Dedi Mulyadi Murka Sikapi Banjir Sintang, Pemerintah Lalai Atasi Masalah Lingkungan, Eksak Kalah Lawan Politik

- 7 Desember 2021, 11:38 WIB
Kios Dagang Melebihi Batas Jalan Dedi Mulyadi: Bongkar Sekarang
Kios Dagang Melebihi Batas Jalan Dedi Mulyadi: Bongkar Sekarang //Dok. Dpr.go.id/

KALBAR TERKINI - Dedi Mulyadi Murka Sikapi Banjir Sintang, Pemerintah Lalai Atasi Masalah Lingkungan, Eksak Kalah Lawan Politik.

Wakil Ketua Komisi IV yang membidangi masalah lingkungan DPR RI Dapil Jawa Barat Dedi Mulyadi, turut berkomentar terkait banjir yang sempat melanda wilayah perhuluan Kalimantan Barat.

Hal tersebut dilakukannya saat menggelar rapat dengar pendapat bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang dihadiri Direktur Jenderalnya Wiratno.

Baca Juga: Lembaga Gemawan Galang Bantuan Banjir Sintang, Siapkan Konser Amal Bertajuk Be The Change For Climate

Dedi Mulyadi menyebut, pemerintah melalui kementerian terkait sering tidak jujur yang menjadi penyebab utama terjadinya banjir yang melanda wilayah perhuluan Kalimantan Barat khususnya Sintang.

"Kementerian sering tidak jujur, jelaskan saja kepada saya berapa kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah tersebut yang kemudian menyebabkan banjir," ujarnya dalam video yang banyak beredar di masyarakat Kabupaten Sintang.

Pria yang akrab disapa kang Dedi tersebut mengaku prihatin dengan banjir yang terjadi yang seharunya tidak perlu terjadi jika kementerian terkait jujur.

Baca Juga: INFO TERKINI! Banjir Sintang Rendam 88 Rumah Ibadah, 18.997 Jiwa Masih Mengungsi, 4 Jiwa Meninggal Dunia

"Kementerian mengatakan banjir disebabkan hujan yang melebihi

daya tampung sungai itu hanya mencari-car alasan, saya sudah tahu kalau itu mah," ujarnya dengan logat sunda yang kental.

Dedi menyebut, banjir besar selama sebulan lebih tersebut lebih disebabkan deforestasi yang tidak terkendali yang dipergunakan untuk perkebunan dan kebutuhan lainnya.

"Itu lebih karena tidak terkendalinya pengurangan wilayah resapan untuk perkebunan dan lainnya. Kasihan masyarakat lokal di sana pak, dari ekonomi tidak dapat hanya dapat dampaknya," tambah Dedi.

Baca Juga: INFO TERKINI: Setelah Mensos dan Menteri PUPR Kunjungi Sintang, Kini Giliran Kepala BNPB, Banjir Masih Tinggi

Bahkan, dengan lugas Dedi menyebut ulah tersebut dilakukan orang-orang dari luar Kalimantan Barat sendiri.

"Mereka yang investasi enak, sabtu minggu bisa pulang ke Jakarta santai. Masyarakat di sana yang kasihan," katanya.

Ia berharap, ke depan kementerian terkait lebih jujur dengan kondisi yang ada kemudian mempersiapkan langkah antisipasi sebaik mungkin.

"Jangan sampai ilmu eksakta dikalahkan dengan kepentingan sosial politik. Kalau itu yang terjadi maka tidak perlu ada kementerian Lingkungan Hidup," tegasnya.

Baca Juga: INFO TERKINI: Sebelumnya Merendam 12 Kecamatan, Banjir Masih Rendam Tujuh Kecamatan, 21.318 Masih Mengungsi

Dedi Menegaskan, rekomendasi KLH terkait lahan seharunya bersifat multak dipatuhi seluruh kementerian terkait.

"Kalau 4 ditambah 4 hasilnya diminta 9 nanti kita musyawarahkan dulu sesuai kepentingan maka begini kondisi yang terjadi. Harusnya LHK tegas, kalau boleh bilang boleh kalau tidak bilang tidak," katanya. 

Sementara Dirjend LHK, Wiratno, mengakui buruknya pengelolaan lahan menjadi penyebab utama banjir besar yang terjadi tersebut.

"Pertama memang karena hujan yang melebihi daya tampung sungai yang ada. Kemudian juga karena pengelolaan lahan yang tidak tepat," ujarnya.

Baca Juga: Menteri PUPR Kunjungi Banjir Sintang, Janji Bangun Geobag Atasi Kemungkinan Banjir Susulan yang Lebih Besar

Dengan desakan Komisi IV, Wiratno berjanji akan melakukan kajian lebih mendalam sebelum disampaikan kembali kepada DPR RI.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: @dedimulyadi71


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x