Selain terlatih, kalangan muda ini tak bisa diremehkan karena fisik yang masih tangguh dan memiliki pengalaman militer melawan milisi-milisi pemberontak dukungan Rusia.
Semisal di Donbas, wilayah Ukraina, atau pernah berperang ketika Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea.
Presiden Zelenskyy -yang dalam beberapa hari terakhir ini terus menenangkan bangsanya di tengah ketakutan akan invasi Rusia yang akan segera terjadi- menyatakan bahwa dekrit tersebut bukan karena perang.
“Keputusan ini agar perdamaian segera, dan lebih jauh lagi,” katanya.
Sementara itu, dilaporkan dari Moskow, Ibukota Rusia bahwa Kremlin membantah laporan bahwa pihaknya mengirimkan tanggapan tertulis kepada Washington atas proposal AS.
Baca Juga: Politikus Ukraina Khianati Negaranya: Persiapkan Pemerintahan Baru dengan Intelijen Rusia
Proposal itu disebut-sebut ditujukan untuk meredakan krisis Ukraina, sehari setelah AS dan Rusia saling tuding secara tajam di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.
Kremlin sedang mencari jaminan yang mengikat secara hukum dari AS dan NATO bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan blok tersebut, menghentikan penyebaran senjata NATO di dekat perbatasan Rusia, dan pasukan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu akan ditarik kembali dari Eropa Timur.
Tuntutan tersebut, yang ditolak oleh NATO dan AS sebagai nonstarter, datang di tengah kekhawatiran bahwa Rusia kemungkinan menyerang Ukraina, sehingga memicu penumpukan sekitar 100.000 tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.