peptida, untuk perkembangan massa otot.

Beta-2 Agonis

Beta-2 agonis biasanya ditemukan di inhaler untuk penyakit asma. Beta-2 agnosis berfungsi untuk mengendurkan otot-otot saluran bronkial, ketika terserang asma.

Namun, WADA pun tidak mengiziinkan pemakaian inhaler pada atlet yang asma takut disalah gunakan.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah