VIRAL! Belum Selesai Dibangun, Geobag Penahan Banjir Jokowi di Sintang Sudah Jebol

2 Februari 2022, 22:18 WIB
Kondisi Geobag penahan banjir di Kabupaten Sintang yang jebol akibat tingginya curah hujan. Geobag ini baru direncanakan selesai Maret 2022 mendatang /Istimewa/Facebook @Teddy


KALBAR TERKINI - VIRAL! Belum Selesai Dibangun, Geobag Penahan Banjir Jokowi di Sintang Sudah Jebol

Masyarakat Kabupaten Sintag, Kalimantan Barat dibuat heboh dengan viral foto-foto geobag yang ditinjau Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengalami longsor.

Padahal gebobag tersebut jika sesuai rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru akan selesai Maret 2022 nanti.

Baca Juga: Presiden Jokowi Beli Jaket Bomber Motif Tenun Ikat Sintang, Kainnya Bermotif Manok dan Dibuat Pengrajin Umin

Dari foto-foto yang beredar luas di masyarakat, tampak kondisi geobag yang dibangun di wilayah Kampung Ladang Sintang mengalami longsor.

Warganet pun mempertanyakan kemampuan geobag yang dibangun sebagai penahan banjir tersebut.

Geobag yang dibangun di wilayah bantaran Sungai di Kabupaten Sintang, dimaksudkan Kementerian PUPR untuk menahan banjir.

Sintang memang sempat mengalami banjir besar sepanjang Oktober hingga November 2021 lalu.

Baca Juga: Menteri PUPR Kunjungi Banjir Sintang, Janji Bangun Geobag Atasi Kemungkinan Banjir Susulan yang Lebih Besar

Banjir yang terjadi hampir sebulan penuh tersebut, tercatat sebagai yang terbesar di Kabupaten Sintang sepanjang 50 tahun terakhir.

Pemerintah kemudian membangun geobag sebagai langkah antisipasi jangka pendek banjir akan kembali terulang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono Desember 2021 lalu menyebut geobag tersebut merupakan antisipasi jangka pendek.

"Kami meninjau pembangunan infrastruktur dalam mengatasi Banjir Sintang dalam jangka pendek yaitu dengan membuat tanggul dari geobag dan geotube yang diisi pasir.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Murka Sikapi Banjir Sintang, Pemerintah Lalai Atasi Masalah Lingkungan, Eksak Kalah Lawan Politik

Diharapkan dalam jangka pendek dapat mengatasi banjir," kata Presiden Jokowi.

Selanjutnya dalam jangka menengah dan panjang, Presiden mengatakan perlu dilakukan langkah perbaikan lingkungan termasuk aliran sungai.

"Utamanya perbaikan daerah tangkapan hujan (catchment area) dengan penanaman kembali pohon di daerah-daerah sekitar Sungai Kapuas maupun Sungai Melawi," ujar Presiden.

Presiden berharap dengan adanya penanaman pohon kembali di sekitar wilayah Sungai Kapuas dan Melawi dapat mengembalikan fungsi tangkapan air di hulu sungai.

Baca Juga: Lembaga Gemawan Galang Bantuan Banjir Sintang, Siapkan Konser Amal Bertajuk Be The Change For Climate

"Saya perintahkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta perusahaan-perusahaan swasta besar yang ada di sini untuk membuat persemaian sehingga penanaman kembali dapat berjalan," tutur Presiden Jokowi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang terjadi karena curah hujan tinggi serta daerah tangkapan air (catchment area) di hulu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang sudah banyak berkurang.

Sehingga sungai meluap terutama pada titik pertemuan sungai yang padat penduduk.

"Untuk penanganan jangka pendek, kami pasang geobag yang kuat di area yang tepat, yang terdampak besar, seperti pusat ekonomi kota.

Saya sudah menugaskan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 1 dan PT. Wijaya Karya untuk bekerja dan segera menyelesaikannya.

Karena BMKG memprediksi puncak hujan akan terjadi di sekitar Januari-Februari 2022," tutur Menteri Basuki.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, pembangunan tanggul akan dilakukan sepanjang 13,2 km.

Khususnya di sepanjang wilayah alur Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang terjadi genangan.

"Pembangunan tanggul tersebut terbagi di tiga titik/kluster, pertama sepanjang 7,3 km yang akan melindungi area Kota Sintang, selanjutnya sepanjang 3,2 km yang melindungi area Pasar Cina dan sepanjang 2,7 km yang melindungi area Keraton.

Ditargetkan semua tanggul tersebut selesai Maret 2022, utamanya prioritas yang sepanjang 7,3 km," ujar Jarot.

Selanjutnya untuk penanganan jangka menengah, Jarot mengatakan akan melakukan rehabilitasi danau-danau alami di sekitar Sungai Kapuas dan Melawi sebagai kolam retensi (retarding basin).

"Di Sungai Kapuas ada sekitar 35 danau alami, tahun 2022 Ditjen SDA programkan 4 danau yang akan direhabilitasi melalui pengerukan sedimentasi.

Akan dikerahkan 10 excavator amphibi untuk pengerukan danau," katanya.

Sementara untuk penanganan jangka panjang, Jarot mengungkapkan pada tahun 2022 akan memulai survei, investigasi dan desain (SID) pembangunan Bendungan Sungai Pinoh yang merupakan anak Sungai Melawi.

"Ditargetkan bendungan dengan rencana kapasitas tampung 30 juta m3 sudah mulai konstruksi di tahun 2023," tuturnya.

Sedangkan untuk perbaikan jalan, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat Ditjen Bina Marga.

Saat ini tengah membangun saluran air di bawah jalan/gorong-gorong (box culvert) di titik Jerora 1 dan 2 pada ruas Jalan Nasional Sintang - Putussibau, tepatnya Batas Kota Sintang-Nangasilat yang sempat tergenang banjir, preservasi Jalan dan Jembatan Lintas Melawi, Sintang, serta penanganan tebing longsor 2 titik pada ruas Jalan Sosok-Sanggau.

"Pembangunan gorong-gorong (box culvert) tersebut mulai dilaksanakan tahun 2021, dilaksanakan dengan dana/anggaran tanggap darurat," kata Kepala BPJN Kalimantan Barat Herlan Hutagaol.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber PUPR

Tags

Terkini

Terpopuler