Seperti di Toa Pekong/Thai phak koong untuk umat beragama Konghucu dan tempat ibadah Dayak untuk masyarakat Suku Dayak sendiri.
Baca Juga: Idul Adha 1442 H: Rawan Covid-19 Begini Cara Perayaan dan Distribusi Daging Kurban di Singkawang dan Pontianak
Dari sana, mereka dibawa menuju panggung kehormatan yang telah disiapkan khusus untuk perayaan festival Cap Go Meh, di mana para Tatung sudah dengan kondisi sudah ditusuk benda tajam.
Selama orang tersebut menjadi tatung harus tetap didampingi mediatornya.
Hal ini berfungsi untuk menjaga komunikasi antara seorang Tatung dengan roh yang merasukinya.
Selain memiliki ciri khas budaya tradisi, aneka pertunjukan yang disajikan dalam perayaan Cap Go Meh di Singkawang merupakan bentuk asimilasi antara budaya China dan lokal.
Meski menghadirkan sensasi ketegangan tersendiri, Pawai Tatung justru menjadi magnet bagi wisatawan untuk mengunjungi Singkawang.
Sebanyak lebih dari 500 orang Tatung setiap tahunnya ikut serta dalam memeriahkan festival Cap Go Meh.
Para peserta yang merupakan warga keturunan Dayak-Tionghoa itu akan berpawai mengelilingi Kota Singkawang sembari menampilkan atraksi Tatung di hadapan ribuan turis yang datang.