Ini terutama mengingat keanggotaan tidak tetap UEA saat ini di DK-PBB.
Noura Al Suwaidi, Sekretaris Jenderal Serikat Perempuan Umum UEA mengakui pentingnya konferensi tersebut.
Al Suwaidi menegaskan, konferensi ini akan membantu menciptakan lingkungan yang memberdayakan perempuan, dan meningkatkan kesadaran akan masalah ini.
Pada 1993, menurut data PBB, jumlah perempuan berseragam hanya satu persen dari total personel berseragam yang dikerahkan dalam misi perdamaian.
Pada 2020, dari sekitar 95.000 penjaga perdamaian, perempuan merupakan 4,8 persen dari kontingen militer.
Juga perempuan hanya 10,9 persen dari unit polisi yang dibentuk, yang dijanjikan oleh negara-negara anggota untuk misi PBB.
Juga hanya 34 persen dari keadilan dan koreksi personel yang disediakan pemerintah di misi-misi Penjaga Perdamaian PBB.
Target PBB pada 2028 untuk wanita yang bertugas di kontingen militer, adalah mendorongnya menjadi 15 persen, dan 25 persen.
Ini untuk pengamat militer dan perwira staf. Untuk satuan polisi yang dibentuk, targetnya adalah 20 persen.
Dr Mouza Al Shehhi, Direktur Kantor Penghubung Wanita PBB untuk GCC, mengatakan: “Perempuan telah lama melakukan pekerjaan penting dalam pembangunan perdamaian di banyak zona konflik."