Moskow Kembalikan Tahanan, Dua Tentara Wanita Ukraina Malah Ingin Tinggal di Rusia!

- 19 Oktober 2022, 05:39 WIB
Tentara Wanita Ukraina, Katiusha menyiapkan peralatan perang menghadapi pasukan Rusia.*
Tentara Wanita Ukraina, Katiusha menyiapkan peralatan perang menghadapi pasukan Rusia.* /TikTok /@katiusha288

KALBAR TERKINI - Pertukaran tahanan Rusia dan Ukraina diwarnai penolakan dua tentara wanita Ukraina yang menolak kembali ke negaranya.

Dari 108 tentara wanita Ukraina, dua di antaranya memilih tetap tinggal di Rusia..

Sementara 110 warga negara Rusia, mayoritas sipil, telah kembali ke negaranya, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Russia Today, Senin, 17 Oktober 2022.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Senin, inlah pertukaran tahanan terbesar dengan Kiev.

Baca Juga: UE Latih Pasukan Ukraina, Austria dan Hungaria Menolak, Denmark Ragu-ragu!

Menurut kementrian, dari 110 tahanan Rusia, 72 di antaranya adalah pelaut sipil, yang ditahan di Ukraina sejak Februari 2022.

"Dua wanita Ukraina yang dijadwalkan untuk pertukaran menolak tawaran itu, dan mengatakan ingin tinggal di Rusia," menurut pernyataan kementerian.

Semua orang Rusia yang kembali ke rumah akan menerima seluruh bantuan medis dan psikologis yang diperlukan.

Kiev juga mengkonfirmasi apa yang disebutnya pertukaran 'berskala besar lainnya'.

Baca Juga: Jerman Kehabisan Amunisi: Genjot Pengiriman ke Ukraina, Stoknya Hanya untuk Sehari Perang

Sebelumnya, Senin, Kepala Republik Rakyat Donetsk (DPR) Denis Pushilin mengumumkan tentang pertukaran itu di media sosial.

Menurutnya, pertukaran akan melibatkan sekitar 30 tentara dari berbagai bagian Rusia.

"Ini termasuk DPR dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang bertetangga, bersama dengan para pelaut sipil," katanya.

Kiev menahan puluhan warga sipil Rusia yang berada di kapal yang berhenti di pelabuhan Ukraina pada akhir Februari 2022.

Baca Juga: Militer dan Pemerintah Ukraina Dikuasai neo-Nazi, Panglima Militernya Ledek Rusia!

Ketika itu, Moskow baru saja meluncurkan operasi militernya.

Beberapa dari mereka dibebaskan setelah pasukan Rusia merebut kota pelabuhan Mariupol.

Tetapi, banyak orang lainnya tetap dalam tahanan Ukraina.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Komisaris Rusia untuk Hak Asasi Manusia Tatyana Moskalkova terlibat langsung dalam memfasilitasi pertukaran tersebut.

Pekan lalu, Moskalkova menyatakan bahwa 65 pelaut akan segera dibebaskan.

Pembicaraan mengenai pembebasan mereka sedang dalam tahap akhir.

Pada Kamis lalu, kedua belah pihak menukar 20 tentara Rusia dengan jumlah pasukan Ukraina yang sama, menurut pejabat dari kedua negara.

Moskow dan Kiev telah berulang kali bertukar tahanan sejak dimulainya konflik antara kedua tetangga pada akhir Februari 2022.

Pertukaran besar terakhir terjadi pada akhir September 2022, ketika 55 tentara Rusia, termasuk dari Donbass, dibebaskan.

Kiev juga membebaskan pemimpin oposisi Ukraina Viktor Medvedchuk sebagai bagian dari pertukaran.

Pihak berwenang Ukraina mendakwa Medvedchuk dengan pengkhianatan tahun lalu, dan melarang partainya, Platform Oposisi.

Menurut Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, 215 tentara Ukraina dikembalikan ke negara asal mereka dalam pertukaran.

Mereka termasuk lebih dari 100 anggota Batalyon Azov, di mana para pejuang secara terbuka menganut pandangan neo-Nazi.***

Sumber: Russia Today

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x