"Ke depannya, kami ingin masyarakat mengelola sendiri vaksin virus corona dan jenis vaksin lainnya. Saya akan melakukan yang terbaik, agar teknologi ini digunakan untuk vaksinasi Covid-19," kata Nishizawa, dikutip Kalbar-Terkini.com dari Japan Times.
Tim Nishizawa telah berupaya meningkatkan aspek-aspek tersebut dengan menggunakan listrik bertenaga rendah.
Baca Juga: Dalami Sebaran Covid-19 Pada Tenaga Kesehatan, Rumah Sakit Daerah di Sintang Ditutup 36 Jam
Hal ini memungkinkan serangkaian jarum mikro berpori memberikan lebih banyak obat nantinya ke dalam kulit dan menyerap lebih cepat.
Jarum mikro berpori saat ini sudah digunakan secara komersil untuk penyakit migrain.
Listrik yang digunakan ditenagai oleh sel biofuel, sebuah teknologi yang dikembangkan sekelompok penelitian dan menghasilkan listrik di permukaan kulit menggunakan enzim.
Meski butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan persetujuan pemerintah terkait penerapan teknologi ini pada vaksin, Nishizawa berharap teknologi itu akan digunakan untuk Vaksin Covid-19 di masa depan.
Vaksin Corona model plester juga dikembangkan Dr Lbachir BenMohamed, yang memimpin penelitian di Fakultas Kedokteran University of California Irvine, Amerika Serikat.
Dia mengatakan pihaknya berinovasi mengubah vaksin virus Corona dari suntikan ke bentuk plester. Ini akan membuat distribusi lebih mudah.