Pasukan Rusia Terdesak di Kherson, Moskow segera Luncurkan Senjata Nuklir?

20 Oktober 2022, 06:02 WIB
Rusia klaim pasukannya pukul mundur Ukraina di Donetsk dan Kherson. /Tangkap layar/donetsk/

KALBAR TERKINI - Serangan gencar pasukan Ukraina ke wilayah Kherson memicu kemungkinan militer Rusia menggunakan 'suatu pilihan yang sangat sulit'.

Komandan militer Rusia di wilayah Ukraina Jenderal Angkatan Darat Rusia Sergey Surovikin memperingatkan, pihaknya kemungkinan harus membuat 'keputusan yang sulit'.

Dengan pernyataan ini, bisa saja Rusia meluncurkan senjata nuklirnya menghadapi militer Ukraina yang dipersenjatai oleh negara-negara anggota NATO.

Baca Juga: Moskow Kembalikan Tahanan, Dua Tentara Wanita Ukraina Malah Ingin Tinggal di Rusia!

Sebagaimana sudah dinyatakan Rusia, senjata pamungkas tersebut hanya akan digunakan jika ada wilayah kedaulatan Rusia 'sudah sangat terancam' oleh musuh.

Komandan operasi militer Rusia di Ukraina, yang baru menjabat ini mengakui, situasi di dekat kota perbatasan Rusia-Ukraina ini tegang.

Hanya saja, pasukan Rusia di Kherson mengakui masih sanggup menangis gencarnya serangan pasukan Ukraina di dekat kota itu.

Serangan itu terjadi lewat bombardemen sejumlah besar drone jarak menengah dan drone pengintai Bayraktar.

Baca Juga: Neo-Nazi Membunuh Massal, Tuding Rusia Pelakunya: Moskow Bersumpah Kejar hingga ke Liang Kubur!

Itu sebabnya pasukan Rusia dilaporkan sedang mengevakuasi warga sipil di kota perbatasan Ukraina-Rusia itu.

Kherson adalah wilayah Ukraina, yang rakyatnya menyatakan diri bergabung dengan Rusia menyusul referendum pada September 2022 bersama sejumlah wilayah Ukraina lainnya.

Dilansir Kalbar Terkini.com dari koran yang dikelola Pemerintah Rusia, Russsia Today (RT), Rabu, 19 Oktober 2022, serangan drone Ukraina tersebut berada di luar jangkauan pertahanan udaranya.

RT melaporkan, pasukan Ukraina sedang bergerak menuju Kherson, mengutip informasi dari media dan pejabat lokal.

Baca Juga: Militer dan Pemerintah Ukraina Dikuasai neo-Nazi, Panglima Militernya Ledek Rusia!

Pihak berwenang Rusia telah mulai merelokasi penduduk ke arah timur melintasi Sungai Dnieper.

Kherson terletak di tepi barat Sungai Dnieper, yang memungkinkannya terkena serangan Ukraina.

Masih pada Rabu, wakil kepala pemerintahan lokal, Kirill Stremousov melaporkan peningkatan serangan Ukraina sebanyak hingga dua batalyon infanteri.

“Setelah pengeboman awal oleh artileri, kelompok itu melakukan serangan," kata Stremousov.

"Ada sejumlah besar drone jarak menengah musuh dan drone pengintai Bayraktar yang berada di luar jangkauan pertahanan udara,” katanya di media sosial.

“Pada titik waktu ini, semua serangan telah ditangkis. Kami memegang garis pertahanan, ” lanjut pejabat itu.

Otoritas regional dan kota sebelumnya telah menawarkan jaminan bahwa Rusia tidak berniat mengizinkan Ukraina mengambil alih Kherson.
Pada saat yang sama, pejabat Rusia memperingatkan, langkah ini Ukraina menimbulkan ancaman bagi warga kota.

Pada Selasa, kepala wilayah, Vladimir Saldo, mengumumkan bahwa penduduk sipil Kherson akan dipindahkan ke sisi lain Sungai Dnieper.

Salo memperingatkan bahwa Ukraina dapat menghancurkan bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka di hulu.

Ini akan membuat penyeberangan sungai menjadi lebih sulit untuk beberapa waktu.

Dalam komentar terakhirnya, dia memperkirakan bahwa lebih dari 5.000 warga sipil telah dipindahkan dari Kherson dalam waktu kurang dari dua hari.

Beberapa orang yang pindah akan ditampung sementara di bagian timur wilayah itu.

Sedangkan warga lainnya akan ditempatkan di lokasi lain di Rusia, menurut klarifikasi pada Rabu.

"Hotel tepi laut dan fasilitas musiman lainnya saat ini tersedia," tambahnya.

Pemerintah daerah juga pindah dari Kherson. dan akan berbasis di sisi kiri Dnieper, tambah pejabat itu.

Sementara itu, Surovikin menggambarkan situasi di dekat Kherson dalam sebuah wawancara di saluran TV Rossiya 24 sebagai 'tegang'.

Sebagian besar wilayah Kherson direbut oleh pasukan Rusia pada minggu-minggu awal operasi militernya.

Rakyat Kherson telah memilih melepaskan diri dari Ukraina, dan bergabung dengan Rusia, sesuai permintaan Moskow.

Kiev menganggap wilayah itu untuk sementara diduduki, dan telah berjanji menggunakan kekuatan militer untuk membawanya kembali di bawah kendali.***

Sumber: Russia Today

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today

Tags

Terkini

Terpopuler