Hari Ini, Enam Pendemo Myanmar Ditembak Mati: Ayo Berdonasi buat Jurnalis-jurnalis Pemberani!

- 11 Maret 2021, 20:33 WIB
KORBAN TEWAS - Para pengunjuk rasa menunjukkan luka-luka yang diderita rekan mereka hingga tewas oleh tembakan senjata tentara ./YANMAR NOW/
KORBAN TEWAS - Para pengunjuk rasa menunjukkan luka-luka yang diderita rekan mereka hingga tewas oleh tembakan senjata tentara ./YANMAR NOW/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

 

MYAING.  KALBAR TERKINI -   Enam pengunjung rasa tertembak mati dari jarak dekat, infaenterimenandai kian meingkatnya eskalasi kekerasan oleh aparat keamanan terhadap masyarakat di wilayah Magwe, Kota Myaing, Myanmar, sekitar pukul 11.00 waktu setempat, Kamis, 11 Maret 2021. 

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Myanmar Now, personel bersenjata  berusaha untuk terus menahan sekelompok demonstran, sehingga terjadi pertikaian di antara mereka. Perkelahian itu diikuti dengan tembakan langsung yan menewaskan enam dari pengunjuk rasa. 

“Salah satu pengunjuk rasa ditembak di dekat pangkal paha. Seorang lainnya ditembak di kepala. Sisi kanan kepalanya hancur karena benturan peluru, ”kata seorang pengunjuk rasa yang menyaksikan penembakan itu kepada Myanmar Now. 

Keenam orang yang tewas adalah laki-laki. Yang tertua berusia 36, dan tiga di antaranya berusia di bawah 30 tahun, menurut penduduk yang melihat tubuh mereka di kamar mayat rumah sakit umum setempat. Dua korban dari kamar mayatMyaing, dan empat lainnya dari desa terdekat. 

Baca Juga: Militer Paksa Gunakan Senapan Mesin, Polisi Myanmar: Kami Disuruh Tembak Mati Demonstran!

Baca Juga: Warga Argentina Minta Investigasi Kematian Maradona, Pendemo: Dia Tidak Mati tapi Dibunuh

Baca Juga: Terorisme Merajalela, Paus Francis Kutuk Produsen Senjata

Protes melawan kediktatoran militer dimulai di Kotapraja Myaing pada awal Februari 2021, seperti yang terjadi di seluruh Myanmar. Penduduk setempat mencatat bahwa tindakan keras pada Kamis ini menandai peningkatan taktik respons pasukan keamanan, yang untuk pertama kalinya terjadi sejak perlawanan dimulai, karena mereka mulai menembaki publik. 

"Pada hari-hari sebelumnya, polisi bernegosiasi dengan para pengunjuk rasa, [meminta mereka] untuk tidak keluar dan melakukan protes," kata seorang penduduk Myaing.

“Mereka memperingatkan bahwa mereka diberi perintah untuk menembak. Ini adalah pertama kalinya ada tindakan keras dengan penembakan di Myaing. Padahal pada hari-hari sebelumnya, mereka tidak menembak atau menangkap siapa pun," lanjutnya. 

Dia juga mengatakan bahwa segera setelah penembakan fatal pada Kamis ini, penduduk setempat telah diberitahu bahwa truk militer tiba di Myaing dari Pakkoku, tempat Divisi Infanteri Ringan (LID) 101 berpangkalan, bersama dengan Batalyon Infanteri Ringan (LIB) 235 dan 251. 

Penembakan mematikan serupa dengan yang terjadi di Myaing juga dilaporkan pada Kamis ini di Kota Mogok, Myanmar bagian atas, di wilayah Kota Mandalay, serta di Kotapraja North Dagon Yangon, dengan setidaknya satu orang tewas di kedua wilayah tersebut.  

Seorang pengunjuk rasa lainnya juga dilaporkan ditembak di kepala saat dilakukan tindakan keras terhadap aksi protes di pusat Kota Mandalay pada Kamis ini. Informasi lebih lanjut tidak tersedia pada saat pelaporan. 

Sedikitnya 60 orang telah tewas, ratusan terluka, dan hampir dua ribu orang ditahan oleh rezim Myanmar sejak kudeta militer 1 Februari 2021. Sebagai tanggapan, jutaan orang turun ke jalan di seluruh negeri sebagai protes atas kediktatoran. 

Sementara pembunuhan, penyiksaan dan penangkapan pengunjuk rasa, tak menghentikan demonstrasi massal di pusat kota Yangon. Perlawanan publik terhadap kediktatoran militer Myanmar terus berlanjut di kota pinggiran Yangon di Okkalapa Utara, Dagon Utara, Thingangyun dan Hlaing, serta di kota-kota lain di seluruh negeri. 

Mari Donasi bagi para Jurnalis  

Ketika rezim militer baru menangkap dan mengancam jurnalis, media independen di Myanmar menjadi sangat penting. "Reporter kami mengambil risiko besar untuk menulis secara rinci tentan pergolakan yang terjadi setelah kudeta 1 Februari 2021," kata pihak Myanmar Now. 

"Masa depan sangat tidak pasti, tetapi Myanmar Now berkomitmen untuk melanjutkan pelapora independennya. Untuk melakukannya, kami membutuhkan bantuan Anda. Kontribusi dari pembaca seperti Anda, memungkinkan kami untuk beroperasi, dan memastikan kami memiliki sumber daya untuk melakukannya seaman mungkin. Kami adalah organisasi kecil, jadi kontribusi Anda akan sangat berarti," kata Myanmar Now

"Anda akan langsung mendanai cerita dan membayar gaji reporter kami sehingga kami dapat melanjutkan pekerjaan penting kami. Donasi rutin bulanan sangat kami hargai.Anda dapat mendukung kami dengan melakukan deposit melalui PayPal atau rekening kami di Commonwealth Bank of Australia," lanjut Myanmar Now. 

https://myanmar-now.org/en/donate 

Nama Akun PayPal [email protected]

 

Sumber: Myanmar Now

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah