Di antaraya, untuk melindungi hulu ledak dari panas ekstrem, dan tekanan saat memasuki kembali atmosfer bumi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korut telah meluncurkan berbagai sistem senjata, dan mengancam akan mencabut moratorium empat tahun untuk uji coba senjata yang lebih serius, seperti ledakan nuklir, dan peluncuran ICBM.
Peluncuran pada Minggu kemarin adalah putaran ketujuh peluncuran rudal Korut pada Januari 2022 ini saja.
Adapun senjata lain yang diuji baru-baru ini, termasuk rudal hipersonik yang sudah dikembangkan, dan diluncurkan dari kapal selam.
Analis Cheong Seong-Chang di Institut Sejong swasta di Korsel menyatakan, peluncuran Hwasong-12 dipandang sebagian melanggar moratorium uji senjata Korut.
Pada April 2018, ketika Korut menangguhkan uji coba nuklir dan ICBM, menjelang diplomasi yang berakhir tidak aktif dengan pemerintahan Trump.
Awalnya, jelang pertemuan Kim dan Trump, Kim menyatakan pihaknya tidak perlu lagi menguji rudal jarak menengah.
Cheong menambahkan, Korut kemungkinan akan menguji peluncuran rudal jarak jauh yang ada, jika AS mempelopori sanksi baru.
Pakar lain menilai, Korut juga bisa melakukan uji coba nuklir.
Sebab, Korut telah secara terbuka berjanji untuk menambahkan ICBM dan hulu ledak nuklir, yang lebih kuat di gudang senjatanya.