Sebab, Presiden Kim Jong-un yakin, tindakannya yang merupakan cara terakhir menekan AS, direstui oleh dua negara sekutunya, China dan Rusia.
Itu sebabnya, dilaporkan oleh The Associated Press dari Honolulu, Minggu, 13 Februari 2021, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan pada Sabtu lalu di Hawaii, AS.
Baca Juga: Biden Bernafsu Kirim Rudal ke Israel: Dilawan Partainya di Parlemen AS
Pertemuan itu , sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.Com, bertujuan untuk membahas ancaman yang ditimbulkan oleh Korut yang bersenjata nuklir setelah Pyongyang memulai tahun ini dengan serangkaian uji coba rudal.
Usai pertemuan, Blinken menyatakan dalam konferensi pers bahwa Korut 'dalam fase provokasi', dan ketiga negara tersebut mengutuk peluncuran rudal baru-baru ini.
“Kami benar-benar bersatu dalam pendekatan kami, dalam tekad kami,” kata Blinken setelah pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Luar Negeri Korsel Chung Eui-yong.
Baca Juga: Jika Taiwan Diserang, Rudal Australia Hadang China
Menurut Blinken, negara-negara itu 'berkonsultasi dengan sangat dekat' tentang langkah-langkah lebih lanjut, yang mungkin diambil sebagai tanggapan terhadap Korea Utara, tetapi tidak menjelaskannya secara spesifik.
Ketiganya merilis pernyataan bersama yang menyerukan Korut untuk terlibat dalam dialog, dan menghentikan 'kegiatan melanggar hukum'.
Ketiga menteri ini juga menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki niat bermusuhan degan Korut, dan terbuka untuk bertemu Pyongyang tanpa prasyarat.