WASPADA, Hepatitis Misterius Incar Nyawa Anak: Spanyol Laporkan Dua Meninggal

- 7 Agustus 2022, 16:17 WIB
Ilustrasi- Penyebab hepatitis anak ditemukan, kenali gejala-gejala berikut ini.
Ilustrasi- Penyebab hepatitis anak ditemukan, kenali gejala-gejala berikut ini. /Victory_Art/PIXABAY

MADRID, KALBAR TERKINI - Benua Amerika dan Eropa dilanda sebuah penyakit hepatitis akut misterius atau peradangan hati yang menyerang bayi dan anak-anak.

Kasus terbaru dari penyakit yang penyebabnya belum diketahui dan maish dipantau oleh badan Kesehatan Dunia (WHO), dilaporkan muncul pula di Spanyol.

Di 'negeri matador' ini dilaporkan, penyait ini memewaskan seorang bayi berusia 15 bulan pada Juni 2022, dan seorang anak berusia enam tahun pada Juli 2022.

Baca Juga: Hasil Spanyol vs Republik Ceko di UEFA Nations League: Dua Gol Pemian Muda Tumbangkan Ceko

Menurut Kementerian Kesehatan Spanyol, dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Sabtu, 6 Agustus 2022, menyatakan, 46 kasus penyakit telah dilaporkan di Spanyol.

Sedangkan tiga kasus lainnya membutuhkan transplantasi hati. Dari ketiganya, dua di antaranya meninggal pada Juni dan Juli 2022.

Kementerian menyatakan pada Kamis, 4 Agustus 2022, 507 kasus dilaporkan terjadi di 21 negara Eropa pada 28 Juli 2022, dengan 273 di antaranya di Inggris.

Baca Juga: Waspada, Dampak Hepatitis Akut Bisa Sebabkan Pembengkakkan di Otak yang Berakhir Koma, Berikut Gejalanya

Sementara di Benua Amerika, setidaknya terjadi 180 kasus di AS, yang enam di antaranya meninggal dunia.

Pejabat kesehatan tetap bingung dengan penyebab hepatitis, dan hanya menyatakan bahwa bukti terbaik yang tersedia adalah penyakit perut.

Penyakit perut yang juga tidak diketahui ini menyebabkan masalah hati kepada anak-anak yang sehat.

Pemerintah menyatakan Smulai memantau situasi dengan cermat menyusul peringatan ke WHO oleh Inggris menyusul lonjakan kasus.

Baca Juga: Waspada Gejala Awal Hepatitis Akut Misterius, Memarah dalam 5 Hari. Jika Terlambat, Bisa Sampai Transplantasi

Menurut Kementerian Kesehatan Spanyol, sejauh ini pihaknya belum melihat peningkatan jumlah kasus hepatitis jenis ini, dibandingkan dengan perkiraan yang dibuat dengan data dari tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, dilansir dari Wikipedia, hepatitis atau hepatitides adalah peradangan di bagian hati karena toksin, seperti kimia, obat, atau agen penyebab infeksi.

Hepatitis yang berlangsung kurang dari enam bulan disebut 'hepatitis akut', dan hepatitis yang berlangsung lebih dari enam bulan disebut 'hepatitis kronis'.

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama satu infeksi yang terjadi pada virus hepatitis A, B, C, D, E, atau F.

Selain itu hepatitis juga bisa karena virus, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus.

Penyebab hepatitis non-virus teurtama akibat penggunaan alkohol dan obat-obatan.

Adaoun virus hepatitis A menyebar terutama melalui oral vecal. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan.

Di negara-negara berkembang, sering terjadi wabah yang penyebarannya melalui udara dan makanan.

Sementara penyebaran virus hepatitis B tak seperti virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah.

Penularan biasanya terjadi di antara para pengguna obat, yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual, baik heteroseksual maupun pria homoseksual.

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B dapat menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan.

Hepatitis B dapat ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B.

Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.

Sedangkan penyebab dalam kasus virus hepatitits C, minimal 80 persen kasus akibat transfusi darah. Virus hepatitis C paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama.

Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita 'penyakit hati alkoholik' sering menderita hepatitis C.

Adapun virus hepatitis D hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B, yang menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat.

Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.

Sedangkan virus hepatitis E, kadang-kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

Adapun virus hepatitis F adalah varian terbaru dari hepatitis. Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini, belum terlalu diketahui.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis, yakni virus Gondongan, virus Rubell, virus Sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, dan Virus Herpes

Hepatitis A biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa menjadi kronis. Setelah sembuh, maka pasien akan kebal terhadap hepatitis A, tetapi tidak kebal terhadap jenis penyakit hepatitis lain.

Lima persen dari penderita hepatitis B akan menjadi kronis, karena tidak ditangani dengan baik.

Di kalangan pemakai narkoba yang menggunakan jarum bersama-sama, diperkirakan 18 persen orang tertular hepatitis B, 40 persen tertular HIV, dan 70 persen tertular hepatitis C.

Jadi, hepatitis C sangat mudah menular melalui transfer cairan (virulen).

Penderita hepatitis C sebenarnya hanya 0,8 persen, tetapi sebagian besar akan menjadi kronis, sehingga jumlah penderita kronisnya hampir sama dengan penderita hepatitis B kronis, yakni sekitar satu juta orang.

Distribusi global penyakit hepatitis B yang berwarna merah (gelap) lebih banyak penderitanya daripada yang berwarna terang.

Vaksin tersedia untuk pencegahan hepatitis A dan B, yang merupakan vaksin tunggal atau vaksin gabungan.

Kekebalan terhadap hepatitis A mencapai 99-100 persen sebulan setelah menerima vaksin kali kedua (vaksin yang kedua enam bulan kemudian setelah yang pertama).

Vaksin hepatitis A tidak boleh digunakan untuk yang berusia di bawah satu tahun.

Vaksin Hepatitis B telah tersedia sejak 1986, dan telah diterapkan sedikitnya pada 177 program nasional teknik untuk anak-anak

Kekebalan terjadi pada lebih 95% anak-anak dan dewasa muda yang sudah menerima tiga dosis rekombinan vaksin, sebulan setelah vaksin yang ketiga (jadwal vaksinasi adalah 0, 1 bulan dan 6 bulan).

Vaksinasi kepada bayi yang berumur kurang dari 24 jam, dapat mencegah penularan penyakit hepatitis B dari ibunya.

WHO merekomendasikan vaksinasi pada semua anak, terutama yang baru lahir di negara-negara di mana hepatitis B marak, seperti Indonesia, terutama di NTB dan NTT untuk mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak.***

Sumber: The Associated Press,Wikipedia

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x