Stasiun Manggarai Dibangun Sejak 1914, Berikut Cerita Lengkap Stasiun yang Mengambil Nama Wilayah di NTT Itu

7 Juni 2022, 17:47 WIB

KALBAR TERKINI - Stasiun Manggarai sedang menjadi trending pembicaraan netizen pasca penetapan sebagai stasiun sentral di Jakarta.

Penetapan tersebut bertepatan denga rencana penghentian operasional Stasiun Gambir.

Lalu, bagaimana pembangunan stasiun tersebut dimulai, simak lengkapnya di sini dilansir Kalbarterkini.com dari KAI.com.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2022 Pakai Kereta Api,Masih Banyak Tersedia,Simak Rute Berikut Ini

Wilayah Manggarai, di Batavia (Jakarta) sudah dikenal sejak abad ke-17. Awalnya merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores.

Wilayah yang masuk Gementee Meester Cornelis ini pun berkembang menjadi sebuah kampung.

Kereta api yang melintasi wilayah ini awalnya dibangun oleh perusahaan swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan lintas Jakarta-Buitenzorg (Bogor).

Sebagai tempat pemberhentian dibangun Stasiun Bukitduri (kini depo KRL).

Baca Juga: Pasukan Rusia Bombardir Jaringan Kereta Api Pengungsi Ukraina, Evakuasi Tetap Jalan Terus

Pada tahun 1913 perusahaan kereta api Negara, Staatssporwegen (SS) menguasai jaringan kereta api di Jakarta .

Setelah membeli jalur Jakarta-Bekasi milik Bataviaasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS) tahun 1899 dan Jakarta-Bogor milik NISM tahun 1913.

Setelahnya, SS melakukan penataan ulang  jalur kereta api di Jakarta, salah satunya adalah pembongkaran Stasiun Boekitdoeri eks-NISM dan membangun Stasiun Manggarai.

Pembangunan Stasiun Manggarai dimulai tahun 1914 yang dipimpin oleh arsitek Belanda bernama Ir. J. Van Gendt.

Baca Juga: Cara Pesan Tiket Pesawat, Kereta Api, Hotel di Traveloka, Perjalanan Liburan dan Bisnis Terasa Memudahkan

Selain stasiun dibangun pula balai yasa dan rumah-rumah dinas pegawai SS. Pada 1 Mei 1918 Stasiun Manggarai diresmikan.

Sebenarnya pada waktu peresmian masih jauh dari selesai, karena sang arsitek, Van Gendt merancang tiang peron berbahan baja.

Namun karena Perang Dunia I bergejolak, pasokan baja dari eropa tidak datang sehingga digunakan kayu jati sebagai pengganti tiang peron.

Bertepatan ulang tahun ke-50 SS, perusahaan ini mengoperasikan kereta listrik pertama kali dengan lintas Jakarta-Tanjung Priuk.

Baca Juga: Kereta Api Pakistan Tabrakan, 40 Penumpang Tewas, Ratusan Terjepit di Gerbong

SS melanjutkan proyek elektrifikasi sampai Stasiun Manggarai yang rampung pada 1 Mei 1927.

Stasiun Manggarai mempunyai nilai historis yang tinggi. Stasiun ini merupakan stasiun awal keberangkatan pemindahan ibukota sementara ke Yogyakrta pada 4 Januari 1946.

Segala persiapan rahasia untuk perjalanan Presiden dan Wakil Presiden pun dilaksanakan di stasiun ini.

Sang Panglima Besar Jenderal Soedirman pun pernah singgah di Stasiun Manggarai dalam rangka menghadiri perundingan gencatan senjata di Jakarta.

Baca Juga: Penembakan California Tewaskan 9 Pekerja Rel Kereta Api, Kemana Presiden Joe Biden dan Kekuasaannya?

Kedatangan Sang Panglima dan rombongan di Stasiun Manggarai pada 1 November 1946 disambut sorak sorai rakyat Indonesia.

Saat ini Stasiun Manggarai menjadi stasiun dengan lalu lintas kereta ai tersibuk di Indonesia.

Stasiun ini melayani perhentian KRL Commuter Line tujuan Jakarta Kota, Bogor, Tanah Abang, dan Bekasi.

Stasiun ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nomor registrasi RNCB.19990112.04.000470 berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 011/M/1999 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tahun 1993.

Baca Juga: Kereta Api di Taiwan Tabrak Truk, 51 Penumpang Tewas Tergencet

Lokasi Stasiun Bukitduri ditandai lingkaran berarna kuning, pada peta tahun 1914 Stasiun Manggarai belum ada. Pada peta tahun 1925 lokasi Stasiun Manggarai ditandai lingkaran berwarna merah. (Sumber: Colonialarchitecture.edu)

Sang Panglima Besar tiba di Stasiun Manggarai tahun 1946. (Koleksi ANRI)

Tampak depan Stasiun Manggarai tahun 1920-an. (Sumber: Media-kitlv.nl)

Proses pembangunan kanopi Stasiun Manggarai. (Sumber: Media-kitlv.nl)

Kesibukan Stasiun Manggarai pada tahun 1951. (Sumber: NVBS)

Riwayat Balai Yasa Manggarai

Perusahaan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS) membeli jaringan kereta Jakarta-Bogor milik perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij (NISM) pada tahun 1913.

Di Jakarta sendiri, SS mengoperasikan kereta api di lintas barat dan timur.

Lintas barat meliputi Jakarta-Rangkasbitung-Anyer serta percabangan ke Tangerang. Sedang lintas timur dari Jakarta ke Bekasi dan Karawang.

Keseluruhan jaringan kereta api di Jakarta pun dikuasai SS. Selepasanya, SS melakukan penataan ulang  jalur kereta api di Jakarta, salah satunya membangun sebuah stasiun sebagai titik simpul pertemuan jalur.

Adalah Stasiun Manggarai, selain stasiun dibangun pula kawasan perumahan serta sebuah bengkel kereta api.

Awal Beroperasi

Werkplaats atau bengkel kereta api di Manggarai dibangun sekitar tahun 1915.

Baru pada tahun 1920 Werkplaat Manggarai dibuka operasionalnya. Kala itu, Werkplaat Manggarai merupakan bengkel kereta api terbesar dan termodern dengan.

Adapun tugas utama Werkplaat Manggarai meliputi: pemenuhan kebutuhan pesanan suku cadang rollingstock serta pemeriksaan dan perbaikan lokomotif, kereta, dan gerbong.

Semula, bengkel kereta api ini hanya melayani perawatan dan perbaikan lokomotif uap.

Paska diresmikan jalur kereta rel listrik Jakarta-Tangjung Priok pada tahun 1925 maka ditambah bagian stellos listrik.

Bagian tersebut menangani perawatan dan perbaiakan lokomotif dan kereta listrik.

Malaise atau krisis dunia yang melanda tahun 1930-an turut berdampak pada operasional Werkplaat Manggarai.

Kurun tahun 1932-1934 dilaksanakan penghematan dengan memusatkan tiap-tiap jenis pekerjaan dalam satu bengkel.

Sesudah tahun 1934 situasi berangsur normal dengan mulai Kembali menerima pegawai.

Tahun 1938, Werkplaat Manggarai membangun beberapa kereta tidur yang diperuntukan bagi penumpang kelas satu yakni seri SAGL.

Kereta tersebut terbuat dari bahan baja, dibuat siang dan malam oeh para pekerja.

Beberapa pekerja pribumi yang turut membangun ialah Hoediono. Sedang Ali Noor Luddin hanya mengikuti tahapan finishing.

Di tahun yang sama, dibikin pula sebuah kereta inspeksi seri IL yang khusus digunakan oleh pejabat seperti gubernur jenderal Hindia Belanda.

Di Bawah Kendali Jepang

Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Hal ini menandai dimulainya pendudukan Jepang di Indonesi, tak terkecuali Werkplaat Manggarai.

Di bawah kendali Jepang, bengkel kereta api ini tidak hanya melayani kebutuhan kereta api melainkan juga memenuhi keperluan tantara Jepang.

Mengingat Bengkel Manggara memiliki peralatan dan mesin yang paling lengkap maka bengkel ini dipimpin oleh seorang perwira bernama Kinoshita dengan wakilnya Harada.

Guna memenuhi kebutuhan pegawai, Jepang membuka Shookooin Yoseiko (calon tukang/teknisi) di Bengkel Manggarai pertengahan tahun 1943.

Sekolah tersebut dilengkapi dengan asrama yang dapat menampung sekitar 200 siswa. Lama pelatihan dilaksanakan selama enam bulan.

Para pemuda kereta api di Bengkel Manggarai diwajibkan pula mengikuti kegiatan Seinendan (barisan pemuda).

Anggota Seinenden Bengkel Manggarai sendiri berkisar 400-450 orang. Komandannya ialah Djatmika, seorang pegawai yang fasih berbahasa Jepang. 

Atas kepiawannya berbahasa itulah kiranya ia dipilih sebagai Kegiatan setiap hari meliputi latihan berbaris dan penjagaan gerbang bengkel serta wilayah sekitarnya.

Salah satu hal menarik di bawah pengelolaan Jepang ialah Bengkel Manggarai sempat membuat lokomotif.

Pembuatan dipimpin oleh ahli-ahli dari bangsa Jepang yang sebagian besar dilakukan oleh pegawai orang Indonesia.

Mesin yang digunakan berasal dari mesin diesel pabrikan Mercedes. Lokomotif tersebut sempat pula diuji coba jalan dari Manggarai ke Tanah Abang.

Hasilnya pun memuasakan. Lebih lanjut, dilakukan percobaan jalan Manggarai-Bogor.

Namun pada tahun 1943, Jepang mulai memindahkan beberapa bagian Bengkel Manggarai serta mesin-mesinnya ke berbagai daerah.

Hal ini dilakukan guna mengamankan keduduka Jepang dari pasukan sekutu.

Bagian instrument dan perkakas dipindahkan ke bekas pabrik es di daerah Pegangsaan Timur, Sebagian bagian bubutan dimutasi ke bengkel milik perusahaan trem di Kalipasir.

Bagian kereta digeser ke bangunan pabrik gula di wilayah Arjawinangun, dan sebuah los lengkap dari bagian kereta dipindahkan ke Nagreg.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: KAI

Tags

Terkini

Terpopuler