KALBAR TERKINI - Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Jawa Timur, pada minggu pertama hingga minggu ke-17 Tahun 2022 (per 4 Mei 2022), telah menemukan 114 kasus suspek atau menunjukkan gejala jaundice (kuning) akut atau hepatitis akut di 18 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Sejumlah gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut, yaitu peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah) dialami oleh 114 kasus suspek tersebut.
Baca Juga: Suspek Hepatitis Akut (Hepatitis Misterius) di Jawa Timur Bertambah, Pasien Diisolasi Khusus
Dinkes Jatim mengimbau masyarakat khususnya anak-anak dan orang tua selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Serta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Selain itu, dia juga menghimbau seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut.
Lantas segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
Gubernur JatimKhofifah Indar Parawansa menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak panik, namun tetap sigap melihat gejala yang ditimbulkan.
Gejala klinis dari Hepatitis akut ini antara lain nyeri perut bagian bawah, diare, muntah-muntah, serta peningkatan enzim hati.
Hingga saat ini, tidak ditemukan gejala demam dalam sebagian besar kasus.
Meski begitu, Khofifah mengingatkan agar tidak lengah jika ada warga masyarakat yang mengalami demam.
Selain itu, Khofifah juga menekankan pentingnya tindakan preventif dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan.***