Menlu Iran mendesak perlunya melindungi fasilitas nuklir dan ilmuwan negara menyusul tiga kali serangan di Nathans dan telah terbunuhnya ilmuwan nuklir paling top Iran.
Menurutnya, para pejabat Israel akan menerima 'tanggapan' dari Iran terkait negoisasi nuklir di Wina.
"Jika mereka berpikir bahwa kami akan lebih rendah dalam negosiasi, mereka harus tahu, bahwa tindakan putus asa ini (serangan ke Nathanz) membuat sikap kami semakin kuat dalam negosiasi," kata Zarif.
Ditambahkan, pihak yang bernegosiasi juga harus tahu bahwa jika mereka dulu menghadapi fasilitas pengayaan dengan mesin generasi pertama, sekarang situs Natanz dapat dipenuhi dengan sentrifugal canggih. Kemampuan pengayaannya bahkan beberapa kali lebih tinggi.
Patah Tulang
Kamalvandi menegaskan, program nukli pemerintahnya tidak perlu diragukan akan gagal. "Saya yakin, kami berhasil dalam industri nuklir. Jadi, orang Iran tidak meragukannya," katanya.
Menurut Kamalvand, insiden di fasilitas pengayaan nuklir di Natanz tidak menyebabkan polusi atau korban jiwa manusia.Penyebab kerusakan di sistem distribusi listrik fasilitas itu sedang diselidiki dan informasi lebih lanjut akan segera diumumkan.
Laporan menyatakan, beberapa jam setelah peristiwa, Kamalvandi mengunjungi lokasi tersebut bersama Kepala AEOI Ali Akbar Salehi dan mengalami cedera saat melakukan pemeriksaan.
Kepala universitas kedokteran di kota terdekat Kashan, Alireza Moraveji mengakui kepada media lokal, insiden itu terjadi selama pemeriksaan, dan Kamalvandi jatuh dari ketinggian tujuh meter.
"Kesehatan Kamalvadi secara keseluruhan memuaskan. Tapi, terjadi patah tulang di pergelangan kaki dan kepalanya," jelasnya.