Negara-negara Barat telah mengancam akan memboikot pertemuan G-20, jika Putin diizinkan hadir.
Beberapa negara juga berpendapat bahwa Rusia harus dikeluarkan dari G-20, persis ketika Rusia dikeluarkan dari G7 setelah aneksasinya ke Krimea pada 2014.
Masih dari ulasan The Diplomat, Indonesia secara hati-hati menghindar untuk berpihak dalam konflik Rusia-Ukraina.
Indonesia berjanji untuk mempertahankan fokus kepemimpinannya pada isu-isu ekonomi yang menjadi fokus tradisional G-20, dan menolak menarik kembali undangannya kepada Putin untuk menghadiri KTT G-20.
Untuk mengimbangi posisinya sekaligus meredam kritik Barat, Jokowi juga telah menyampaikan undangan kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky untuk hadir, baik secara langsung, atau (lebih mungkin) melalui tautan video.
Ancaman pemboikotan G-20, setidaknya, sebagian menjelaskan tentang sudah masuknya Jokowi ke dalam mediasi konflik internasional.
Padahal, hal ini merupakan sesuatu yang umumnya dihindari oleh Jokowi dalam delapan tahun masa kepresidenannya.
Terkait apakah Jokowi akan berhasil meyakinkan Putin untuk menyerah, memang masih harus dilihat, tapi bagaimanapun Jokowi harus diberi kesempatan untuk melakukannya hingga ke 'tingkat tertentu'.