Pfizer, Moderna dan Merck Cs Terlibat Pembuatan Covid 19, Rusia: Bukan China, tapi di Biolab AS

- 18 Mei 2022, 08:34 WIB
Ilustrasi Isi Email Bongkar Aliran Dana di Biolab Ukraina:Skandal Laptop Hunter Biden Muncul Lagi
Ilustrasi Isi Email Bongkar Aliran Dana di Biolab Ukraina:Skandal Laptop Hunter Biden Muncul Lagi /geralt/pixabay.com

MOSKOW, KALBAR TERKINI - Kabar mengejutkan menyeruak dari Rusia.

Covid-19 diklaim berasal dari laboratorium biologi (biolab) militer AS dan NATO di sejumlah wilayah Ukraina.

Selain itu, Komandan Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov menyatakan, sejumlah perusahan farmasi terlibat dalam produksi Covid-19.

Baca Juga: PBB Didesak Berhati Nurani Usut Peristiwa Bucha dan Temuan Puluhan Biolab AS di Eropa Timur

Perusahaan-perusahaan itu, antara lain, Pfizer, Moderna, Merck, dan dua perusahaan farmasi lain yang belum disebutkan namanya.

Demikian dilansir Kalbar Terkini.com dari portal DIO.Tv.com, yang juga mengutip laporan kantor berita Pemerintah Rusia, Telegrafnoie Agenstvo Sovietskavo Soyusa (TASS) Russian News Agency, Sabtu, 14 Mei 2022.

Temuan ini dinyatakan oleh Duta Besar Rusia di PBB Vasily Nebenzya, Jumat, 13 Mei 2022. Menurut Nebenzya, temuan tersebut sudah dirilis oleh Letjen Igor Kirillov di Moskow, Rabu, 11 Mei 2022.

Baca Juga: Iblis akan Bermunculan dari Biolab-biolab AS di Ukraina

Laporan ini diperkuat dengan temuan dasar daripetisi Isaev Mikola Vsisovich di Kiev, Ibukota Ukraina, 20 Desember 2021.

Laporan membuktikan, biolab militer AS dan NATO di Ukraina melakukan eksperimen kriminal.

Di antaranya, menggunakan virus penyebab penularan Covid-19, TBC, HIV, dan Flu Babi Afrika (African Swine Fever/ASF).

Baca Juga: DK PBB Sidangkan AS Terkait Temuan Puluhan Biolab di Ukraina atas Laporan Rusia

Kaitannya itu, masih dilaporkan TASS, Rusia bakal segera menyerahkan bukti laboratorium biologi militer produksi senjata pemusnah massa milik North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan AS di sejumlah kota di Ukraina, ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK) di New York, AS.

Hal itu dikatakan Duta Besar Federasi Rusia di PBB, Vasily Nebenzya, Jumat, 13 Mei 2022, sebagaimana dilaporkan Telegrafnoie Agenstvo Sovietskavo Soyusa (TASS) Russian News Agency, Sabtu, 14 Mei 2022.

Adapun seseorang yang dinyatakan positif HIV, otomatis AIDS, karena sampai sekarang belum ditemukan obat penangkalnnya.

Sementara itu, Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Selasa, 8 Maret 2022, mengingatkan AS dan NATO untuk bertanggungjawab atas dampak aktifitas laboratorium biologi di Ukraina.

Hal ini karena sebelumnya, AS gencar menuduh laboratorium China di Wuhan sebagai penyebab penularan Covid-19, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg.

Di Kantor PBB di Jenewa, Swiss, Kamis, 12 Mei 2022, China didukung Eritrea mengajukan veto atas Resolusi DK PBB terkait menyelidiki tindak kejahatan perang yang dituduhkan ke Rusia selama operasi militer khusus ke Ukraina timur.

Sebanyak 32 anggota Dewan HAM PBB menyatakan setuju. Ada 12 anggota DK PBB lainnya abstain.

China menyatakan resolusi yang bisa memberi kewenangan penyelidikan tersebut bermotif politik.

Chen Xu, Diplomat Tinggi China di Kantor PBB di Jenewa menyatakan bahwa pihaknya telah mencatat dalam beberapa tahun terakhir, bahwa politisasi dan konfrontasi terjadi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.

"Telah meningkat, yang sangat mempengaruhi kredibilitas, ketidakberpihakan, dan solidaritas,” kata Chen Xu.

Cuitan Chen Xu, diposting di akun twitter Union Nation Human Right Council, Kamis, 12 Mei 2022, yang menginformasikan hasil pemungutan suara di Jenewa itu.

Sementara Rusia menegaskan, pasca operasi militer khusus ke Ukraina timur sejak Kamis, 22 Februari 2022, untuk demiliterisasi dan denazifikasi, pihaknya kemudian menemukan biolab-biolab tersebut.

Menurut Nebenzya, pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah besar materi, yang secara langsung menunjuk pada pelanggaran oleh AS dan NATO.

Hal ini merupakan pelangaran terhadap Konvensi Senjata Biologis dan Racun 1996 (Bacteriological – Biological and Toxin Weapons Convention 1996/ (BTWC 1996)

"Kami terus mengumpulkan dan menganalisis materi-materi ini, mengingat Amerika Serikat menolak diskusi konstruktif tentang topik ini," tegasnya.


Sesuai ketentuan, tegas Nebenzya, Rusia berhak menggunakan mekanisme Pasal 5 dan 6 BTWC 1996 ke DK PBB, untuk memulai penyelidikan.

“Begitu finalisasi pengumpulan bahan selesai, kami akan menyerahkannya ke dewan untuk penyelidikan,” lanjut Nebenzya.

“Kami berharap, ini akan memungkinkan untuk secara permanen menghentikan aktivitas biologis militer Amerika Serikat di seluruh dunia yang mengancam perdamaian, dan keamanan internasional, serta meminta pertanggungjawaban pelaku," kecamnya.

BTWC merupakan perjanjian multilateral pertama yang secara tegas melarang kelas senjata.

Perjanjian BTWC 1996, melarang pengembangan, penimbunan, produksi, atau transfer agen biologis dan racun dari 'jenis dan jumlah' yang tidak memiliki pembenaran untuk penggunaan protektif atau damai.

Selanjutnya, perjanjian tersebut melarang pengembangan senjata, peralatan, atau sistem pengiriman untuk menyebarkan agen atau racun tersebut.

Jika suatu negara memiliki agen, racun, atau sistem pengiriman untuk mereka, mereka memiliki sembilan bulan sejak berlakunya perjanjian, untuk menghancurkan persediaan mereka, atau mengalihkannya untuk penggunaan damai.

Rusia menegaskan, BTWC 1996 menetapkan negara-negara harus bekerja sama secara bilateral atau multilateral, untuk menyelesaikan masalah kepatuhan.

Menurut Nebenzya, negara-negara juga dapat mengajukan pengaduan kepada Union Nation Security Council Resolution (UNSCR), jika mereka yakin bahwa negara lain melanggar perjanjian BTWC 1996.

Untuk itu, Dubes Rusia di PBB atas nama negaranya pun mengajukan 13 poin penting ke DK PBB, terkait temuan biolab-biolab yang mempoduksi virus-virus mematikan itu.

Pertama, sebuah operasi militer khusus The Rear of the Armed Forces of the Russian Federation (RAF-RF) memungkinkan untuk menghentikan eksperimen kriminal terhadap warga sipil Ukraina.

Kedua, Ukraina adalah tempat pengujian Barat untuk pengembangan komponen senjata biologis dan pengujian sampel obat-obatan baru.

Ketiga, Kementerian Pertahanan Rusia memiliki informasi tentang eksperimen Pentagon terhadap warga Ukraina di rumah sakit jiwa di dekat Kharkov.

Keempat, AS berusaha menyembunyikan partisipasinya dalam eksperimen biologis pada pasien di rumah sakit jiwa di Ukraina.

Kelima, uang palsu yang didistribusikan pada 2020 di Luhansk People’s Republic (LPR), terinfeksi oleh strain tuberkulosis, yang resisten terhadap obat anti-tuberkulosis.

Keenam, pengumpulan biomaterial dari Ukraina oleh ahli epidemiologi dari Institut Bundeswehr menegaskan fokus penelitian militer di Ukraina;

Ketujuh, informasi yang tersedia untuk Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi pelaksanaan program biologi militer ofensif AS di Ukraina.

Kedelapan, para ideolog aktivitas biologis militer AS di Ukraina adalah para pemimpin Demokrat, partai pengusung Presiden Joe Biden.

Kesepuluh, proyek biologis militer di wilayah Ukraina, selain AS, juga sedang dilaksanakan oleh Jerman dan Polandia;

Kesebelas, spesialis AS sedang menguji obat baru yang melewati standar keamanan internasional, dan mengurangi biaya penelitian.

Keduabelas, instansi Pemerintah Ukraina terlibat dalam aktivitas biologis militer di negara tersebut bersama dengan kontraktor Pentagon.

Ketigabelas, pada akhir April 2022, sepuluh Unmanned Aerial Vehicle (UAV) lagi ditemukan di wilayah Kakhovka, dilengkapi dengan wadah, dan peralatan untuk penyemprotan bioresep.

Adapun ke-13 poin yang dibuat tersebut telah mempertegaskan keterangan Igor Kirillov pada Kamis, 17 Maret 2022.

TASS Russian News Agency, Kamis, 17 Maret 2022, mengutip pernyataan Letjen Kirillov: “Kami percaya, dan sudah memiliki bukti, komponen senjata biologis dibuat di wilayah Ukraina.”

Letjen Kirillov menunjukkan sebuah dokumen pada Minggu, 6 Maret 2015, yang menegaskan 'partisipasi langsung Pentagon (Pusat Kantor Kementerian Pertahanan AS) dalam pembiayaan proyek biologi militernya di Ukraina'.

Selain itu, Letjen Kirillov mencatat praktik yang mapan, proyek-proyek AS di bidang kesejahteraan sanitasi, dan epidemiologis di wilayah negara ketiga, termasuk di Afrika dan Asia, yang didanai melalui otoritas kesehatan nasional.

“Bukan suatu kebetulan bahwa biolaboratorium ini dipilih oleh Departemen Pengurangan Ancaman Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Defense Threat Reduction Agency (DTRA), dan kontraktor Black and Witch sebagai pelaksana proyek U-P-8," ujarnya.

"Tujuannya untuk mempelajari patogen demam berdarah Kongo Krimea, leptospirosis dan hantavirus,” lanjut Letjen Kirillov.

Kirillov menambahkan, minat ahli biologi militer AS disebabkan oleh fakta bahwa patogen ini memiliki fokus alami baik di Ukraina maupun di Rusia.

“Penggunaannya dapat disamarkan sebagai wabah penyakit alami. Itulah sebabnya proyek ini menerima dana tambahan, dan tenggat waktu pelaksanaannya diperpanjang,” kata Letjen Kirillov.

Letjen Kirillov mencatat, laboratorium Kementerian Pertahanan Ukraina di Kiev, Odessa, Lvov, dan Kharkiv, menerima dana 32 juta dolar dari AS.

“Saya menarik perhatian Anda pada fakta bahwa perjanjian tentang kegiatan biologis bersama dibuat antara departemen militer Amerika Serikat dan Kementerian Kesehatan Ukraina," tambahnya.

Rusia sudah merilis pusat pengembangan laboratorium biologi militer AS di pemukiman bawah tanah di Azovstal, yang melibatkan empat jenderral NATO, baik langsung maupun tidak langsung.

Empat jenderal NATO ini, yakni tiga dari AS (Jenderal Roger Cloutier, Jenderal Paulus Gray, dan Jenderal Terry Wolf) dan satu dari Kanada (Jenderal Trevor Cadie).

Keterlibatan empat jenderal NATO dalam pengembangan laboratorium senjata biologi di Ukraina, mempertegas pernyataan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin ketika mengumumkan operasi militer khusus ke Ukraina timur, bahwa langkah itu diambil untuk menyelamatkan warga Rusia, dari potensi ancaman serius di masa mendatang.

Barang bukti yang dirancang NATO dan AS tentang penggunaan senjata kimia ini, kemudian dituduhkan ke Rusia dengan adanya bendera rekayasa Douma

Jurubicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov menyatakan, di sejumlah kota di Ukraina ditemukan laboratorium biologi digunakan sebagai senjata pemusnah massal.

Posisi pemukiman bawah tanah di pabrik baja Azovstal, Mariupol sebagai lokasi pengembangan laboratorium biologi, terus diselidiki.

Ini mengingat masih ada dua ribu orang yang terkurung di dalam setelah Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengumumkan seluruh kawasan pabrik baja Azovstal sudah dikepung, Kamis, 21 Apil 2022.

Jenderal Trevor Cadie, ditangkap Selasa, 3 Mei 2022, saat menyamar sebagai masyarakat biasa, saat diberlakukan koridor kemanusiaan dari ruang bawah tanah Azovstal, Mariupol, dan sekarang sudah berada dalam tahanan militer Rusia di Moscow.

Tiga jenderal lainnya, nasibnya tidak jelas, apa masih dalam terowongan bawah tanah atau sudah berhasil kabur melarikan diri.

Sejak 11 September 2001, AS dilaporkan telah menghabiskan 100 miliar dolar untuk mengembangkan senjata biologis ofensif.

Di bawah program Pentagon saja, 1.495 laboratorium dan fasilitas perlindungan tingkat ketiga, dibuat di seluruh dunia, yang tidak bertanggung jawab kepada pemerintah negara tempat mereka bekerja, dan kegiatan mereka tidak transparan.

Jenderal Roge -Cloutier Jr, satu dari empat jenderal NATO, terlibat dalam pengembangan laborotorium biologi untuk produksi senjata biologi di Ukraina dalam rangka destabalisasi Federasi Rusia, menurut RIA Novosti.

Para pembicara mencatat bahwa senjata biologis sedang dikembangkan di biolaboratorium Pentagon, dan pernyataan para ilmuwan AS sendiri telah dikutip sebagai bukti.

Sementara penulis UU AS Melawan Terorisme Biologis, Francis Boyle, yang juga profesor di University of Illinois di Champaign, menyatakan bahwa lebih dari 13.000 ilmuwan di 400 laboratorium di AS dan luar negeri, sibuk menciptakan strain baru mikroba pembunuh tempur (kuman pembunuh ofensif) yang resisten terhadap vaksin.

Selain itu, menurut profesor ini, wabah Ebola baru-baru ini di Sierra Leone dan Liberia, disebabkan oleh badan-badan yang didukung pemerintah AS.

Boyle mencatat bahwa ini adalah hasil pengujian vaksin bioweapon di laboratorium AS di Kenema, Sierra Leone, yang pertama kali menyebabkan pandemi Ebola di Afrika Barat.

Penulis ini juga menyampaikan laporan tentang kegiatan laboratorium biologi militer AS di seluruh dunia, dan di ruang pasca-Soviet.

Juga tentang fakta terkait sabotase dan pengujian pada populasi dan hewan peliharaan, juga mencatat bahwa proses ini dimulai dengan benar setelah likuidasi Uni Soviet.

Maka, pada akhir 1991, Kongres AS menyetujui Program Cooperative Threat Reduction (CTR), yang dikenal dengan nama penggagasnya, Senator Samuel Nunn dan Richard Lugar, yang dilaksanakan oleh Defense Threat Reduction Agency (DTRA) di Pentagon.

“Sejak saat itu, lusinan laboratorium referensi, Catheter Double Lumen (CDL) yang dikendalikan oleh Pentagon mulai bermunculan di bekas republik Soviet," katanya.

"Selain Ukraina, laboratorium semacam itu berlokasi di Azerbaijan, Armenia, Georgia, Kazakhstan, dan Uzbekistan," lanjut Boyle.

“Ada kemungkinan bahwa penelitian serupa dilakukan oleh orang Amerika di wilayah Moldova modern," tambahnya.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber TASS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x