Rudal-rudal ini termasuk ICBM jarak jauh dengan kemampuan serangan presisi.
ICBM dibekali bahan bakar padat, sehingga meningkatkan mobilitas senjata, merupakan rudal multi-hulu ledak, dan juga dilengkapi satelit mata-mata, serta hulu ledak berukuran super.
Setelah peluncuran pada Minggu lalu, para pejabat Gedung Putih menegeaskan bahwa mereka melihat uji coba rudal terbaru itu.
Sebagai bagian dari serangkaian provokasi yang meningkat selama beberapa bulan terakhir, yang semakin mengkhawatirkan.
Pemerintahan Biden berencana untuk menanggapi uji coba rudal terbaru ini dalam beberapa hari mendatang, dengan langkah yang tidak ditentukan.
Tujuannya, menunjukkan kepada Korut bahwa Pemerintah AS berkomitmen untuk melindungi keamanan sekutunya di wilayah tersebut.
Menurut seorang pejabat senior pemerintah, yang memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonimitas.
Pejabat itu menambahkan, Pemerintah AS memandang uji coba rudal pada Minggu lalu itu sebagai yang terbaru, dari serangkaian provokasi Korut untuk mencoba memenangkan keringanan sanksi dari AS. konstruktif saat ini.
Pejabat Korea Selatan dan Jepang juga mengutuk peluncuran itu, karena melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang negara itu menguji coba rudal balistik dan senjata nuklir.
Diplomasi yang dipimpin AS, yang bertujuan meyakinkan Korut untuk meninggalkan program nuklirnya.