Baca Juga: Moh Salah Hanya Bisa Nonton Piala Dunia 2022, Zona Afrika Loloskan Lima Negara, Berikut Daftarnya
Seperti negara-negara tetangganya, Tunusia juga sangat ingin mencegah kerusuhan sosial akibat kekurangan pangan.
Hanya saja, bagi para petani di dataran utara Tunisia yang selalu terpanggang matahari, upaya itu pun bermasalah.
“Saya ingin sekali membeli mesin pemanen baru, tetapi saya hanya bisa melakukannya dengan bantuan pemerintah,” kata Mathali.
Mesinnya yang sudah ketinggalan zaman hanya mampu menghabiskan hampir sepertiga dari hasil panen.
Dengan suku cadang yang sulit ditemukan, Mathali khawatir kerusakan mesin bisa terjadi kapan saja.
Perbaikannya, jika rusak, akan lebih mahal dibandingkan haisl dari panen gandum. Penggantian barang bekas saja akan menghabiskan biaya yang tak terbayangkan: 150.000 dolar AS.
“Produksi (gandum) kita bahkan kualitasnya akan naik mungkin 50 persen, bahkan 90 persen dengan bantuan pemerintah," katanya.
"Tapi situasi kami semakin buruk dan negara tidak membantu kami," keluhnya.