“Ketegangan militer telah meningkat. Penduduk desa memutuskan untuk mengungsi, karena pertempuran bisa terjadi kapan saja, termasuk kemungkinan dibom oleh jet tempur," lanjutnya.
Pendeta Seng Awng dari Konvensi Baptis Kachin di Kotapraja Momauk menjelaskan, gereja telah melindungi setidaknya 150 rumah tangga, atau sekitar 600 orang “Mereka datang kepada kami karena mereka adalah Baptis. Yang lainnya mengungsi di biara, ”katanya.
“Karena beberapa orang terbunuh oleh artileri, mereka melarikan diri dari desa. Mereka tidak punya waktu untuk mengambil barang apa pun. Kami menyediakan apa yang mereka butuhkan, termasuk akomodasi dan makanan, ”tambah Pendeta Seng Awng.
Biara Buddha dan Gereja Katolik di Kotapraja Bhamo juga menyediakan perlindungan bagi sekitar 900 penduduk desa-desa dari Momauk.
Ketegangan militer meningkat di Momauk sejak KIA menyerang dua pos polisi dan pangkalan militer di Jembatan Tarpein, Minggu, 11 April 2021.
Empat penduduk desa tewas oleh artileri militer.
Pertempuran juga dilaporkan terjadi di dekat pangkalan strategis Alaw Bum. Pada akhir Maret 2021, KIA merebut posisi kunci di dekat perbatasan China kitu, mendorong militer untuk melancarkan beberapa serangan udara untuk merebut kembali pangkalan tersebut.
Tentara etnis yang tangguh ini masih menduduki pangkalan itu, dan diperkirakan menewaskan sekitar 100 tentara junta termasuk seorang komandan batalion, telah tewas dalam pertempuran sengit.
Saling Serang dengan Artileri Berat
Dikutip dari Myanmar Now, ratusan orang meninggalkan rumah mereka sejak Minggu, 18April 2021, ketika pertempuran semakin meningkat antara KIA dan Tatmadauw di Kota Hpakant. KIA dan Tatmadauw saling serang menggunakan artileri berat.