Taliban Harus Dilabeli Rezim 'Apartheid Gender': Karena Sepelekan Hak-hak Perempuan

- 20 September 2022, 16:10 WIB
Larangan bagi anak perempuan untuk tidak berinteraksi didunia luar dari pemerintahan Taliban.
Larangan bagi anak perempuan untuk tidak berinteraksi didunia luar dari pemerintahan Taliban. /

Naheed adalah politisi termuda yang terpilih menjadi anggota parlemen negara itu pada 2010.

Dia berbicara di sebuah konferensi PBB tentang hak-hak perempuan.

“Perempuan Afghanistan mengalami salah satu krisis hak asasi manusia terbesar di dunia dan dalam sejarah hak asasi manusia," katanya.

"Yang terjadi di Afghanistan ini adalah apartheid gender,” lanjutnya kepada wartawan di New York AS, Senin, 12 September 2022.

Baca Juga: Afghanistan Dihantam Gempa, 1.000 Tewas, Pemimpin Taliban: Tuha, Selamatkan Orang Miskin Kami!

Naheed mengklaim dirinya bukan orang pertama yang menyatakan hal itu.

Tetapi, kelambanan komunitas internasional dan pembuat keputusan membuat penting bagi kita semua untuk mengulangi ini setiap kali kita bisa," tegasnya.

Apartheid ini diakuinya sama seperti yang terjadi di Afrika Selatan pada dekade 1980-an dan 90-an.

Farid menegaskan, label apartheid bisa menjadi katalisator perubahan di Afghanistan.

Ini karena pembatasan ketat diterapkan pada gerakan perempuan, hak untuk bekerja, dan akses ke pendidikan sejak Taliban kembali berkuasa.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah