Gemar Sabar, Cara Pemprov Kalbar Lakukan Percepatan Peningkatan IPM Bidang Pendidikan

- 4 Mei 2021, 12:58 WIB
Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan.
Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan. /KALBAR TERKINI/MULYANTO ELSA

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Program Gemar Sabar, yakni Gerakan Mari Belajar Masyarakat Kalbar.

Gerakan ini diluncurkan bertepatan dengan Peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2021.

Baca Juga: Dobrak Promosi dan Pemasaran Berbasis Android, Dekrenasda Kalbar Perkenalkan Aplikasi Qriya

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan mengingatkan, bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Menurutnya, dua tahun ini bukanlah masa yang mudah bagi para pendidik, orang tua, dan juga para pelajar untuk menjalani proses belajar mengajar di tengah kekhawatiran wabah yang melanda seluruh dunia.

Ia pun berharap, masyarakat, terutama masyarakat pendidik, dengan kondisi pandemi Covid-19 dapat berinovasi memberikan ilmu kepada anak didiknya.

Baca Juga: Pemprov Kalbar Punya Program Gemar Sabar untuk Tingkatkan IPM Pendidikan

“Walaupun tidak bertatap muka secara langsung melainkan lewat daring, bagaimana kita berinovasi supaya anak-anak ini senang belajar secara daring, ada ketertarikan, dan tidak jenuh," ujar Ria Norsan.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2021 di lingkungan Pemprov Kalbar, dirangkai dengan Web Seminar tentang Percepatan Peningkatan IPM bidang Pendidikan dan peluncuran Program Gemar Sabar.

Norsan menambahkan, melalui momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional ini diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja, terutama dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga: Pemprov Kalbar Tegas Larang Mudik, Gubernur Midji Siapkan 700 Kamar Isolasi

"Saya berharap akan terjadi peningkatan kinerja terutama dalam peningkatan IPM pada bidang pendidikan, di mana terdapat dua indikator, yakni rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah," ungkapnya.

Dikatakannya, rata-rata lama sekolah di Kalbar pada tahun 2018 pada angka 7,12 tahun, pada tahun 2019 pada angka 7,31, dan pada tahun 2020 pada angka 7,37 tahun.

Sedangkan harapan lama sekolah pada tahun 2018 di angka 12,55 tahun, pada tahun 2019 di angka 12,58 tahun, dan pada tahun 2020 di angka 12,60 tahun.

Baca Juga: Menyebar dengan Cepat, Ini Gejala Covid-19 di Sekadau yang Merenggut 12 Orang

Capaian angka tersebut menempatkan posisi Provinsi Kalbar pada peringkat 32 dari 34 Provinsi untuk rata-rata lama sekolah dan peringkat 30 untuk harapan sekolah.

"Ada peningkatan, tetapi sangat kecil. Dari data tersebut, mari kita bersama-sama berupaya meningkatkan dua indikator tersebut melalui pendidikan formal maupun nonformal," ajaknya.

Masih kata orang nomor dua di Kalbar, rata-rata lama sekolah dihitung dari penduduk usia 25 tahun ke atas berapa lama sekolah yang ditempuh.

Dia mengatakan, sebab perhitungan rata-rata lama sekolah untuk penduduk usia di atas 25 tahun, maka harus ada gerakan yang masif untuk menggerakkan pendidikan nonformal melalui paket A, B, dan C.

Baca Juga: PPKM di Pontianak tak Digubris, Warkop Buka hingga Subuh

“Apabila kita ingin meningkatkan rata-rata lama sekolah, harus ada gerakan masif pada pendidikan nonformal paket A, B, dan C,” tuturnya.

“Sedangkan untuk meningkatkan harapan lama sekolah, kita harus meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah penduduk usia 7 sampai dengan 18 tahun, dari pendidikan dasar hingga ke pendidikan menengah," jelas dia.

Oleh sebab itu untuk meningkatkan harapan lama sekolah, kata Wagub Kalbar, pemerintah harus bisa menekan angka putus sekolah dengan mendorong masyarakat agar menyekolahkan putra putrinya dan meningkatkan akses layanan di semua jenjang pendidikan.

Ia juga berharap Dikbud Provinsi, Kanwil Kemenag beserta jajaran, dan Dikbud Kabupaten/Kota bisa bersinergi, untuk membuat data pembanding yang bisa diambil dari data pokok pendidikan (Dapodik), education management system (Emis) dari Kemenag dan disandingkan dengan data penduduk Kalbar berdasarkan kelompok umur tertentu dari Dukcapil.

Baca Juga: Merawat Toleransi lewat Tepelima 3, Anak-anak Muda Kalbar ini Lakukan hal Berikut

“Sehingga kita akan mengetahui berapa angka partisipasi murni (APM), angka partisipasi kasar (APK), dan angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 7 sampai dengan 18 tahun, sebagai pembanding data dari BPS dimaksud," pungkas mantan Bupati Mempawah dua periode ini. ***

Editor: Ponti Ana Banjaria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah