Temuan Covid 19 Dibuat AS, China Menggertak Amerika: Harus Segera Klarifikasi!

- 22 Mei 2022, 21:52 WIB
Moskow: Biolab AS di Ukraina Ancaman Langsung Untuk Rusia
Moskow: Biolab AS di Ukraina Ancaman Langsung Untuk Rusia /Pixabay/jarmoluk

BEIJING, KALBAR TERKINI - Temuan Rusia terkait biolab-biolab AS di Ukraina dalam menciptakan berbagai virus mematikan termasuk Covid-19 segera ditindaklanjuti oleh Pemeirntah China,

DIO-TV.COM, Sabtu, 21 Mei 2022 – China menuduh Amerika Serikat telah membangun situs illegal di banyak negara, bersamaan terungkapnya skandal laboratorium biologi criminal militer di sejumlah kota di Ukraina.

Sekalipun ini fakta mengerikan, ironisnya, temuan itu langsung dibantah, bahkan diklaim sebagai hoaks oleh media-media arus utama (mainstream) pro-Barat termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Pfizer, Moderna dan Merck Cs Terlibat Pembuatan Covid 19, Rusia: Bukan China, tapi di Biolab AS

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Kantor Berita Nasional China, Xinhua, Sabtu, 21 Mei 2022, yang juga dikutip portal berita DIO.Tv.Com, China bersuara keras atas fakta itu.

China pun menuduh bahwa Central Inteligence Agencey Amerika Serikat (CIA) telah mendirikan 'situs hitam' di banyak negara dengan dalih 'Perang Melawan Teror'.

Xinhua, menyebut, situs-situs hitam, yang terjebak dalam skandal pelecehan tahanan, telah menuai kecaman luas dari masyarakat internasional.

Baca Juga: PBB Didesak Berhati Nurani Usut Peristiwa Bucha dan Temuan Puluhan Biolab AS di Eropa Timur

Masih dari Xinhua, Senin, 14 Maret 2022, mengutip Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Minggu, 13 Maret 2022, menulis bahwa AS harus segera bertindak.

AS yang mengklaim menjunjung HAM dan menuduh China sebagai pembuat Covid-19, kini harus secara bertanggung jawab, dan memberikan klarifikasi rinci tentang kegiatan biolab militer yang kriminal tu di Ukraina.

Zhao Lijian menilai, AS harus berhenti dan mencegah pembentukan rezim verifikasi di bawah Konvensi Senjata Biologis.

“Ini akan membantu memulihkan kepercayaan komunitas internasional dalam pemenuhan kewajiban internasional Amerika Serikat dan memperkuat biosekuriti global,” kata Zhao Lijian.

Baca Juga: Iblis akan Bermunculan dari Biolab-biolab AS di Ukraina

Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) dalam sidangnya di New York, AS, Jumat, 13 Mei 2022, membuka ruang bagi Rusia, untuk memaparkan temuan biolab kriminal militer AS di sejumlah kota di Ukraina.

Keberadaan biolab-biolab tersebut ditemukan oleh pasukan Rusia selama operasi militer khusus ke Ukraina sejak 22 Februari 2022.

Rusia resmi merilis temuan biolab mematikan itu pada Rabu, 11 Mei 2022.

United Nations Website, Jumat, 13 Mei 2022, merilis hasil rapat DK PBB, dengan judul: United Nations Unaware of Any Biological Weapons Programmes in Ukraine, Top Disarmament Official Affirms, as Security Council Considers New Claims by Russian Federation.

Baca Juga: DK PBB Sidangkan AS Terkait Temuan Puluhan Biolab di Ukraina atas Laporan Rusia

PBB sendiri mengaku tidak mengetahui adanya program senjata biologis AS di Ukraina, menurut seorang pejabat senior urusan perlucutan senjata kepada DK PBB, Jumat, 13 Mei 2022.

Pengakuan ini disampaikan saat dia bertemu untuk mempertimbangkan informasi baru yang diajukan oleh Federasi Rusia, yang menuduh adanya senjata semacam itu.

Memberikan pengarahan kepada badan yang beranggotakan 15 orang, Thomas Markram, Deputi Perwakilan Tinggi untuk Urusan Perlucutan Senjata DK PBB mengingatkan pula tentang pengarahan dari Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Perlucutan Senjata Izumi.

Pada Maret 2022, Izumi menegaskan: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa, tidak memiliki mandat maupun kapasitas teknis atau operasional untuk menyelidiki informasi ini.”

Thomas Markram, juga mengingatkan tentang Konvensi 1972 tentang: Larangan Pengembangan, Produksi dan Penimbunan Senjata Bakteriologis (Biologis) dan Racun dan Pemusnahannya.

Konvensi ini berisi beberapa langkah untuk mengatasi situasi di mana negara-negara pihak memiliki kekhawatiran tentang kegiatan rekan-rekan mereka.

Thomas Markram menyoroti Pasal V Konvensi, di mana Negara-negara Pihak dapat berjanji untuk berkonsultasi satu sama lain dan bekerja sama dalam memecahkan setiap masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan Konvensi.

Thomas Markram menggarisbawahi pentingnya mengoperasionalkan konvensi itu, sehingga dilengkapi dan diberdayakan dengan baik.

Diingatkan pula kepada para delegasi bahwa Konferensi Tinjauan IV pada November dan Desember 2022 adalah kesempatan yang ideal untuk itu.

Ketika forum dibuka untuk anggota DK PBB, perwakilan Federasi Rusia menyatakan, delegasinya telah mengumpulkan banyak bahan yang secara langsung menunjukkan bahwa AS dan Ukraina melanggar konvensi.

Ini karena pemerintah kedua negara melaksanakan proyek biologis berbahaya di pusat Eropa Timur dan di perbatasan barat negaranya.

Wakil Ketua Perwakilan Tetap Federasi Rusia di PBB, Dmitry Stepanovich Polyansk menyoroti Proyek 3007 di mana spesialis Ukraina, diawasi oleh rekan-rekannya dai AS.

Mereka telah melakukan pengumpulan sampel air dari sungai yang mengalir melalui Ukraina.

Tujuannya, membangun patogen berbahaya tertentu, dan menentukan kemampuan mereka untuk melumpuhkan.

Begitu pengumpulan bahan-bahan itu selesai, lanjutnya,akan diserahkan ke DK PBB untuk diselidiki.

"Sehingga Rusia akhirnya bisa menghentikan kegiatan militer-biologis yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional," tegasnya.

Lebih lanjut, mengingat penolakan AS untuk terlibat dalam diskusi yang konstruktif, tambahnya, delegasinya berencana menggunakan mekanisme berdasarkan Pasal V dan VI Konvensi Senjata Biologis.

Namun, perwakilan AS di PBB menantang dna menilai bahwa Federasi Rusia berulang kali merendahkan dewan melalui pertemuan yang tidak masuk akal, dan diklaim menggelikan.

Dokumen-dokumen yang diedarkan Federasi Rusia dinilainya tidak mendukung tuduhan ke AS.

Rusia bahkan diminta untuk secara terbuka dan tegas menyatakan pasukannya dan kuasanya tidak akan menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina atau di tempat lain.

Sumber: Signs of the Times/Xinhua/TASS Russian News Agency, DIO

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber TASS Rusian News Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x