KALBAR TERKINI -Tahun Baru China jatuh pada minggu pertama bulan Februari setiap tahunnya dan berakhir pada tanggal 15 Februari.
Hari terakhir tersebut yang dirayakan sebagai Cap Go Meh, di mana akan disajikan penampilan ratusan atraksi semacam debus yang dikenal dengan Tatung.
Jika anda ingin melihat ratusan Tatung beraksi, Kota Singkawang, Kalbar adalah tempat yang tepat, anda akan berdecak kagum dibuatnya.
Tak hanya wisatawan dalam negeri, para turis dari mancanegara pun terpesona dengan penampilan ratusan tatung yang menjadikan atraksi ini mendunia.
Dilansir Kalbarterkini.com dari InfoBudaya.net, berikut keseruan penampilan Tatung pada Tahun Baru China 2020 lalu.
Tahun 2022 ini, belum ada konfirmasi lengkap apakah penampilan tatung tersebut diperbolehkan mengingat kondisi pandemi covid 19.
Singkawang merupakan salah satu wilayah yang terletak di wilayah Kalimantan Barat.
Dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng karena daerah ini merupakan salah satu daerah pecinan tertua di Indonesia.
Singkawang juga dikenal memiliki sebuah tradisi unik yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Adalah Tatung, atraksi ekstrem yang dilakukan masyarakat Singkawang dengan menusuk-nusuk anggota tubuh dengan benda-benda tajam.
Dalam bahasa Hakka/ Khek Tatung berarti orang yang dirasuki oleh roh dewa atau leluhur sehingga memiliki kekuatan supranatural.
Tatung hampir memiliki kesamaan dengan debus yang merupakan kesenian bela diri dari Banten.
Tradisi Tatung sudah menjadi ciri khas Singkawang sejak lama. Tatung biasanya diselenggarakan untuk memeriahkan perayaan tahunan masyarakat Tionghoa, yaitu Cap Go Meh.
Prosesi Tatung biasanya akan dimulai di tiap tanggal 15 setiap bulannya dalam penanggalan Kalender Tionghoa, seorang Tatung harus berpuasa dari makanan daging alias vegetarian.
Baca Juga: PPKM Darurat Siap diterapkan di Pontianak dan Singkawang, Edi Kamtono : Mohon Tetap di Rumah
Pada tahun 2020 lalu, pawai dilakukan pada tanggal 8 Februari.
Konon jika seorang yang memiliki potensi Tatung tetap makan daging di tanggal tersebut maka akan celaka atau mendapatkan bala saat memeragakan keahliannya, seperti terluka, dan lain-lain.
Setelah puasa tersebut, di pagi hari saat Cap Go Meh mereka akan melakukan ibadah khusus di tempatnya masing-masing.
Seperti di Toa Pekong/Thai phak koong untuk umat beragama Konghucu dan tempat ibadah Dayak untuk masyarakat Suku Dayak sendiri.
Baca Juga: Idul Adha 1442 H: Rawan Covid-19 Begini Cara Perayaan dan Distribusi Daging Kurban di Singkawang dan Pontianak
Dari sana, mereka dibawa menuju panggung kehormatan yang telah disiapkan khusus untuk perayaan festival Cap Go Meh, di mana para Tatung sudah dengan kondisi sudah ditusuk benda tajam.
Selama orang tersebut menjadi tatung harus tetap didampingi mediatornya.
Hal ini berfungsi untuk menjaga komunikasi antara seorang Tatung dengan roh yang merasukinya.
Selain memiliki ciri khas budaya tradisi, aneka pertunjukan yang disajikan dalam perayaan Cap Go Meh di Singkawang merupakan bentuk asimilasi antara budaya China dan lokal.
Meski menghadirkan sensasi ketegangan tersendiri, Pawai Tatung justru menjadi magnet bagi wisatawan untuk mengunjungi Singkawang.
Sebanyak lebih dari 500 orang Tatung setiap tahunnya ikut serta dalam memeriahkan festival Cap Go Meh.
Para peserta yang merupakan warga keturunan Dayak-Tionghoa itu akan berpawai mengelilingi Kota Singkawang sembari menampilkan atraksi Tatung di hadapan ribuan turis yang datang.