Direktur FBI: TikTok Bisa Jadi Alat Mata-mata Pemerintah China

- 20 Desember 2022, 23:04 WIB
Direktur FBI nyatakan TikTok bisa jadi alat mata-mata pemerintah China
Direktur FBI nyatakan TikTok bisa jadi alat mata-mata pemerintah China /

KALBAR TERKINI - Direktur FBI, Christopher Wray yang menyebut TikTok bisa saja mematuhi semua perintah pemerintah China sehingga bias dijadikan alat mereka untuk memata-matai, mengontrol, dan mengakses perangkat lunak (software) pengguna.

"Di bawah hukum China, semua perusahaan China diharuskan secara esensial melakukan apa pun yang diinginkan Pemerintah China dalam hal berbagi informasi atau menjadi alat dari Pemerintah," ungkap Wray seperti dilansir Bloomberg.

Menurutnya, alasan tersebut sudah cukup untuk menjadikan alasan kekhawatiran adanya spionase yang dlilakukan pemerintah China

FBI telah menyampaikan kekhawatiran mereka kepada Komite Investasi Asing AS.

Saat ini, komite tersebut sedang meninjau proposal izin operasional TikTok di AS.

TikTok sendiri memasukkan kekhawatiran Wray ke dalam proposal mereka.

Baca Juga: Sekretaris Komandan SS Nazi Divonis Bersalah di Usia 97 Tahun.Pengadilan Kejahatan Perang Hitler yang Terakhir

Namun Juru Bicara TikTok, Brooke Oberwetter mengatakan pihaknya tidak bisa membeberkan detail negosiasi yang masih berlangsung.

"Seperti yang dicatat oleh Direktur Wray, masukan dari FBI sedang dipertimbangkan sebagai bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung dengan Pemerintah AS.

Kami tidak bisa berkomentar soal diskusi rahasia itu.

Namun kami percaya diri bahwa kami sudah berada di jalur yang tepat untuk memenuhi kriteria keamanan nasional AS," jelas Brooke.

Pernyataan Wray di atas senada dengan milik Brendan Carr selaku Komisioner dari Komisi Komunikasi Federal AS (FCC). Melansir CNET, Carr.

Carr juga menyatakann kekhawatirannya bahwa TikTok berfungsi sebagai alat pengintai canggih yang mengumpulkan data sensitif dan pribadi dalam jumlah yang luar biasa.

Sebelumnya, negara bagian Maryland, Amerika Serikat, resmi melarang penggunaan aplikasi, TikTok, dan platform tertentu yang berbasis di China serta Rusia.

Baca Juga: BENARKAH Kehidupan Pertama Tata Surya Terjadi di Planet Mars? Ini Kata Para Ilmuwan

Gubernur Maryland, Larry Hogan, mengatakan langkah tersebut ditempuh untuk mengatasi risiko keamanan siber dari platform tersebut.

Menurutnya, China dan Rusia merupakan negara saingan AS dan selama ini dinilai kerap melakukan serangan siber ke institusi dan warga Negeri Paman Sam.

Hogan menganggap TikTok dan sejumlah aplikasi buatan China serta Rusia lainnya dapat terlibat dalam praktik spionase dunia maya, mata-matai pemerintah setempat, dan mengumpulkan informasi pribadi sensitif yang tidak pantas.

Hogan lalu menegaskan aplikasi itu bisa terlibat dalam spionase dunia maya, pengawasan pemerintah, dan pengumpulan informasi pribadi yang sensitif serta tak pantas.

Halaman:

Editor: Yulia Ramadhiyanti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x