KALBAR TERKINI - Meskipun cara salat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun menimbulkan kontroversi, Panji Gumilang kembali melaksanakan Salat Idul adha 2023 dengan saf berjarak, Kamis 29 Juni 2023.
Selain itu, saf jamaah laki-laki dan perempuan pun masih tampak sejajar dalam satu barisan dan jajaran saf perempuan masih dipertahankan di depan.
Kondisi tersebut sama seperti pelaksanaan Salat Idulfitri lalu yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat dan mendapat kecaman karena tata cara beribadah tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan akidah Islam.
Tayangan pelaksanaan Salat Idul adha ini diketahui dibagikan oleh pihak pondok pesantren melalui channel youtube Al Zaytun Official.
Baca Juga: Presiden Prancis Adakan Rapat Darurat, Kylian Mbappe: Prancisku yang Terasa Menyakitkan
Dalam tayangan video tersebut ribuan santri dan pengurus Ponpes Al-Zaytun terlihat masih saja mempertahankan cara yang sama pada Salat Iduladha di Masjid Rahmatan Lil Alamin.
Para berjamaah berdatangan ke masjid terbesar di Ponpes Al-Zaytun sejak subuh dan memakai jas lengkap dengan dasi.
Panji Gumilang bertindak sebagai imam dan khatib dalam pelaksanaan salat Id di ponpes yang berlokasi di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.
Sedangkan di belakang imam Panji Gumilang terdapat dua pria berdiri di belakang layaknya pengawal.
Di sisi lain, seluruh jemaah tampak khusyuk mendengarkan lantunan ayat suci Alquran surat As-Shaff ayat 6 sampai 8 yang dibaca Panji Gumilang dalam salat tersebut.
Pada rakaat kedua, Panji Gumilang melantunkan Al-Ikhlas.
Masalah jemaah perempuan sejajar dengan pria dalam pelaksanaan salat Id di Al-Zaytun, telah dijawab oleh Panji Gumilang.
Pimpinan Ponpes Al-Zaytun ini berdalih bahwa penempatan perempuan sejajar dengan pria, sebagai bentuk perlaku setara, emansipasi, dan hak asasi.
Hewan Kurban Tidak Disembeli
Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang rupanya memiliki ajaran sendiri dalam berkurban di Hari Raya Idul Adha.
Berdasarkan pengakuan Ken Setiawan, di Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang mengajarkan bila berkurban tidaklah disembelih melainkan diternak.
Baca Juga: Bagaimana Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan Online Melalui Aplikasi JMO,Cek Langkah Berikut Gampang
Alasannya adalah mereka memakai asas manfaat, di mana hewan-hewan kurban itu tidak dibiarkan untuk dipotong melainkan dikembangbiakkan supaya lebih besar dan banyak.
"Kalau cuman dipotong, cuma saat itu saja. Kambing, sapi itu diternak di sana, dibesarkan," kata Ken.
Akan tetapi, setelah diternak, Ken justru tidak tahu hewan-hewan tersebut lantas dimanfaatkan untuk apa.***