Rudal Hwasong-12 adalah senjata darat-ke-darat berkemampuan nuklir, dengan jangkauan maksimum 4.500 kilometer (2.800 mil) ketika ditembakkan pada lintasan standar.
Ini adalah jarak yang cukup untuk mencapai Guam, rumah bagi pangkalan militer AS, yang di tengah ketegangan pada masa lalu, mengirim armada pesawat tempur canggih ke Semenanjung Korea untuk unjuk kekuatan.
Pada Agustus 2017, di puncak permusuhan dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump saat itu, Korut mengancam akan membuat'api yang menyelimuti' di dekat Guam dengan serangan Hwasong-12.
Baca Juga: Jika Taiwan Diserang, Rudal Australia Hadang China
Dilansir Kalbar-Terkini.Com dari The Associated Press, Senin siang ini, uji coba peluncuran rula itu pada Minggu kemarin, bisa menjadi awal serangkaian provokasi yang lebih besar oleh Korut.
Provokasi-provokasi itu, seperti uji coba nuklir dan rudal jarak jauh, telah menimbulkan ancaman langsung ke daratan AS.
Ketika Korut mencoba untuk lebih menekan pemerintahan Presiden Joe Biden, dan menunjukkan reaksinya atas potensi sanksi lebih lanjut dari AS.
Beberapa ahli menilai, uji coba itu dimaksudkan untuk memenangkan keringanan sanksi atau pengakuan internasional sebagai negara nuklir yang sah.
Baca Juga: Rudal Iskander Bunuh 94 Warga Sipil, Azerbaijan Seret Armenia ke Pengadilan Internasional
Kantor Berita Pusat Korea, KCNA, melaporkan bahwa tujuan tes itu untuk memverifikasi keakuratan keseluruhan dari Hwasong-12 yang sedang dikerahkan di militernya.