Joe Biden Difitnah Dua Gubernur Republik: Sponsori Ribuan Migran 'Serbu' AS, Balik Tuding Biden 'Jahanam'

- 18 September 2022, 10:54 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden /KEVIN LAMARQUE/REUTERS

EDGARTOWN, KALBAR TERKINI - Kemenangan Partai Demokrat lewat Joe Biden sebagai Presiden AS di Pilpres 2020 terus digerogoti Partai Republik.

Manuver partai konservatif ini kian gencar menyusul kekalahan jagoannya, Donald Trump di pilpres.

Apalagi, Taipan ini berambisi untuk mencalonkan diri lagi di Pilpres AS periode berikutnya.

Baca Juga: Joe Biden Lobi Benua Afrika: Ingin Putuskan Hubungan dengan Rusia

Kelakuan tak manusiawi Republik ini sebenarnya mengejek pula kebijakan Trump ketika masih Presiden AS.

Dalam kasus terbaru yang menghebohkan, Republik lewat dua negara bagian, mengejek kebijakan Pemerintah AS.

Kebijakan ini terkait pembatasan masuk migran dari negara-negara tetangga karena pandemi COVID-19.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Jumat, 16 September 2022, kedua gubernur ini dari Negara Bagian Texas dan Arizona.

Baca Juga: Lagi, Joe Biden Terinfeksi Covid-19: Bandel Pakai Masker?

Demikian laporan The Associated Press dari Edgartown, kota di Chappaquiddick, pulau kecil di selatan Martha's Vineyard, Negara Bagian Massachusetts.

Dua Gubernur Republik ini kian meningkatkan taktik partisan nekat mereka.

Caranya, terus mengirim migran ke kubu Demokrat, yang notabene bukan wilayah kerja mereka.

Pengiriman juga ini dilakukan tanpa peringatan terlebih dahulu ke presiden termasuk para pejabat pusat di Washington.

Baca Juga: Anti Yahudi Susupi Pemerintahan Presiden Amerika Joe Biden, Israel Harus Khawatir!

Para migran dikirim ke daerah kantong musim panas yang kaya di Massachusetts, yang juga rumah Wakil Presiden Kamala Harris.

Kedua gubernur itu juga mempromosikan pulau tersebut dan umumnya Massachusetts sebagai 'tempat perlindungan yang ramah migran'.

Ejekan dengan alih-alih menunjung HAM ini telah memicu protes dari yang rak paham taktik tersebut, terhadap kebijakan perbatasan administrasi Biden.

Gubernur Texas dan Arizona ini juga mengirim ribuan migran dengan bus ke New York, Chicago dan Washington dalam beberapa bulan terakhir ini.

Tetapi, langkah mengejutkan terbaru - mencakup dua penerbangan ke Martha's Vineyard pada Rabu lalu yang dibayar oleh Florida - mencapai tingkat baru di kancah politik AS.

Ejekan dengan alih-alih untuk membela HAM ini merupakan taktik kotor Republik untuk mencari simpati rakyat AS.

Hanya saja, tak sedikit warga AS. terutama kalangan kritikus Republik, yang menilai bahwa itu sebagai tidak manusiawi.

Setiba di Martha's Vineyard, juga rumah mantan Presiden Barack Obama, para migran -yang sebagian besar berasal dari Venezuela- diberikan makanan.

Mereka mendapatkan tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan informasi tentang tempat mencari pekerjaan.

Pulau liburan di selatan Boston ini, yang sepanjang tahun didominasi pekerja kerah biru, telah menyerap lusinan migran. tanpa hambatan besar.

Hal ini juga diakui oleh Elizabeth Folcarelli, Kepala Eksekutif Layanan Komunitas Kebun Anggur Martha.

Martha sedang sibuk bekerja, ketika dia melihat kemunculan 48 orang Venezuela dengan koper dan ransel mendekati kantornya.

Mereka membawa map merah dengan brosur untuk organisasinya.

Mereka memberi tahu bahwa mereka akan memiliki pekerjaan. dan juga memiliki perumahan.

Folcarelli menggambarkan perebutan tempat berlindung yang diumbar oleh dua guberur Republik ini sebagai 'tantangan besar'.

Para migran juga bebas bermain sepak bola, dan berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di beranda tempat penampungan mereka.

Pada Kamis lalu, mereka juga bertemu dengan para pengacara yang berkunjung.

Pengacara-pengacara yang memberikan saran gratis ini juga datang ke lokasi bersama para penyedia layanan lainnya.

Para simpatisan memberikan sumbangan, dan para sukarelawan pun mendaftarkan mereka untuk memberikan bantuan apa pun yang dapat ditawarkan.

Tidak ada tanda-tanda protes dari warga dan pejabat setempat.

Belakangan, Presiden Liga Warga Amerika Latin Bersatu, Domingo Garcia menyatakan bahwa beberapa migran telah ditipu.

Hanya saja, benar-tidaknya para migran yang dikirim dengan bus dari Texas ke Washington ini ditipu, belum bisa dikonfirmasi oleh The Associated Press.

Sementara itu, para pejabat di Texas dan Arizona telah menyangkal karena semua itu tak lain merupakan ulah kepala daerah mereka.

Gubernur Florida Ron DeSantis menyatakan, penerbangan ke Martha's Vineyard adalah bagian dari upaya untuk 'mengangkut imigran ilegal ke tujuan suaka'.

Legislatif Florida sendiri telah mengalokasikan 12 juta dolar AS untuk mengangkut 'orang asing yang tidak berwenang' itu.

Sementara itu, Kantor DeSantis tidak menjawab pertanyaan tentang di mana para migran naik pesawat.

Juga tak dijawab petayaan tentang bagaimana mereka dibujuk untuk melakukan perjalanan ke AS.

Senator Massachusetts Julian Cyr kepada The Vineyard Gazette menyatakan, satu pesawat berasal dari San Antonio telah tiba di Florida.

Menurut Cyr, kedatangan mereka menimbulkan pertanyaan tentang apakah para migran ini pernah menginjakkan kaki di Florida.

Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa dari San Antonio itu berhenti di Crestview, Florida, dan Charlotte, North Carolina, sebelum mendarat di Martha's Vineyard.

Dua bus migran dari Texas tiba pada Kamis pagi lalu di luar kediaman Harris di Observatorium Angkatan Laut AS.

Pesawat ini membawa lebih dari 100 migran dari Kolombia, Kuba, Guyana, Nikaragua, Panama, dan Venezuela.

Teganya agi, Gubernur Texas Greg Abbott pun bersorak dan menyalahkan Biden.

Hal ini setelah taktik kotor Republik itu mulai menujukkan gejalan gelombang protes terhadap pemerintahan Presiden Demokrat itu.
“Pemerintahan Biden-Harris terus mengabaikan dan menyangkal krisis bersejarah di perbatasan selatan kami," kata 'raja tega' ini.

Tanpa rasa berdosa, Abbott menyebut bahwa pemerintahan Biden membahayakan dan membanjiri komunitas Texas selama hampir dua tahun.

Untuk itu, demi ambisi pribadinya pula, Abbott telah menggelontorkan miliaran dolar AS yang nota bene merupakan uang dari pembayar pajak di negara bagiannya.

Setelah para migran pencari suaka melintasi perbatasan AS-Meksiko, mereka menghabiskan waktu di fasilitas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS.

Di lokasi sepanjang perbatasan itu, mereka menanti, dan umumnya dibebaskan untuk menuju AS.

Setelah manuvernya sukses, pihak Republik mengklaim bahwa serbuan migran merupakan kebijakan Biden.

'Kebijakan' ini juga diklaim telah mendorong para migran untuk masuk kemudian 'menghilang' ke AS.

Padahal, kebijakan untuk memaksa migran menunggu kasus suaka mereka di Meksiko, berasal di era pemeirntahan Trump.

Menurut pihak Demokrat, kebijakan tersebut tidaklah manusiawi.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyatakan, kedatangan migran itu ke Massachusetts dan Washington, adalah menggagetkan.

Masalahnya, para pejabat federal tidak diberitahu sebelumnya oleh dua gubernur Republik itu.

“Kita berbicara tentang anak-anak, kita berbicara tentang keluarga yang dijanjikan sebuah rumah, dijanjikan pekerjaan," kecamnya.

"Mereka naik bus, dan dibawa ke tempat yang tidak mereka ketahui,” lanjut Jean-Pierre.

Jean-ierre pun langsung menelepon kantor kedua gubernur'raja tega' itu.

Tindakan kedua gubernur Republik ini disebutnya . sebagai 'aksi politik yang kejam dan terencana'.

Abbott telah mengangkut 7.900 migran ke Washington sejak April 2022, kemudian mengirim 2.200 ke New York, dan 300 ke Chicago.

Gubernur Arizona Doug Ducey juga telah membawa lebih dari 1.800 migran ke Washington dengan bus sejak Mei 2022.

Penumpang harus menandatangani surat pernyataan bahwa perjalanan gratis itu bersifat sukarela.

DeSantis tampaknya mengambil strategi ke tingkat yang bar dengan menggunakan pesawat.

Adapun Martha's Vineyard, kota pelabuhan yang menampung sekitar 15.000 orang, jauh lebih ketimbang New York atau Washington untuk gelombang besar migran.

Kelakuan Gubernur Texas dan Florida ini telah membuat marah para pejabat di kota-kota tujuan.

Hal ini karena keduanya gagal memberikan daftar nama penumpang, perkiraan waktu kedatangan, dan informasi lain yang akan mempermudah persiapan.

Sebaliknya, Gubernur Arizona telah berkoordinasi dengan pejabat di kota-kota lain.

Biden telah menghadapi tantangan yang sama dengan pendahulunya, Trump: sistem suaka yang tidak berfungsi di AS.

Juga kondisi ekonomi dan sosial yang mendorong orang-orang dari puluhan negara untuk melarikan diri.

Pihak berwenang AS menghentikan migran yang menyeberang dari Meksiko sekitar dua juta kali pada Oktober 2021- Juli 2022.

Angka ini naik hampir 50 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Banyak migran yang dibebaskan di AS untuk melanjutkan kasus imigrasi mereka.

Ini karena pihak berwenang di AS telah berjuang untuk mengusir mereka kembali ke negaranya.

Kebijakan ini di bawah aturan era pandemi yang melarang migran untuk mencari suaka di AS.

Beberapa pejabat Republik telah merayakan pengiriman migran terbaru dari negara-negara perbatasan.

"Selamat menjadi negara bagian di perbatasan Selatan, Massachusetts," cuit juru bicara DeSantis, Jeremy Redfern.

Ejekan yang sama dilontarkan Stephen Miller, kepala arsitek kebijakan imigrasi Trump.

Menurutnya, membawa 'beberapa juta' migran ke Kebun Anggur Martha, akan mengubah pulau berpenduduk sekitar 15.000 orang ini menjadi 'Eden modern'.

Calon gubernur Demokrat untuk Florida, Charlie Crist menilai bahwa DeSantis memperlakukan para migran secara tidak manusiawi.

“Sungguh menakjubkan bagi saya apa yang dia lakukan untuk keuntungan politik semata,” kata Crist.

Menurut Talia Inlender, Wakil Direktur Pusat Hukum dan Kebijakan Imigrasi UCLA, penerbangan ke Martha's Vineyard tampaknya melanggar hukum Florida.

Masalahnya, negara bagian itu juga membatasi kedatangan 'orang asing yang tidak berwenang'.

"Orang-orang ini tidak tidak berwenang," katanya. “Mereka tidak terbang di bawah radar dengan cara apa pun.”

Chappaquiddick sendiri adalah pulau kecil yang terletak di selatan Martha's Vineyard.

Dilansir Wikipedia, pulau ini merupakan bagian dari Kota Edgartown, Massachusetts.

Pulau ini menjadi terkenal ketika pada 18 Juli 1969, mobil Senator AS Ted Kennedy mengalami insiden.

Kennedy ketika itu sedang menuju pulau tersebut kemudian mengalami insiden di Jembatan Dike, yang menyebabkan penumpangnya, Mary Jo Kopechne, tewas.

Sejak 2007, Martha's Vineyard dan Chappaquiddick, terhubung oleh Norton Point Beach.

Asal nama Chappaquiddick berasal dari bahasa Indian cheppiaquidne, yang berarti 'pulau yang terpisah'.

Nama ini diberikan ke pulau itu karena keberadaannya terpisah dari Martha's Vineyard oleh selat sempit.

Pulau ini biasa dieja dengan ejaan Chaubaqueduck atau Chappaquidgick.***

Sumber: The Associated Press, Wikipedia

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah