Ivanka Trump bakal Bersaksi untuk Penjarakan Ayahnya dalam Kasus Kerusuhan Capitol

- 21 Januari 2022, 14:27 WIB
Ivanka Trump menyebut perusuh sebagai 'Patriot Amerika'.
Ivanka Trump menyebut perusuh sebagai 'Patriot Amerika'. /NDTV.com

KALBAR TERKINI - Ivanka Trump bakal Bersaksi untuk Penjarakan Ayahnya dalam Kasus Kerusuhan Capitol

TAK ada pesta yang tak akan berakhir. Donald Trump pun akan dipenjarakan sangat lama menyusul perbuatan pidananya yang berlapis-lapis hingga delik yang subversif.

Kasus-kasus penipuan oleh Trump dengan modus operandi mark up harga properti demi mendapatkan kredit perbankan, sudah masuk di tingkat kejaksaan.

Baca Juga: Donald Trump Sekeluarga Terancam Dibui, Lakukan Penipuan Penggelembungan Nilai Aset Selama Menjabat Presiden

Sedangkan dalam kasus subversif, berupa memprovokasi pendukungnya untuk menyerang Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, sedang disidik oleh komite khusus Penyelidik DPR AS.

Dalam kasus subversif ini, terdapat banyak bukti yang sudah di tangan Penyelidik DPR AS.

Di antaranya, Trump merekayasa serangan ke Capitol, tak lama setelah kekalahannya dari Joe Biden, usungan Partai Demokratt dalam Pemilu Presiden AS pada Desember 2020.

Menjelang kerusuhan di Capitol, Trump terus berkoar-koar bahwa kekalahannya tidak jujur karena pihak Biden ditudingnya melakukan manipulasi suara pemilih yang seharusnya mendukungnya.

Baca Juga: Donald Trump Pemarah bagai Donal Bebek, Facebook: Dicekal sampai 2023!

Adapun salah satu bukti bahwa kerusuhan itu didalangi Trump, adalah ketika terjadi gelagat bahwa massa akan segera menyerang Capitol.

Trump tidak mengeluarkan perintah apa pun untuk meminta Penjaga Nasional AS, atau menelepon departemen kehakiman guna meminta pengerahan personel keamanan ke Capitol.

Sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.Com dari The Guardian, Kamis, 20 Januari 2022, semua bukti itu juga tercantum dalam 700-dokumen di Ruang Oval Gedung Putih, kantor Presiden AS.

Baca Juga: Donald Trump Meradang: Apartemen-apartemen Mewahnya tak Laku

Mahkamah Agung (MA) AS pada Rabu malam lalu telah permintaan Trump agar MA memblokir pelepasan lebih dari 700 dokumen Gedung Putih paling sensitif, yang berusaha disembunyikan oleh Trump dari komite terpilih Penyelidik DPR AS.

Pihak MA AS juga sudah mengeluarkan surat pemanggilan terhadap Ivanka Trump, puteri Trump, untuk bekerja sama dengan komite serangan Capitol yang ditangani oleh Penyidik DPR AS.

Penyelidik DPR AS akan berusaha mendapatkan kesaksian dari putri pertama Trump, karena Ivanka adalah bagian penting dari lingkaran dalam Trump.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Google dan Twitter: Posisi Facebook Dilematis

Ketua Tim Penyelidik DPR AS Bennie Thompson menyatakan akan 'mengundang beberapa orang untuk datang dan berbicara dengan pihaknya'.

Penyelidik DPR AS: Kesaksian Sukarela Ivanka

Komite ini bakal meminta Ivanka untuk muncul dalam deposisi sukarela guna menjawab pertanyaan tentang upaya Trump menghentikan sertifikasi kemenangan pemilihan Biden.

Langkah panel tersebut menandai fase baru yang agresif terkai penyelidikan kerusuhan Capitol, ketika penyelidik DPR AS mencari kesaksian untuk pertama kalinya dari seorang anggota keluarga Trump tentang potensi kriminalitas dari pihak mantan presiden itu.

Thompon yang juga anggota Kongres AS menyatakan dalam surat setebal 11 halaman kepada Ivanka bahwa panel ingin bertanya tentang rencana Trump untuk menghentikan sertifikasi, dan tanggapan Ivanka atas serangan Capitol, termasuk penundaan penempatan Penjaga Nasional oleh ayahnya selaku Presiden AS ketika itu.

Baca Juga: Facebook Tinjau Lagi Akun Trump: Hasilnya Segera Diumumkan

Ivanka adalah penasihat senior ayahnya selama masa kepresidenannya, begitu pula suaminya, Jared Kushner.

Keduanya adalah pasangan kuat yang sangat dekat dengan cara kerja internal Gedung Putih di era Trump.

Pertanyaan untuk Ivanka tampaknya diarahkan ke masalah utama: apakah ayahnya mengawasi konspirasi kriminal pada 6 Januari 2021 di Capitol, yang juga melibatkan upanya menghalangi proses Kongres AS dalam melantik Biden danwakilnya Kamala Harris sehingga merupakan suatu kejahatan.

Surat itu menyatakan bahwa panel pertama-tama ingin menanyai Ivanka tentang apa yang diingatnya tentang pertemuan di Ruang Oval yang memanas pada pagi hari pemberontakan, 6 Januari 2021.

Baca Juga: 'Curhat' Presiden Iran tentang Donald Trump: Ternyata Orang Gila Kendalikan Amerika!

Ketika itu, menurut isi surat, mantan Presiden Trump mencoba untuk mengkooptasi wakilnya, Mike Pence untuk menolak kemenangan Biden.

Mantan presiden itu sedang berbicara di telepon dengan wakil presiden saat itu dalam pertemuan di Ruang Oval dengan Ivanka dan Keith Kellogg, seorang ajudan utama Pence, menurut isi surat.

Ketika Pence menolak permintaan berulang dari Trump, Ivanka menoleh ke Kellogg dan mengatakan: "Pence adalah orang yang baik".

Thompson menyatakan dalam surat itu bahwa panel ingin mempelajari lebih lanjut tentang pertukaran dengan Pence, yang didengar oleh Ivanka, serta percakapan lain tentang menghalangi penghitungan suara pada sesi gabungan Kongres AS pada 6 Januari 2021, yang mungkin disaksikannya atau diikuti.

“Komite memiliki informasi yang menunjukkan bahwa penasihat Gedung Putih Presiden Trump mungkin telah menyimpulkan bahwa tindakan yang Presiden Trump arahkan kepada Wakil Presiden Pence akan … jika tidak, akan ilegal. Apakah Anda membahas masalah ini?” kata surat itu.

Tekan Mike Pence, Trump Langgar Hukum

Thompson menambahkan bahwa Penyelidik DPR AS memiliki pertanyaan tambahan tentang apakah Ivanka dapat menjelaskan apakah dia telah diberitahu bahwa tindakan seperti itu mungkin melanggar hukum, namun tetap bersikeras menekan Pence untuk memasangnya kembali untuk masa jabatan kedua.

Surat itu menambahkan, komite terpilih juga tertarik untuk belajar lebih banyak dari Ivanka tentang tanggapan ayahnya terkait serangan di Capitol, dan diskusi di dalam Gedung Putih tentang tweet Trump, yang mengecam Pence karena tidak menyetujui rencananya.

Menurut Thompson, pertanyaan yang mengganggu Ivanka, yang menurut para pembantu Gedung Putih memiliki peluang terbaik untuk membuat mantan presiden mengutuk para perusuh - adalah apa yang dia lakukan tentang situasi tersebut, dan mengapa ayahnya tidak memanggil para perusuh dalam pidato Gedung Putih.

Surat itu juga menegaskan bahwa Penyidik DPR AS juga ingin bertanya kepada Ivankan tentang apa yang diketahuinya terkait penundaan yang lama dalam penempatan Penjaga Nasional ke Capitol, yang memungkinkan pemberontakan membanjiri Capitol hingga sore hari pada 6 Januari 2021.

Berbicara kepada Guardian dan sekelompok kecil wartawan pada Kamis lalu, Thompson menyatakan bahwa fokus langsung penyelidikan itu adalah kepada putri mantan presiden, dan bukan panggilan pengadilan kepada anggota Kongres AS dari Partai Republik, partai pengusung Trump

Thompson menambahkan, panel akan 'mengundang beberapa orang untuk datang dan berbicara dengan pihaknya. "Bukan anggota parlemen yang sekarang, tapi Ivanka Trump,: tegasnya.

Adapun dengan kekalahan Trump dalam Pilpres AS 2020, maka berarti dokumen-dokumen itu – termasuk buku harian kepresidenan, catatan dan memo dari file para pembantu utama termasuk mantan kepala staf Gedung Putih Mark Meadows – dapat menjelaskan serangan Capitol untuk dapat ditransfer ke Kongres AS.***

 

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah