Kala itu dia menggunakan dana Rp 30 juta sebagai modal untuk penelitian jamu-jamuan obat kencing manis dan tekanan darah.
Dokter Boenjamin pun mendatangi pengusaha farmasi sukses yaitu Wim Kalona pemilik PT Dupa, untuk bertukar pikiran.
Alhasil Win Kalona juga yang memotivasinya untuk terjun di industri farmasi usai melakukan penelitian.
Pada tahun 1963, dia bersama rekan sesama dokter mulai membuka perusahaan yang memproduksi salep.
Sayangnya perusahaan itu tutup karena kekurangan modal.
Tak menyerah, kemudian membangun bisnis farmasi dan sukses.
Tak hanya sukses membuat perusahaan farmasi, Boenjamin Setiawan juga memiliki rumah sakit yang bernama Mitra Keluarga.
Kesuksesannya mengelola bisnis, membuatnya mencatatkan diri sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.