Senjata Api, Pembunuh Massal di AS: Pelaku Umumnya Rasis yang Targetkan Kulit Hitam

- 22 Mei 2022, 21:36 WIB
ILUSTRASI - Menurut polisi setempat, penembakan massal yang terjadi di sebuah gereja di AS didorong oleh kebencian terhadap orang Taiwan.
ILUSTRASI - Menurut polisi setempat, penembakan massal yang terjadi di sebuah gereja di AS didorong oleh kebencian terhadap orang Taiwan. /Foto ilustrasi/ pixabay/ paulsaa

"Ini dmenimbulkan pertanyaan: Apakah kematian massal diterima di Amerika? Saya pikir, buktinya tidak salah lagi, dan cukup jelas," ujarnya.

"Kami akan mentolerir pembantaian, penderitaan, dan kematian dalam jumlah besar di AS, karena kami telah melakukannya selama dua tahun terakhir. Kami memiliki lebih dari sejarah kami, ” lanjut Gonsalves.

“Jika saya pikir epidemi AIDS itu buruk, tanggapan Amerika terhadap Covid-19 memiliki semacam … itu adalah bentuk aneh Amerika, bukan?” kata Gonsalves.

Baca Juga: NYPD Balas Dendam, Bronx dan Harlem Bisa Rata, Buntut Penembakan Polisi Oleh Warga Kulit Hitam

“Sungguh – satu juta orang mati? Dan Anda akan berbicara kepada saya tentang kebutuhan Anda untuk kembali normal, ketika sebagian besar dari kita telah menjalani kehidupan yang cukup masuk akal selama enam bulan terakhir?” tambahnya.

Menurut Gonsalves, komunitas tertentu selalu menanggung beban tingkat kematian yang lebih tinggi di AS.

Hal yang sama diakui oleh Elizabeth Wrigley-Field, profesor sosiologi di University of Minnesota yang mempelajari kematian.

Menurut Wrigley-Field, ada ketidaksetaraan ras, dan kelas yang mendalam di AS, dan toleransi warga AS umumnya terhadap kematian.

"Di mana sebagian didasarkan pada siapa yang berisiko. Kematian beberapa orang jauh lebih penting daripada yang lain," keluhnya.

“Dan, saya pikir itulah yang kita lihat dengan cara yang sangat brutal dengan kebetulan waktu ini," lanjut
Wrigley-Field.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x