Menlu Iran: Diplomasi dan Perang Saling Melengkapi

- 2 Mei 2021, 18:47 WIB
DUA SAHABAT - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (kanan) dan  Jenderal Qasem Soleimani, komandan  pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran (kiri)./PHOTO: IRNA/
DUA SAHABAT - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (kanan) dan Jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran (kiri)./PHOTO: IRNA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

TEHERAN, KALBAR TERKINI -  Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memberikan pernyataan keras bahwa  diplomasi dan medan perang adalah dua bagian yang saling   melengkapi dan melayani bangsa secara berdampingan.

Menurut Zarif, diplomasi bukanlah saingan kekuatan militer, seperti yang diasumsikan sejumlah orang. Anggapan bahwa diplomasi  penting,  maka itu dinilainya sebutan dari kalangan yang pasrah (kepada musuh).

"Hal itu tidak benar," katanya dalam upacara pembukaan Masyarakat Diplomasi Iran  di Teheran, Ibu Kota Iran, Sabtu, 1 Mei 2021.

Baca Juga: Google dan Roku Berperang: Alamak, ini Masalahnya!

Zarif menambahkan, diplomasi dalam melayani bangsa  selalu berdampingan di medan perang.  Zarif merujuk kedekatannya dengan  Jenderal Qasem Soleimani,   komandan  pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran, unit operasi luar negeri negara Islam Iran, yang  tewas  dalam serangan udara terencana AS di masa Presiden Donald Trump, dekat Bandara Internasional Baghdad,  Irak,  Jumat, 3 Januari 2020.

Setiap Selasa,  sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari IRNA, Sabtu,  Zarif dan Jenderal Soleimani -yang disebutnya sebagai martir- selalu bertemu, dan membahas tentang makna diplomasi dan medan perang.

Menurut Zarif, kedua kata itu dapat berfungsi secara berdampingan,  dan memutuskan kapan pun medan perang dibutuhkan. "Diplomasi, kami akan melakukan itu, dan kapan pun medan perang membutuhkan diplomasi, kami akan menggunakannya,"  kata Zarif.

Baca Juga: Vanessa Pappas, CEO TikTok: Dunia adalah Realitas Miliaran Dolar

Menteri Luar Negeri Iran ini lebih lanjut menggarisbawahi peran Soleimani dalam pembicaraan damai Iran-Afghanistan,  dan menyatakan bahwa tanpa dukungan berharga dari Soleimani, maka pembicaraan dengan Afghanistan tidak akan mencapai banyak keberhasilan.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah