Info Terkini Covid-19, Vaksinasi Tahap 3 Dianggap Mampu Cegah Varian Baru Covid-19, Begini Penjelasan WHO

- 13 Juli 2021, 17:43 WIB
Ilustrasi. Ahli kesehatan dari University of Virginia, AS, mengungkap jawaban terkait perlukan vaksin booster bagi tubuh kita.
Ilustrasi. Ahli kesehatan dari University of Virginia, AS, mengungkap jawaban terkait perlukan vaksin booster bagi tubuh kita. /Pixabay/hakan german

KALBAR TERKINI – Vaksinasi yang dilakukan oleh Pemerintah berbagai dunia saat ini masih terus dilakukan untuk mengurangi jumlah tekanan dan mengantisipasi terpaparnya dari virus baru yang telah muncul saat ini atau masa mendatang.

Berbagai vaksin yang sudah diterima di Indonesia untuk digunakan sepenuhnya membantu masyarakat mengurangi tekanan Covid yang semakin meningkat terutama pada varian Delta.

Baru-baru ini dikabarkan akan adanya vaksin booster. Apa itu booster ? Berikut penjelasannya dilansir Kalbarterkini.com dari Reuters.com.

Baca Juga: UAS Dikabarkan Meninggal Terpapar Covid-19, Berikut Biodata Ustad Kondang Asal Riau Tersebut

Menurut spesialis mikrobiologi dan penyakit menular William Petri dari University of Virginia, Booster adalah dosis ekstra vaksin yang diberikan untuk mempertahankan perlindungan yang diinduksi vaksin terhadap penyakit.

Mereka biasanya digunakan untuk mendukung banyak vaksin karena kekebalan dapat hilang seiring waktu.

Misalnya, vaksin flu membutuhkan booster setiap tahun hingga vaksin difteri dan tetanus setiap 10 tahun.

Booster seringkali identik dengan vaksin asli. Namun, dalam beberapa kasus, suntikan booster telah dimodifikasi untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian virus baru.

Baca Juga: Doyoung TREASURE Terpapar Covid-19, Penggemar Berdoa Agar Cepat Sembuh

Vaksin flu musiman, terutama, membutuhkan booster tahunan karena virus flu berubah begitu cepat.

Pfizer ajukan untuk vaksin booster bagi beberapa negara yang sudah siap, terutama bagi yang sudah menerima vaksin lengkap.

Dosis ketiga mungkin diperlukan dalam waktu enam sampai 12 bulan setelah vaksinasi penuh.

Hal itu sontak membuat beberapa negara yang berpenghasilan tinggi siap untuk membeli dan menggunakan untuk mempercepat mengurangi terpaparnya Covid.

“Negara-negara kaya seharusnya tidak memesan vaksin booster untuk populasi yang divaksinasi sementara negara-negara lain belum menerima vaksin COVID-19,” ujar WHO dilansir dari Reuters, Selasa 12 Juli 202.

Baca Juga: UAS Dikabarkan Meninggal Terpapar Covid-19, Pernyataan Kontroversialnya Muncul Lagi di Publik, Begini Bunyinya

Beberapa hari kemudian, Dirjen WHO memberi respon mengenai gagasan tersebut dan mengatakan, kematian kembali meningkat dari pandemi COVID-19.

Varian Delta menjadi dominan, dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi petugas kesehatan mereka.

"Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus dan kematian COVID-19," kata Tedros dalam pengarahan.

Tercatat bahwa varian yang sangat menular, pertama kali terdeteksi di India, kini telah ditemukan di lebih banyak negara. dari 104 negara.

Baca Juga: UAS Dikabarkan Meninggal Terpapar Covid-19, Sempat Tulis Surat Wasiat dan Kronologi Sakit Yang Dialaminya

“Kesenjangan global dalam pasokan vaksin COVID-19 sangat tidak merata dan tidak merata. Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki pasokan untuk memvaksinasi petugas kesehatan mereka dan yang paling rentan,” kata Tedros.

Dia memilih pembuat vaksin Pfizer dan Moderna sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memberikan suntikan booster di negara-negara di mana sudah ada tingkat vaksinasi yang tinggi.

Tedros mengatakan mereka seharusnya mengarahkan dosis mereka ke COVAX, program berbagi vaksin terutama untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan miskin.

Selain itu, Kepala ilmuwan WHO yaitu Soumya Swaminathan mengatakan, badan kesehatan global sejauh ini belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa suntikan booster diperlukan bagi mereka yang telah menerima vaksin lengkap.

Baca Juga: Percepat Penanganan Covid-19, Sea Group, Shopee, dan Garena Sumbang 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin

Sementara booster mungkin diperlukan suatu hari nanti, belum ada bukti bahwa mereka dibutuhkan.

“Harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan data, bukan pada masing-masing perusahaan yang menyatakan bahwa vaksin mereka perlu diberikan sebagai dosis booster,” katanya.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: REUTERS The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah