Sanksi ke Rusia Picu Amukan Harga Minyak: Negara Pembeli Harusnya jangan Takut Kecipratan Sanksi!

- 9 Maret 2022, 11:47 WIB
Ilustrasi - Pompa beroperasi saat matahari terbenam di ladang minyak di Midland, Texas.
Ilustrasi - Pompa beroperasi saat matahari terbenam di ladang minyak di Midland, Texas. /ANTARA/REUTERS/Nick Oxford

"Juga tidak memodelkan permintaan tambahan, karena dunia menjadi normal dari penurunan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi," lanjutnya.

Menurut Rothman, perhitungan kerugian produksi biasanya terkait dengan perang saudara, baik di Irak atau Libya, gangguan dari kerusakan infrastruktur di Venezuela.

"Atau juga gangguan dalam output dari perang
sektarian, yang sedang berlangsung di Nigeria, atau gangguan pada operasi eksportir utama di negara-negara, seperti Rusia," ktanya.

Namun, kata Rothman lagi: "Namun, di sini kita berdiri, dan kita sekarang harus membahas pertimbangan seperti itu."

"Saya berharap sebagian besar pelanggan akan terus membeli minyak Rusia, karena kapasitas produksi cadangan yang tidak mencukupi di tempat lain," saranya.

Meski begitu, berdasarkan perkiraan Rothman mengenai persediaan minyak global, nilai wajar saat ini untuk minyak mentah Brent mendekati 105 dolar AS per barel.

Setiap pengurangan efektif dalam ekspor minyak Rusia dinilainya akan memperburuk penarikan persediaan.

Kemungkinan tersebut , sekarang ini tampaknya menjadi kekhawatiran di pasar minyak.

Harga minyak mentah Brent menetap minggu lalu di angka lebih dari 118 dolar AS per barel atau 13 doolar AS di atas nilai wajar.

"Ini menandai minggu pertama sejak 2008, yang melihat harga minyak menampilkan premi risiko." tambah Rothman.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Global News Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah