AS, serta sekutunya di Eropa dan di tempat lain – termasuk Jerman – menyatakan tidak akan mengakui hasil referendum tersebut.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mencap jajak pendapat itu sebagai 'referendum palsu' di Twitter.
Washington juga baru-baru ini menjanjikan lebih banyak bantuan ke Kiev untuk 'memperkuat' Ukraina.
Perkembangan ini terjadi ketika Rusia telah mengumumkan mobilisasi parsial.
Pada Rabu lalu, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu menyatakan bahwa mobilisasi akan melibatkan panggilan untuk mempersenjatai sekitar 300.000 tentara cadangan.
Jumlah ini adalah lebih dari satu persen dari potensi mobilisasi penuh Rusia.
Menteri menjelaskan, pasukan tambahan diperlukan.
Pauskan ini untuk mengendalikan jalur kontak sepanjang 1.000 kilometer dengan pasukan Ukraina dan daerah yang dikuasai Rusia.
Pada Februari 2022, Rusia mengakui Republik Donbass sebagai negara merdeka.
Rusia juga menuntut Ukraina untuk secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral.