Menurut lulusanAkademi Militer (Akmil) 1987 dari satuan Infanteri (Kopassus) ini, kehadian paham-paham radikal, yang menentang Pancasila sebagai ideologi NKRI, sangat membahayakan sehingga harus ditumpas.
Ronny menegaskan, kelompok-kelompok teror tersebut adalah paham-paham dari oknum-oknum yang mabok agama sehingga sangat membahayakan untuk keutuhan NKRI.
"Termasuk NII, di mana Kartosuworyo tidak mau menerima paham Pancasila dan menolak bahwa bentuk negara adalah republik.
Di NKRI, kita beragam, tidak sama. Jadi jika ada yang berjubah putih, semua penduduk kan tidak harus begitu," tegas Kabinda Badan Intelijen Negara (BIN) Maluku pada 2019—2020 ini.
Selain NII, otoritas terkait di Indonesia terus mengawasi serta juga menumpas para simpatisan Jemaah Islamiyah (JI), yang merupakan afiliasi dari Al Qaeda, pimpinan Osama bin Laden.
Sementara NII adalah bagian dari ISIS, yang sepanjang tahun 2021 menjadi kelompok teroris paling mematikan, dan diduga kuat sudah menyusup ke sendi-sendi kelompok NII.
Di masa Orde Baru, kelompok-kelompok Negara Islam diwakili oleh berbagai faksi, yang semuanya menginduk ke gerakan tunggal, yang disebut Darul Islam (DI) atau NII, pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat.
DII atau Tentara Islam Indonesia (TII) kemudian melebarkan sayap ke Sulawesi Selatan pimpinan Kahar Muzakkar dan juga meluas ke Aceh.